Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Menjadi kepala sekolah di SDN Sukamekar 2, Jatisari Kab. Karawang, berharap menjadi pintu kebaikan dan menambah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kijang Bertanduk Emas
Kijang itu kesulitan melepaskan tanduk emasnya.

Kijang Bertanduk Emas

Di sebuah hutan yang hijau dan rimbun, hiduplah seekor kijang yang sangat istimewa. Ia memiliki sepasang tanduk emas yang berkilau. Kijang itu sangat bangga dengan tanduknya yang indah dan berharga itu. Ia merasa dirinya lebih hebat dan mulia daripada kijang-kijang lain yang hanya memiliki tanduk biasa.

Setiap hari, kijang itu berjalan-jalan di hutan sambil memamerkan tanduk emasnya. Ia tidak pernah mau bergaul dengan kijang-kijang lain yang ia anggap sebagai kijang rendahan. Ia selalu mengejek dan meremehkan mereka. Ia berkata, “Hei, kalian semua adalah kijang biasa. Kalian tidak pantas berada di hutan ini. Hutan ini hanya untuk kijang-kijang istimewa seperti saya. Lihatlah tanduk emas saya. Tanduk saya adalah tanduk terindah dan terhebat di dunia. Tidak ada yang bisa menandingi saya.”

Kijang-kijang lain merasa sedih dan marah dengan sikap kijang bertanduk emas itu. Mereka tidak suka dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka berkata, “Hei, kau jangan sombong dengan tandukmu yang emas itu. Tandukmu itu bisa saja bukan menjadi berkah, tapi malah bencana. Tandukmu itu akan membuatmu celaka suatu hari nanti. Kau akan menyesal karena telah membanggakan diri dengan tandukmu itu.”

Namun, kijang bertanduk emas tidak mau mendengarkan nasihat kijang-kijang lain itu. Ia tetap merasa dirinya paling hebat dan paling mulia. Ia tetap berjalan-jalan di hutan sambil memamerkan tanduk emas nya.

Lama kelamaan, kijang bertanduk emas itu tanduknya semakin besar dan panjang. Tanduknya itu semakin berat dan mengganggu gerakannya. Ia mulai merasa lelah dan kesulitan berlari dan melompat seperti biasa. Ia juga sering tersesat di hutan karena tidak bisa melihat jalan dengan jelas.

Suatu hari, ketika ia sedang berjalan-jalan di hutan, ia tidak sengaja menabrak sebuah pohon besar. Tanduk emasnya tersangkut di dahan ranting pohon yang kuat. Ia mencoba melepaskan diri dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi sia-sia saja. Tanduknya semakin terjerat di dahan dan ranting pohon.

Ia merasa ketakutan dan panik. Ia berteriak-teriak meminta tolong, tapi tidak ada yang mendengarnya. Semua kijang-kijang lain sudah menjauh darinya karena tidak tahan dengan sikapnya yang sombong.

Ia sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan besar dengan membanggakan diri dengan tanduk emasnya itu. Ia menyesali semua perbuatannya yang jahat kepada kijang-kijang lain. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi kesempatan untuk bertaubat.

Tiba-tiba, ia mendengar suara halus di telinganya. Suara itu berkata, “Hai, kijang bertanduk emas, aku adalah roh pohon ini. Aku telah melihat semua perbuatanmu yang sombong dan kejam kepada kijang-kijang lain. Aku juga telah mendengar penyesalanmu yang tulus. Aku bersedia membantumu melepaskan diri dari dahan pohon ini, tapi ada syaratnya.”

Kijang bertanduk emas segera menjawab, “Terima kasih, roh pohon, atas belas kasihanmu padaku. Aku bersedia melakukan apa saja untuk bebas dari dahan pohon ini.”

Roh pohon berkata, “Syaratnya adalah kau harus rela mematahkan sendiri tanduk emasmu itu. Jangan khawatir, nanti tandukmu akan tumbuh lagi. Tetapi tanduknya adalah tanduk biasa seperti kijang-kijang lain.”

Kijang bertanduk emas terkejut mendengar syarat itu. Ia sangat sayang dengan tanduknya yang emas itu. Tapi ia juga tidak mau terus terjebak di dahan pohon itu. Ia berpikir sejenak, lalu mengambil keputusan.

Ia berkata, “Baiklah, roh pohon, aku bersedia mematahkan tandukku yang emas ini. Aku sadar bahwa tandukku itu bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah aku bisa hidup bebas dan bahagia bersama kijang-kijang lain.”

Roh pohon berkata, “Baguslah, kau telah membuat keputusan yang bijak. Sekarang, kau bisa mematahkan tandukmu dengan menggoyang-goyangkan kepalamu, lalu menariknya sekuat tenaga.”

Kijang bertanduk emas menuruti perintah roh pohon itu. Tanduknya yang emas itu sampai patah dan hancur berkeping-keping. Ia merasakan sakit yang luar biasa, tapi ia tetap bertahan.

Setelah tanduknya patah semua, ia merasa ringan dan lega. Ia bisa melepaskan diri dari dahan pohon itu. Ia berterima kasih kepada roh pohon atas bantuannya.

Roh pohon berkata, “Sama-sama, kijang. Sekarang, kau sudah menjadi kijang biasa seperti kijang-kijang lain. Kau sudah tidak punya tanduk yang emas lagi. Tapi kau sudah mendapatkan sesuatu yang lebih berharga daripada tandukmu itu.”

Kijang itu bertanya, “Apa yang berharga itu, roh pohon?”

Roh pohon berkata, “Itu adalah kesadaran dan kerendahan hati. Kau sudah menyadari kesalahanmu dan merendahkan hatimu. Kau sudah belajar untuk tidak sombong dan menghargai kijang-kijang lain. Itu adalah hal yang sangat mulia dan terpuji.”

Kijang bertanduk emas tersenyum dan mengangguk. Ia merasa bahagia dan damai. Ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi kijang yang baik dan ramah kepada semua makhluk.

Ia pun berlari menuju padang rumput tempat kijang-kijang lain berkumpul. Ia meminta maaf kepada mereka atas semua perbuatannya yang jahat. Ia juga meminta mereka untuk menerimanya sebagai teman.

Kijang-kijang lain terkejut melihat perubahan sikap kijang bertanduk emas itu. Mereka melihat bahwa ia sudah tidak memiliki tanduk yang emas lagi, tapi hanya tanduk biasa seperti mereka.

Mereka merasa kasihan, tetapi senang dengan kijang bertanduk emas itu. Mereka memaafkan kesalahannya dan menerima permintaannya untuk menjadi teman.

Mereka pun bersahabat dan bergembira bersama-sama di padang rumput yang hijau dan indah.

Akhirnya, kijang bertanduk emas menjadi kijang biasa yang penuh bersyukur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang sangat mendidik, pasti anak-anak suka membacanya. Salam kenal dan sukses selalu Pak.

01 Aug
Balas

Terimakasih sudah mampir! Salam kenal kembali!

01 Aug

Mantap

01 Aug
Balas

Siap, Pak Sandi Yulianto Samah!

01 Aug

Sama sama...

01 Aug
Balas



search

New Post