Si Gembul dan Si Hitam
Si Gembul dan Si Hitam adalah dua ekor kucing peliharaan yang tinggal di rumah Pak Budi. Mereka berdua sangat berbeda sifatnya. Si Gembul suka makan dan tidur sepanjang hari, sedangkan Si Hitam rajin bekerja dan menangkap tikus rumah.
Suatu hari, Pak Budi memberikan hadiah ikan segar kepada Si Hitam karena berhasil menangkap banyak tikus. Si Gembul yang melihatnya merasa iri dan ingin merebut ikan itu. Dia pun mendekati Si Hitam dengan pura-pura ramah.
“Halo, Hitam. Apa kabar? Wah, ikanmu terlihat lezat sekali. Bolehkah aku mencicipinya sedikit?” tanya Si Gembul dengan manis.
“Tidak bisa, Gembul. Ini adalah hadiah dari Pak Budi untukku. Kamu tidak berhak mendapatkannya karena kamu malas dan tidak pernah membantu menangkap tikus,” jawab Si Hitam dengan tegas.
“Ah, tidak adil! Aku juga lapar dan ingin makan ikan. Kamu harus berbagi denganku!” protes Si Gembul.
“Kalau kamu lapar, kenapa tidak mencari makanan sendiri? Kamu kan bisa menangkap tikus atau meminta Pak Budi memberimu makanan,” kata Si Hitam.
“Tapi aku tidak suka menangkap tikus. Tikus itu kotor dan menjijikkan. Aku lebih suka makan ikan yang segar dan enak seperti ini,” ujar Si Gembul sambil melirik ikan Si Hitam.
“Ya, tapi itu adalah hakku. Kamu tidak boleh mengambilnya tanpa izinku,” tegas Si Hitam lagi.
Si Gembul tidak mau mendengar alasan Si Hitam. Dia pun mencoba merebut ikan itu dengan paksa. Si Hitam tidak tinggal diam. Dia pun melawan dan berusaha mempertahankan ikan itu. Mereka berdua pun bertengkar dan saling mengejar di sekitar rumah.
Sementara itu, tikus rumah yang melihat kejadian itu merasa senang. Mereka melihat kesempatan untuk mencuri ikan yang ditinggalkan oleh kedua kucing itu. Mereka pun bergerombol dan mengambil ikan itu dengan cepat.
Setelah beberapa lama, Si Gembul dan Si Hitam lelah berkelahi. Mereka pun kembali ke tempat ikan itu diletakkan. Namun, mereka terkejut ketika melihat ikan itu sudah hilang.
“Hei, mana ikanmu? Aku tidak melihatnya di sini,” tanya Si Gembul bingung.
“Aku juga tidak tahu. Apa kamu yang mengambilnya?” tanya Si Hitam curiga.
“Tidak, aku tidak mengambilnya. Aku hanya ingin mencicipinya sedikit,” jawab Si Gembul.
“Lalu siapa yang mengambilnya?” tanya Si Hitam lagi.
Mereka berdua pun mencari-cari ikan itu di sekitar rumah. Namun, mereka tidak menemukannya. Mereka hanya melihat bekas gigitan tikus di lantai.
“Oh, tidak! Ikan itu dibawa kabur oleh tikus rumah!” teriak Si Gembul kaget.
“Apa? Tikus rumah? Bagaimana bisa?” teriak Si Hitam heran.
Mereka berdua pun menyadari bahwa mereka telah kehilangan ikan itu karena sibuk bertengkar. Mereka pun merasa menyesal dan malu.
“Aduh, aku minta maaf, Hitam. Aku salah karena ingin merebut ikanmu. Aku seharusnya tidak iri dan menghargai kerjamu,” ucap Si Gembul dengan penyesalan.
“Aku juga minta maaf, Gembul. Aku salah karena tidak mau berbagi denganku. Aku seharusnya lebih murah hati dan peduli padamu,” ucap Si Hitam dengan penyesalan juga.
Mereka berdua pun berpelukan dan meminta maaf satu sama lain. Mereka juga berjanji untuk tidak bertengkar lagi dan bekerja sama untuk menangkap tikus rumah.
Sejak hari itu, Si Gembul dan Si Hitam menjadi lebih rajin dan kompak. Mereka berdua selalu membantu Pak Budi menjaga rumah dari tikus. Pak Budi pun senang melihat perubahan mereka. Dia pun sering memberikan mereka hadiah ikan segar yang mereka nikmati bersama-sama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar