Bagi generasi 90-an pasti sudah tidak asing lagi dengan serial kartun Tom and Jerry. Berkisah tentang perseteruan sengit antara kucing dan tikus.Meski mereka sering berkelahi dan saling kejar-kejaran, tetapi mereka memiliki hubungan yang unik.Begitu jugalah hubungan Matthew dengan ayahnya. Awalnya hubungan mereka masih sangat harmonis. Mereka masih kerap bermain bersama, bercengkrama dengan penuh tawa. Saling berpelukan dan hampir tak pernah melihat mereka berdebat. Tetapi sejalan dengan waktu,hubungan mereka mulai berubah. Bahkan seolah berbalik 180 derajat. Dulu mereka yang selalu tampak harmonis malah sekarang sering terlihat seperti bermusuhan. Bukan karena suatu masalah yang perlu diperdebatkan tapi hanya karena masalah sepele. Misalnya, ketika mereka menonton bersama bila Matthew duduk berdekatan dengan ayahnya,itupun bisa jadi perdebatan.Atau ketika Matthew lagi tidur, tiba-tiba ayahnya memeluknya, hal inipun bisa jadi masalah besar. Dan anehnya tak satupun dari mereka mau mengalah.Bahkan hanya karena saling bertatapan mata pun bisa menjadi perdebatan panjang antar mereka.Dan dalam hal ini, saya sering menjadi kesal menyaksikan perdebatan mereka. Suatu ketika, karena teramat kesal,amarahku memuncak.Jadi kusarankan mereka tidak perlu saling bertegur sapa. Dan respon mereka membuatku makin kesal. Secara kompak mereka berdua menyalahkan saranku. "Mami berdosa menyuruh anaknya bermusuhan dengan ayahnya sendiri," protes anakku. Dan kulihat respon ayahnya yang mendukung aksi protes tersebut. Alhasil saya berada di pihak yang salah memberi solusi. Fakta lainnya, saat ayahnya tugas luar atau lama pulang ke rumah, maka orang yang paling khawatir adalah Matthew. Tapi ketika mereka bertemu, belum sampai 1 jam perdebatan sudah mulai lagi. Begitulah mereka selalu layaknya Tom and Jerry. Tetapi dalam hubungan mereka yang tampaknya jarang akur, ada beberapa hal yang mereka pegang teguh. Pertama, walau sering berdebat tapi bagi Matthew ayahnya merupakan sosok idolanya. Dan bagi ayahnya, Matthew anak yang selalu dirindukannya. Kedua, mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.Saat ayahnya kurang enak badan, Matthew selalu bersedia memberikan kusutan gratis. Dan ketika ayahnya pergi ke luar kota, yang pertama dipikirkan untuk diberi buah tangan adalah Matthew. Ketiga, walaupun mereka sering tidak akur, tetapi mereka merupakan tim yang cukup solid.Itu terlihat jelas ketika mereka bekerjasama menghadapi kekesalanku. Maka dari situ saya belajar, mungkin perdebatan mereka merupakan seni dalam hubungan antar pria sejati.

Tebing Tinggi

18 Mei 2020