Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menguasai atau Dikuasai Teknologi, Sebuah Keniscayaankah?

Menguasai atau Dikuasai Teknologi, Sebuah Keniscayaankah?

 

 

Oleh: DewiRo

 

Pagi ini, seperti biasa saya menyalakan televisi untuk mendengarkan siraman rohani, yang setiap harinya ada disiaran televisi.

Mengerjakan tugas rutin di pagi hari, sambil mendengarkan ustad menjelaskan tentang mendidik anak, memetik dari sebuah hadis, “didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.

Saya masih ingat, beberapa buku yang saya baca maupun dari tausiyah tausiyah, sering sekali disebutkan bahwa  sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yaitu Ali bin Abi Tholib, beliau adalah sahabat yang dijuluki sebagai gudang ilmu, sebab beliau sangat cerdas dan pandai dalam berbagai keilmuan, segala persoalan yang terjadi pada saat itu, mampu diselesaikan dengan cara bijaksana dan arif. Beliau adalah sahabat terdekat Baginda Nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Dari sumber lain, ada menyatakan bahwa, "ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian, esensi dari kalimat tersebut redaksinya adalah sama saja hakekatnya.

Zaman ini ini adalah zaman revolusi industri 4.0 terkenal dengan zaman abad 21 atau abad milenial. Siapa yang tidak tergiur dengan perkembangan teknologi dan pesatnya penyebaran informasi dengan alat-alat yang serba canggih, semuanya menggunakan mesin.

Seluruh dunia, mengalami perubahan dengan penggunaan teknologi yang semakin massif, terus memacu berbagai perubahan dalam sendi kehidupan.

Tenaga manusia mulai terdegradasi dengan mesin sebagai penggantinya. Mesin-mesin ini, bisa menggantikan tugas manusia sehari-hari, bahkan bisa melampaui tugas manusia yang sangat terbatas tenaganya, sementara mesin bisa bekerja secara nonstop tanpa mengenal lelah.

Sebagai contoh sederhana, memasak nasi, memanaskan air sampai media komunikasi semuanya sudah didominasi oleh alat teknologi berupa mesin.

Ada sisi negatif dan sisi positifnya dari pemanfaatan teknologi canggih ini.

Dampak positif dari penggunaan mesin canggih ini, bisa meringankan beban tugas manusia, serta memangkas biaya operasional, mempermudah atau mempercepat proses suatu kegiatan. Termasuk dalam bidang pendidikan, manfaat dari teknologi ini bisa kita rasakan. Kalau dahulu harus menggunakan kertas untuk membuat soal ulangan, menjawab soal ulangan hingga menulis berlembar-lembar untuk membuat materi pelajaran. Hal tersebut bisa dilakukan oleh adanya kecanggihan teknologi, misalnya ulangan harian ataupun ujian sudah bisa menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia seperti Google form, quizzez, schoology, bahkan untuk materi pun kita bisa membuat e-book. Dan tentunya ini sangat menyingkat waktu dan juga biaya.

Dengan adanya teknologi yang semakin canggih ini, manusia hendaknya bisa memanfaatkan dengan baik, karena  teknologi ini adalah hasil inovasi dan invensi, yang diwujudkan dalam sebuah kreativitas sehingga bermanfaat diberbagai aspek dan corak kehidupan.

 

Sesuai dengan perubahan zaman tersebut, maka generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, harus mampu menguasai teknologi bukan dikuasai oleh teknologi.

Ini berarti bahwa perkembangan teknologi tentunya sebuah keniscayaan, tidak dapat dihindari maka kita sebagai pengguna teknologi harus mampu mengimbangi kehadirannya, untuk mengisi dalam berbagai bidang kehidupan.

Bisa mengimplementasikan teknologi dan memanfaatkan teknologi tepat guna, atau sesuai sasaran, tentunya ini sangat berpengaruh untuk kepentingan masa depan bagi generasi penerus maupun bangsa ini.

Bukan sesuatu hal yang mudah untuk mempersiapkan generasi penerus. Seiring berkembangnya zaman teknologi ini, maka peran orang tua dan guru sangat diperlukan, untuk mempersiapkan generasi penerus menjadi generasi yang bijak dalam pemanfaatan teknolog. Jangan sampai teknologi ini, menjadi boomerang atau memberi efek negatif bagi generasi penerus. Seperti halnya menyalahgunakan teknologi dengan kejahatan seperti cybercrime, atau di kalangan pelajar menyalahgunakan kecanggihan teknologi ini, misalnya gawai untuk bermain game tanpa ada batas waktu atau membuka konten-konten porno, menyebarkan isu hoax, membully dan penyalahgunaan IT lainnya.

Untuk itu, tepat sekali bahwa mendidik anak harus sesuai dengan zamannya karena mereka hidup di zaman saat ini, maka ikutilah sesuai zamannya.

Saat ini adalah zaman teknologi, maka sebuah keniscayaan bahwa siswa anak zaman milenial, harus diperkenalkan teknologi ini, dengan baik agar bisa memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya bukan untuk sesuatu yang akan merugikan.

Mendidik generasi masa depan, sesuai zaman mereka berada, merupakan kewajiban Bersama. Jika teknologi terus berkembang, maka pendidikan pun demikian termasuk pelaku di dalamnya seperti, guru, peserta didik dan semua pihak yang terlibat khususnya orang tua karena peletak dasar pendidikan adalah ditangan orang tua.

Pada saat masa Covid-19 ini, terjadi perubahan pergeseran yang luar biasa khususnya dalam dunia Pendidikan. Para siswa seluruhnya, belajar di rumah sehingga pembelajaran dilakukan secara daring atau online.

Mau tidak mau, suka tidak suka sebuah keniscayaan kita harus belajar menggunakan tehnologi.

Sebetulnya dalam pandemi Covid-19 ini, kita bisa mengambil hikmahnya bahwa hakikat pendidikan yang paling utama adalah di keluarga dan pendidik yang utama adalah orang tua, yang merupakan madrasatul ula, keluarga adalah madrasatul ula, berangkat dari orang tua dan keluarga maka pendidikan karakter akan terbentuk.

Ini berarti, orang tua sebagai pendidik di rumah dan guru sebagai pendidik di sekolah, harus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, yaitu perkembangan teknologi, hal tersebut adalah sebuah keniscayaan. Jika kita saat ini hidup di zaman teknologi, maka kita harus belajar untuk menguasai teknologi, agar kita tidak gaptek, tidak gagap teknologi kita harus menguasai teknologi bukan dikuasai teknologi.

Demikian juga halnya anak, dia harus diajarkan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi ini sesuai dengan karakter dan kepribadian bangsa,  yang berideologi Pancasila, dengan menjunjung tinggi ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya pendidikan setinggi apapun, secanggih apapun, pembelajaran tentang teknologi kepada para siswa, harus dilandasi dan didasari oleh pendidikan agama. Maka teknologi akan menjadi teknologi yang tepat guna sesuai peruntukannya. Sehingga faktor-faktor yang akan menjauhkan generasi muda dari agamanya, terutama paham liberal yang mengutamakan individualisme, dalam berbagai sikap dan pendapat tidak akan merasuk dalam kepribadian generasi muda, yang kita harapkan adalah generasi emas Indonesia.

Salam literasi

tagur ke 21-245

Baliku, 16 September 2020

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

16 Sep
Balas

maksih bunda atas dmotivasinya

16 Sep

Sesuai dengan perubahan zaman tersebut, maka generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, harus mampu menguasai teknologi bukan dikuasai oleh teknologi.benarkah?

16 Sep
Balas

Siap Bunda cantik. Apapun yang terjadi kita harus membangun negeri ini dengan mencerdaskan anak bangsa yang berbudi pekerti luhur dan bermartabat. Tulisan keren banget. Salam semangat,

16 Sep
Balas

Terimakasih hadirnya Bunda semangat juga untuk kita semua

17 Sep

Setuju Bun. Sukses selalu.

16 Sep
Balas

Terima kasih bunda semangat

17 Sep

Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

16 Sep
Balas

Aamiin... Semangat juga untuk bapak dalam literasi kembali

17 Sep

Benar bu. Semoga generasi milenial bijak dalam berteknologi dan tetap memelihara karakter bangsa.

16 Sep
Balas

Benar Bunda semakin canggih pendidikan karakter harus semakin ditumbuhkan

17 Sep

Good Job, semoga kita bisa mengambil hikmah dari pandemi ini, sukses selalu bunda

16 Sep
Balas

maksh bunda smg.. Aamiin

16 Sep

sukses selalu...

17 Sep
Balas



search

New Post