Navigasi Web

Menatap Senja

Melihat kedekatan keduanya, semua mata tertuju pada sepasang anak muda yang duduk manis di meja tamu dengan fashion yang begitu mewah dan mengundang kagum setiap yang melihatnya. Meski bukan dari kalangan hight class, namun Ana mampu mensejajarkan kecantikan dan penampilannya tak kalah dengan para perempuan hebat dan berkelas di acara itu. Dari kejauhan, sepasang mata yang sejak tadi tak henti mengawasi gerak gerik mereka berdua merasa tak nyaman. Ya…Alvine sejak tadi tak ingin mendekat ke Ariel. Ia hanya berdiam diri dan duduk diantara para sahabatnya. Sekali-sekali Ia memainkan handphonenya untuk menghilangkan rasa gelisahnya.

“Kak….cantik banget pengantinnya…itu temen kakak?”

“Temen saya yang laki-laki.”

“Oh…pasangan serasi sih, cantik dan tampan.”

“Ya…seperti kita kan?”

Ana tersenyum malu.

“Kan belum?”

“Terus kapan?”

Tanya Ariel.

“Kasi aku waktu ya Kak…”

Ariel mengangguk.

“Kak…itu kan Pak Alvine?”

“Yang mana?”

“Disamping kanan kita paling ujung.”

“Sebentar saya kesana ya, kamu duduk aja disini.”

Ana mengangguk.

Alvine langsung menuju kea rah Alvine yang sedang ngobrol dengan teman-temannya.

“Hai Al…”

Alvine terkejut…

“Hai Ril…Elu sudah datang? Sama siapa?”

“Sudah…itu aku sama Anastasia.”

Alvine pura-pura tak tahu, padahal sejak tadi Ia sendiri sudah kesal melihat keduanya.

“Kamu sudah ambil makanan?”

“Baru selesai, bareng temen-temen tadi.”

“Elu kapan lagi Ril? Itu calon kamu kan?”

Salah seorang temen Ariel nyeletuk.

“Tunggu aja ya, nanti aku undang kok.”

“Al…semuanya…aku ke tempat duduk aku dulu ya.”

Alvine mengangguk.

“Ana…kita ambil makanan yok disebelah sana.”

“Kak…biar aku aja yang ngambilin, aku kan sudah tahu makanan kesukaan kakak.”

“Yakin mau ngambilin? Ntar kalau jatuh gimana?”

“Jangan didoain jatuh dong, sudah tenang aja aku bisa kok.”

Ana berjalan menuju ke tempat makanan yang telah disediakan untuk para tamu. Berbagai hidangan mewah disajikan khusus tamu yang diundang hari ini. dengan sigap Ana mengambilkan makanan untuk Ariel dan juda untuknya. Setelah itu ia berjalan kembali menuju tempat duduk. Namun tiba-tiba…ada yang memegang tangannya dari belakang. Ana langsung berbalik.

“Kak…”

“Kamu jalan bawa dua makanan ditangan, kalau jatuh gimana? saya nggak mau kamu jatuh. Biar saya pegang tangan kamu.”

“Kakak baik banget sih…jalannya dekat doing Kak, bisa aku.”

“Jangan protes ya…kamu bawa makanannya, tapi tangan kamu saya gandeng biar nggak jatuh.”

Merekapun menuju ke tempat duduknya kembali lalu menikmati makanan sambil sesekali bercanda. Ariel senang melihat Ana yang mulai mau dekat dengannya, Ia akan berusaha membuat Ana terus semakin nyaman dengannya. Hari ini saja sudah membuat Ariel begitu bahagia dengan perhatian-perhatian kecil Ana dan juga canda tawanya. Ana mengambil tissu lalu di lapnya sisa makanan yang menempel di sisi kanan mulut Ariel. Itu saja sudah membuat Ariel meleleh, ditambah lagi perhatian Ana yang mengambilkannya air minum memilihkan makanan kesukaannya hingga merapikan dasinya yang berantakan. Momen seperti ini yang membuat hati Ariel makin yakin jika Ana lah yang kelak menjadi pendamping hidupnya.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 28 Juli 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post