Kenapa Harus SMK ? (Bagian -2)
Kenapa Harus SMK ?
(Dag Dig Dug ) oleh : Sri Hastuti, M.Pd
#Perjalanandismk #1
Tahun 2009 adalah tahun terberat yang kurasakan. Kepindahanku ke SMK pada bulan maret dimana pembelajaran sudah berada di tengah semester. Kelas XII sedang menyiapkan diri untuk Ujian Nasional. Kira-kira tinggal sebulan lagi. Jadi kalau mau mengajar di kelas XII kan tak mungkin ya.
Awal kedatanganku di sekolah ( bersama teman) ini terasa berat. Sungguh seperti membawa beban berat. Memasuki gerbang saja banyak pertanyaan muncul di kepalaku. Apakah benar akan mengajar di sini? Bisakah aku nanti menjadi guru di sini? Mampukah aku menghadapi murid yang hampir 100% laki-laki? Tapi tak mampu ku jawab saat itu. Terhenti di gerbang sekolah, sesaat ketika motor temanku berhenti tepat di tempat parkiran.
Wah, sampai juga aku di sini. Sekolah yang berdiri kokoh sejak tahun 1993. Sekolah teknologi pertama di kabupatenku. Yang selama ini aku pun tak ingin mengetahuinya. Terkesan acuh terhadap sekolah. Setelah 5 tahun aku hanya mengetahui tentang SMP dan teman-teman yang tergabung di SMP saja. Memandang kedepan aku melihat bangunan yang sebagai bangunan induk adalah kantor. Tempat berkumpulnya guru dan pegawai tata usaha.
Jantungku berdegup kencang, dag-dig-dug terasa tak teratur. Ada kegugupan yang ku rasakan. Masih ada resah dan kegalauan yang mendera. Meyakinkan diri untuk menemui kepala sekolah. Temanku menguatkan untuk melangkahkan kaki. “majulah ni (panggilan kakak dalam bahasa minang), temui bapak kepala sekolah diruangan” katanya padaku. Aku mengangguk dan melangkah menuju ruang kepala sekolah, sedangkan temanku tadi menuju ruang majelis guru.
Berja;an dari teras menuju kantor, terdapat 2 buah meja yang merupakan tempat guru piket. Tersenyum bersama beberapa guru. Ada satu orang guru yang ku kenal saat itu. Namun tak bisa bercerita banyak karena tujuan utamaku adalah menemui kepala sekolah. Berjalan ke arah kiri, aku menemui kepala sekolah yang sedang berada di ruangannya. Beliau mempersilakanku untuk masuk. Dan menanyakan ada keperluan apa. Aku memperkenalkan diri dan menyerahkan SK mutasiku. Beliau menatapku, beberapa saat dan tersenyum.
Mau tau apa yang terjadi selanjutnya?
Kenapa tahun 2009 ku katakan berat? Yuk baca terus kelanjutan ceritanya Esok ya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar