Saya tiba di rumah saat hujan masih deras. Setelah memarkirkan kenderaan roda dua saya, saya melihat ada bapak yang sudah tua bersama cucunya sedang berteduh di teras rumah tetangga saya. Mereka adalah tetangga yang rumahnya di gang belakang rumah saya.

Setelah membuka pintu saya langsung menuju dapur untuk mengambil payung yang akan saya berikan kepada Bapak dan cucunya tersebut. Saya ambillahpayungyang biasa saya pakai jikake keluar rumah saat turun hujan. Payung warna merah maron bermotif bunga. Saya berikanlah payung tersebut kepada si Bapak dan berkata, "ini payung Bapak. Kasihan cucunya sudah kedinginan" kata saya sambil melihat anak laki-laki yang berusia sekitar tiga tahun tersebut dan bibirnya telah membiru. Si Bapak pun menerima payung yang belum saya kembangkan tersebut sambul berkata, "terima kasih ya bu. Nanti saya antar" kata si Bapak. Saya pun tersenyum.

Saya kembali ke rumah namun saya sempat menoleh kepada Bapak tersebut yangsedang berusaha mengembangkan payung, tapi tak bisa. Saya pun mengambil payung satu lagi dan memberikan kepada si Bapak, "ini aja pak" ucap saya

Si Bapktertawadan berkata, " udah reda buk. Kami pergi saja " kata Bapak sambil mengembalikan payung tersebut. Saya menerima dengan perasaan bersalah dan setelah saya periksa ternyata benang payung tersangkut di kawat payung. Duh, malunya saya. Saya menyesal mengapa taksaya kembangkan tadi ya?

Saya pandangi punggung si bapak yang menuntun cucunya tanpa payung padahal hujan masih ada, walau gerimis. Namun saya yakin mereka akan basah saat tiba di rumah.

Sdk, 18/09/2020

MENCOBA IKUT TANTANGAN MENULIS GURUSIANA HARI KE DELAPAN.