Sonang Sitorus

Lahir di Tapanuli Utara ,13 Juli 1981. Alumni Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Palembang dan Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.Tenaga pe...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bersyukur dan Terus Bersyukur (Part 1)

Berada di ruang kebidanan, ruang menuju kamar dan kiri kanan kamarku dihuni para ibu yang baru melahirkan. Bahkan teman sekamarku baru saja menjalani operasi caesar. Tangisan bayi saling bersahutan membuat hatiku makin pilu. Terkadang kudengar sayup-sayup suara ibunya meninabobokan bayinya. Seharusnya aku mengalami hal yang sama dengan mereka,menatap mata sang baby sambil menggenggam tangannya yang mungil. Tanpa terasa air mataku menetes. Suami yang sedang mendampingiku serasa menyadari apa yang ada di benakku. Dia mencoba mengalihkan perhatianku dengan menunjukkan video lucu yang sedang ditontonnya. Sambil menonton, sesekali suami bangkit dari duduknya untuk membetulkan selimut yang kupakai atau mengambilkan air hangat buatku. Tak kala suami sedang menyuapiku dengan sop masakan ibuku, tanpa sengaja mataku menangkap teman sekamarku sedang memandangi kami. Tatapannya penuh makna. Sesaat aku menyadari sejak kemarin dia sendirian tanpa didampingi suaminya. Kucoba tersenyum dan menyapanya. Sejak kemarin masuk ruangan ini, kami masih sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Kami mulai saling bertegur sapa dan sedikit bercerita. 

Dari ceritanya, akhirnya aku mulai memahami kondisinya. Sebelumnya si ibu yang barusan melahirkan anak keduanya itu berharap dapat melahirkan normal. Tapi karena sudah pecah ketuban sementara bayinya tak juga turun,maka terpaksa harus dioperasi. Keuangan mereka yang sangat terbatas menambah kondisinya semakin sulit. Ditambah lagi status BPJS nya yang sudah tidak aktif lagi. Terpaksa si ibu menjadi pasien umum dalam artian harus membayar biaya operasi dan rawat inap. Sehingga ketika si ibu masuk ke ruang operasi, suaminya langsung pulang untuk mencari pinjaman uang. Tapi hingga hari ini, suaminya belum kunjung datang. Si ibu yang seharusnya butuh perhatian dan juga harusnya bersukacita atas kelahiran putranya, namun justru sebaliknya. Si ibu menangis terus, hingga bayi mungil yang berada dalam box baby hampir tak disentuhnya.Hatiku benar-benar miris menyaksikannya. 

Sore ini, sehari sebelum pulang dari rumah sakit suaminya datang. Dengan wajah lesu dia duduk di samping tempat tidur istrinya. Tidak berapa lama terdengar lagi Isak tangis istrinya. Suaminya hanya duduk terpaku tanpa berusaha menenangkan hati istrinya. Samar-samar kudengar si ibu menelepon kerabatnya meminta bantuan agar uangnya cukup membayar biaya rumah sakit. Tapi dari beberapa orang yang dihubunginya sepertinya tidak ada yang berhasil. Akhirnya kudengar dari suami saya, mereka menjual sepeda motornya dengan harga tidak sampai 3 juta rupiah. Sungguh memprihatinkan kondisi mereka. Pipiku seperti ditampar menyaksikan semua itu. Ternyata aku harus belajar untuk lebih bersyukur atas kehidupanku. Kembali aku merenung, meskipun kondisiku sedang berduka tapi aku masih dikelilingi orang-orang yang mengasihiku. Dan Tuhan masih mencukupkan apa yang menjadi kebutuhanku. Apa yang kusaksikan mengingatkan aku kembali untuk terus bersyukur, karena terkadang kesedihan yang kita rasakan belum seberapa dibandingkan dengan kesusahan orang lain. Semakin banyak bersyukur akan membuat kita semakin menikmati hidup.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren...Dlm kondisi yg gimanapun, kt hrs byk bersyukur. Bersyukurlah...Slm hardiknas semoga sht sellu.

02 May
Balas

Ya Bou, terkadang mata hanya pengen melihat ke atas hingga lupa masih banyak yang harus disyukuri jika melihat kebawah.

05 May

Mantul...

02 May
Balas

Trimakasih Bun..

05 May



search

New Post