kamu terlalu imut atau aku terlalu boros
TUGAS 1
Kau Terlalu Imut atau Aku Terlalu Boros
Suatu hari menjelang sore sebagai pengantin baru, saya dan aa , panggilan kesayangan saya untuk suami, jalan-jalan keliling kampung. Maksud hati seeh mau mengenalkan aa situasi dilingkungan rumah saya ditengah kota Jakarta di kawasan lingkungan menengah ke bawah. Lingkungan yang ramai , padat tapi bersih tidak ada sampah yang berserakan.
Sore itu setiap gang yang di lewati kami melihat beberapa ibu sedang asik mengobrol sambil tertawa cekikikan dan anak-anak berlarian disekitar mereka. Ada seorang ibu menegur kami, bu tuti namanya. “Hai pengantin baru, mau kemane neh. Sore-sore begini kan bukannye enak dirumah aje.” Saya menjawab pertanyaan bu tuti dengan malu-malu “ iye neh bu tuti, mau keliling kampung sekalian mau pergi ke ujung jalan itu mau ngajak aa cobain minum es buah cirebon yang maknyos itu loh.” Sebutan Es buah cirebon bagi aa yang berasal dari Kuningan Jawa Barat asing di telinganya. Setau dia minuman khas dari Cirebon bukan es buah tapi sirup jeniper (jeruk nipis Peres). Untuk memenuhi rasa perasaan aa makanya saya ajak dia untuk menuju tukang es buah Cirebon.
Setelah 30 menit kami berjalan kaki dari rumah, Akhirnya sampai juga di tukang es buah . Ada 3 bangku kosong dari 8 bangku yang tersedia. Aa menduduki kursi di sebelah kanan dan saya duduk di sebelah kiri. Tiba-tiba ada seorang bapak duduk diantara kami. Kemudian saya teriak ke tukang es buah , “Bang, es buah 2 ya.” Beberapa menit kemudian abang tukang es itu membawa 2 gelas es buah dan dia memberikan gelas tersebut ke aa dan ke bapak yang duduk diantara kami itu. “Bang, mana es pesanan saya,” teriak saya dengan kesal karena saya yang pesan es lebih dahulu dari bapak itu kenapa yang di kasih aa dan bapak itu. Mendengar teriakan saya, tukang es tersebut balas jawab teriakan saya dengan keras, “ Kan tadi ibu pesen 2 gelas es buah, saya kasih ke suami ibu (sambil menunjuk ke bapak yang duduk diantara kami) dan anak ibu (menunjuk ke aa).” Mendengar penjelasan abang tukang es buah tersebut terdengar suara tertawa aa terbahak-bahak.
Kejadian itu bukan kali pertama membuat muka saya merah. Seminggu kemudian saya mengunjungi kantor aa di Merak Banten bersama dengan keponakan perempuan saya, Novi namanya. Di tempat parkir mobil kami berpapasan dengan Kepala pabrik yang mobilnya terpakir di sebelah mobil kami. Aa ingin memperkenalkan saya dengan dia, “Pak Joko, perkenalkan ini..” belum selesai aa bicara pak Joko dengan ramahnya memotong pembicaraan aa, “ Oh ini ibu mertua pak haerudin ya. Selamat datang di Kantor Pak haerudin, bu. Saya Joko.” Mendengar ucapan pak Joko muka saya langsung merah, malu ruar biasa. Dengan terbata-bata menahan tertawa aa menjelaskan ke pak joko bahwa saya adalah istrinya dan yang wanita muda itu keponakan saya , novi. Pak Joko langsung minta maaf atas kekeliruannya.
Sekarang sudah hampir 17 pernikahan kami. Usia saya 7 tahun lebih muda dari pada aa, tapi masih tetap terlihat saya lebih tua dari pada aa. Kejadian-kejadian lucu sering kali aa ceritakan ke anak-anak kami bahkan pada saat kumpul dengan keluarga besar. Pasti cerita aa ini membuat siapapun yang mendengar tertawa terbahak-bahak. Saya kesal. Saya sempat berpikir apa karena saya tinggi besar dan aa pendek dan tidak gemuk sehingga saya kelihatan lebih tua darinya. Kalau sudah demikian pasti ibu saya berseloroh kamu seeh bongsor die imut. Adikku teriak “Muka boros seeh”. Nasib..nasib..nasib
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar