Berawal dari Mimpi
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana oleh seorang ibu yang sudah lama ditinggal mati suaminya tentu menyimpan banyak kisah. Hidup merupakan perjuangan yang harus dipertaruhkan. Melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi merupakan sebuah mimpi bagi anak seorang petani seperti saya. Tapi,bukankah mimpi itu harus diraih? Begitulah aku selalu menyemangati diriku sendiri. Menyadari hidup pas-pasan sehingga tidak ada cara selain belajar dengan rajin. Mendapat beasiswa selama SMA sebagai hadiah juara umum dengan bebas uang sekolah menjadi awal yang baik bagiku. Semangat ku semakin terpicu untuk terus belajar agar bisa masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Walau lulus pada pilihan kedua, tetapi aku tetap bersyukur karena bisa melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa fakultas teknik. Menjadi seorang mahasiswa yang hidup di perantauan harus dapat mengontrol diri agar tidak terbawa arus pergaulan yang salah. Tetap fokus pada tujuan utama yaitu belajar untuk meraih mimpi. Aku berusaha semampuku agar dapat menyelesaikan kuliahku tepat waktu.Aku selalu berharap agar bisa memberikan sebuah kebanggaan buat ibuku tercinta. Dan aku selalu membayangkan pada hari wisuda ku,ibuku tercinta turut hadir dibumi Sriwijaya ini. Dan mimpiku itupun menjadi kenyataan. Dengan berlinang air mata ibuku memandangiku yang tampak berbeda dengan balutan jubah wisudaku. Kutau itu air mata bahagia. Walau ini bukan pertama kali baginya menghadiri acara wisuda anaknya, tapi kali ini cukup berbeda baginya.Melepas anak bungsunya merantau jauh demi mewujudkan mimpinya, awalnya sesuatu yang sangat berat baginya. Banyak pertimbangan yang membuatnya enggan untuk memberiku izin. Tinggal sama siapa, dari mana biayanya, bagaimana bila harus putus ditengah jalan karna tidak ada biaya?Begitulah yang dipikirkannya ketika aku memutuskan harus berangkat ke kota empek-empek ini. Tapi hari ini,semuanya terjawab.Dan anak bungsunya itu sudah mendapatkan gelar sarjana teknik. Kupeluk erat tubuhnya sebagai tanda hormat dan terimakasih ku atas semua pengorbanannya. Dan saat itu, kujanjikan padanya suatu hari nanti akan membawanya di acara wisudaku berikutnya. Dan ibu hanya tersenyum seraya berkata terlalu tinggi mimpiku. Tapi begitulah aku yang suka bermimpi. Bagiku bermimpi tidak menjadikanku rugi. Tapi semakin aku bermimpi semakin aku ingin mewujudkannya. Dan mimpiku untuk melanjutkan pendidikanpun tetap kuanggap sesuatu yg akan kuwujudkan.Selalu ada jalan di saat ada kemauan. Begitulah aku memaknainya. Dan setelah menikah dan pekerjaan sudah menetap, aku akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Pascasarjana. Banyak kisah dalam mewujudkan mimpi ini. Tetapi semua tercukupi dan dapat terlewati. Walau harus menempuh jarak yang lumayan jauh tetapi akhirnya berbuah yang manis. Gelar Magister Pendidikan akhirnya kusandang. Dan aku sangat bahagia, karna janjiku pada ibuku untuk membawanya di acara wisuda yang kedua akhirnya terwujud. Bersama suami dan ibuku tercinta menjadikan wisudaku lebih spesial. Ucapan terimakasih ku untuk mereka yang selalu mendukungku sehingga aku dapat mewujudkan mimpiku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar