Navigasi Web

Menatap Senja

Ariel terdiam, Ia baca kembali pesan di handphonenya. Bu Dewi yang sejak tadi melihat gelagat anaknya ikut nimbrung dan mau tahu apa yang sebenarnya yang sedang dipikirkan anaknya itu.

“Sayang….kamu kenapa?”

“Nggak apa-apa Ma.”

“Jangan bohomg sama mama, kamu itu baru lhat handphone terus langsung diam dan bengong. Ada apa sih, cerita sama mama.”

“Ini Ma…Alvine ngajak ketemua katanya ada yang mau dibicarakan.”

“Tentang bisnis?”

“Nggak ada bilang sih Ma. Tapi aku juga bingung.”

“Kenapa?”

“Aku juga mau ketemuan sama Ana sore nanti.”

“Terus, kamu mau pilih yang mana?”

“Bingung Ma, aku sudah terlanjur janji sama Ana. “

“Ya sudah…kan kamu sudah janjian sama Ana terlebih dahulu baru Alvine chat mau ketemuan, menurut mama, kamu ketemu Ana aja dulu, ntar dengan Alvine bisa lain waktu.”

“Nanti Alvine kecewa dong Ma.”

“Terus gimana kalau Ana yang kecewa? Gimana kamu bisa buat dia nyaman, kalau kamu ngecewain dia.”

“Mama bener juga, aku balas pesan Alvine dulu deh.”

Ariel membalas pesan dari Alvine, Ia berencana mengganti waktu ketemuan dengan sahabatnya itu.

“Ya sudah Ma…aku siap-siap dulu ya, mau jalan.”

“Iya sayang…”

Ariel masuk ke kamranya dan bersiap untuk ketemuan dengan pujaan hatinya, padahal baru saja kemarin mereka jalan berdua, hari ini janji ketemuan lagi. entah mengapa sekarang Ariel justru ingin sering-sering ketemu Ana. Padahal juga setiap hari ketemu di kantor.

Di sisi lain, Ana sedang duduk santai di teras belakang rumahnya bersam mama dan juga Tari. Mereka bercerita tentang semuanya termasuk saat olahraga tadi pagi.

Tiba-tiba Si Bibik datang menghampiri…

“Neng…ada tamu…”

“Tamu aku Bik?”

“Iya… katanya nyari Neng Ana.”

“Siapa ya…”

“Pak Bos mungkin?”

Jawab Ana.

“Masak iya…”

“Kamu lihat aja dulu sayang…”

“Iya Ma.”

Ana berjalan menuju ruang tamu, benar saja ternyata Ariel yang datang.

“Kak…ada apa?”

Ana menyapa sambil terlihat malu karena mengenakan pakaian santai di rumah.

“Lupa ya? sudah baca chat kan?’

“Ya Allah kak….lupa aku, iya ..iya..maf ya kak, soalnya kan chatnya sudah tadi malam, jadi aku lupa, maaf ya…”

“Ya sudah nggak apa-apa.”

“Kok senyum-senyum..”

“Nggak apa-apa…kamu cantik kalau nggak pakai baju kerja.”

“Hem…ngejek ya…aku siap-siap dulu ya Kak.”

Aril mengangguk, Ana tersipu malu dan langsung menuju ke kamarnya.

“Sayang…kamu mau kemana? Kok sudah cantik aja?”

“Aku lupa Ma, kalau ada janji sama Pak Ariel, jadi aku ini mau jalan dulu, boleh kan Ma?”

“Bolehlah sayang…jadi yang datang Pak Ariel?”

Mama Amel pun ikut berjalan menghantarkan Ana yang akan pergi bersama Ariel.

“Bu Amelia…permisi saya mau ajak Ana keluar.”

“Iya Pak…boleh, tapi pulangnya jangan malam-malam ya…”

“Iya Bu.”

“Ma…aku pergi ya..”

“Hati-hati sayang…awas jatuh.”

Ana tersenyum.

Mereka pun pergi meninggalkan Mama Amel yang tampak tersenyum bahagia melihat anaknya yang makin dekat dengan Ariel Bos perusahaan tempat anaknya magang.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 9 Agustus 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post