Semua yang pertama selalu sulit. Demikianlah ketika pertama kali saya ditunjuk menjadi Khatib Jumat di mesjid di desaku oleh ketua DKM. Kesulitan itu dimulai dari menyiapkan mental untuk tampil di hadapan jamaah, serta menyiapkan materi khutbahnya.

Sebagimana diketahui, membacakan khutbah berbeda dengan pidato biasa. Pada khutbah ada rukun dan ketentuan yang harus dipenuhi. Tentu bila ini tidak dilaksanakan, batallah pelaksanaan shalat Jumat tersebut. Dan ini harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. SWT.

Olehkarena itu saya benar-benar belajar, dan bertanya mengenai ketentuan-ketentuan membaca khutbah Jumat tersebut. Maklumlah saya sangat terbatas dalam ilmu agama, tidak pernah mondok di pesantren.

Dari hasil bertanya itu diketahui bahwa ada 5 rukun membaca khutbah, yaitu: membaca hamdalah, membaca shalawat, mengajak kepada ketaqwaan, membaca ayat Al quran, seta di khutbah kedua membacakan doa untuk kaum muslimin.

Demikianlah mulai mingu ini saya mulai menjadi Khatib Jumat. Suatu tugas yang harus dipertanggungjawabkan.

Di kesempatan berikutnya, saya terus menguatkan hati, dan meyakinkan diri. Bahwa menjadi khatib itu dalam rangka mengemban tugas dakwah. Olehkarena itu menjadi khatib tidaklah sembarangan. Perlu peningkatan kualitas diri untuk menjadi lebih shalih, serta lebih baik. Dan yang terpenting menjadi pribadi teladan, terutama bagi jamaah.

Meskipun hal tersebut sangat berat, tapi saya menerima dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT. selalu memberikan petunjuk-Nya.