Berpisah dari Diana merupakan cobaan berat bagi Imran. Hatinya hancur berkeping-keping. Di sisi lain dia berusaha ikhlas. Sang mantan pergi bukan karena dirinya atau pun orang ke tiga. Melainkan karena Cintanya kepada Allah. Imran berusaha bangkit. Koreksi diri dan menjadikan pengalaman berharga dalam hidupnya. Imran yang selama ini santai meninggalkan shalat fardhu sekarang sudah lengkap shalatnya dan tepat waktu.

Suatu malam , Imran sudah berniat untuk melaksanakan tahajud. Ia akan mencurahkan kepiluan hatinya di sepertiga malam.Tepat pukul 03.00 dini hari Imran terbangun, namun matanya sangat berat menahan kantuk. Imran beristigfar, kelopak matanya mulai terbuka. Imran mencoba bangkit dari posisi tidur, tetapi kepalanya terasa sangat berat dan terhempas ke bantal. Badannya terasa di tindih mobil tronton. Selimut pun susah di angkat. Tetapi Imran sudah bertekad. Ia beristigfar berulang-ulang dan berusaha mengangkat kepalanya. Dengan penuh perjuangan Imran berhasil mengalahkan godaan syetan. Imran pun membuka matanya. Dalam posisi duduk, Ia berdoa dan bersyukur kepada Allah. Merdeka !!! serunya gembira.

Imran melangkahkan kaki ke kamar mandi. Lanjut bersuci dan berwudhuk. Lega rasanya. Imran memulai takbiratul Ihram dan bersedekap. Imran kaget luar biasa. Ia merasakan sesuatu yang aneh. Kain sarungnya terasa basah. Dengan terheran, Imran memeriksa sarungnya dengan teliti dan pasti. Ternyata kasur Imran juga ikutan basah dengan bau yang menyengat. Imran kaget luar biasa, " Astaghfirullah, gagal deh. Imran berseru keras sambil tepuk jidat.