Pengalaman jadi Guru Kelas di Rumah
Sejak tanggal 18 Maret lalu, walikota mengeluarkan kebijakan dalam rangka mengurangi penyebaran virus Corona atau yang dikenal dengan istilah Covid-19. Khususnya di bidang pendidikan, kebijakan yang ditempuh dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh. Dalam hal ini, peserta didik mengikuti kegiatan belajar dari rumah masing-masing dan tetap difasilitasi oleh guru. Anak sulung saya Matthew kelas 2 SD salah satu peserta didik yang harus tetap mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan jadwal mereka di sekolah. Hingga saat ini, sudah hampir 2 bulan anak saya mengikuti proses belajar dari rumah. Selama kurang lebih 2 bulan ini, banyak hal yang menjadi pelajaran buat saya pribadi sebagai orang tua. Selama proses belajar dari rumah (Learning From Home), tentunya saya orang tuanya berperan juga sebagai guru kelasnya. Walaupun profesi saya sebagai guru, namun ketika saya menjadi guru bagi anak saya tentu akan jauh berbeda. Bila selama pembelajaran masih berlangsung di sekolah, saya di rumah tinggal mendampingi untuk memperdalam pemahamannya tentang apa yang sudah dipelajari di sekolah. Dan tentu waktu dan prosesnya tidak begitu terjadwal. Berbeda dengan yang terjadi saat ini. Saya harus berperan sebagai guru kelas yang mengajarinya mulai dari les pertama sampai terakhir. Materi pelajaran yang dikirim oleh guru-gurunya di WhatsApp grup orang tua, tentu harus saya salin dulu ke kertas lain untuk mempermudah proses belajarnya. Karena anak saya belum kami fasilitasi memiliki ponsel sendiri. Menjadi guru untuk anak sendiri tentunya mempunyai berbagai tantangan. Si anak tentu tetap berpandangan "mommy is mommy" sehingga berbagai aksi selama proses belajar akan muncul. Terkadang saat mengerjakan tugas-tugasnya, si anak tak jarang buka tutup kulkas atau bolak-balik memantau meja makan.Atau tak jarang juga tiba-tiba lapar padahal baru makan. Atau minta sesi istirahat tetapi waktunya kebablasan.Dan yang pasti dalam hal ini tingkat kesabaran saya sangat di uji. Tak bisa dipungkiri kondisi di rumah sudah pasti berbeda dengan di sekolah. Di rumah,si anak akan merasa dunianya sendiri sedangkan di sekolah dia merasa harus menjaga jati dirinya di depan guru dan teman-temannya. Seminggu pertama sianak belum menunjukkan kebosanan, tugas- tugas masih bisa diselesaikan walau saya sambil mengerjakan pekerjaan yang lain. Tapi memasuki masa sebulan apalagi sekarang, saya melihat anak saya sudah mulai bosan dan cenderung uring-uringan.Dan saya harus ekstra mendampinginya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Saya sebagai guru tentu memahami apa yang sedang dialaminya. Alasan yang pasti bukan karena dia tak sanggup mengerjakan tugas-tugasnya. Tetapi si anak sudah mulai masuk dalam tahap kejenuhan.Kenapa? Tentu saja belajar di rumah dengan tetap sesuai jadwal di sekolah membuat anak merasa bosan, terlebih untuk anak seusia dia. Guru dan teman yang dihadapinya hanya ibunya sendiri. Bila di sekolah, pasti akan berbeda suasana ketika belajar bersama dengan teman-teman. Ada saatnya bermain dengan temannya,atau bahkan ada saatnya di tegur oleh ibu gurunya. Sementara di rumah, apalagi pada masa social distancing yang juga membuatnya tidak pernah keluar rumah tentunya menambah kejenuhannya. Maka saya sebagai orang tua dan sekaligus seorang guru, merasa dilema. Di satu sisi, saya setuju tetap proses belajar tetap berlangsung tetapi tidak harus persis dengan jadwal di kelas. Tapi di sisi lain, sepertinya saya menjerumuskan anak saya dalam sistem yang terlalu memaksakan kurikulum dalam situasi saat ini.Adakah orang tua yang memiliki perasaan yang seperti saya rasakan saat ini??
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar