Solvia Jamal

Nama Solvia Jamal, lahir di Pariaman tanggal 1September 1969. Pernah sekolah di SPG 1 Padang tamat tahun 1988 dan melanjutkan pendidikan di IKIP Padang tamat ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menumpang Biduk Retak (4)

Menumpang Biduk Retak (4)

Tantangan menulis gurusiana hari ke-142

#tantangangurusiana

`

Dengan sigap kukumpulkan uang kertas warna merah yang berserakan, dan kumasukkan kembali ke dalam amplop.

"Mas. Aku tidak mau mengambil hak istri dan anakmu." Ucapku sembari menyodorkan kembali amplop kuning itu ke Mas Bayu.

"Sayang, ini hakmu. Bukankah kamu juga istriku?"

"Nggak, mas. Aku tidak mau istri dan anakmu berkekurangan karena kamu juga menafkahiku. Aku mau menikah denganmu hanya untuk menghalalkan hubungan kita. Bukan untuk mengurangi rezeki keluargamu." Jawabku tulus.

"Aku tidak mengurangi uang bulanan istriku dan tidak mengurangi belanja anak-anakku. Ini adalah hakmu sebagai istriku. Aku merasa direndahkan jika kamu tidak mau menerima pemberianku."

Kutatap mata Mas Bayu, kutemukan kejujuran di sana. Akhirnya aku menerima uang itu, namun tidak akan aku belanjakan. Uang itu aku simpan, jika suatu saat nanti Mas Bayu membutuhkan, akan kuberikan.

"Amplop apa itu, Yona?" Tiba-tiba ibu datang.

Tubuhku kembali bergetar hebat. Keringat dingin membasahi tubuhku. Reflek amplop kuning kusembunyikan di balik punggungku. Namun secepat kilat ibu menyambar.

"Uang?" Bola mata ibu membulat melihat tumpukan uang warna merah dalam amplop. "Tolong jelaskan pada ibu. Yona, Bayu! Apa maksudnya ini?" Ibu menatapku dan mas Bayu bergantian dengan tatapan yang menghujam jantungku.

Kulihat Mas Bayu gugup, lidahku pun kelu. Aku tidak berani menatap ibu. Dadaku bergemuruh karena takut dimarahi.

"Maaf, bu. Aku membayar hutang pada Yona. Sebenarnya sudah lama, tapi baru sekarang aku sanggup membayar." Jawab Mas Bayu, setelah ia bisa menguasai kegugupannya.

"Benar itu, Yona?" Ibu menatapku penuh selidik.

"I..iya, bu." Jawabku terbata.

"Baiklah, untuk sementara ibu percaya. Tapi ingat, jangan pernah kalian menyakiti hati perempuan lain." Lalu ibu kembali masuk ke dalam rumah.

Lega rasanya, karena ibu sudah pergi. Mas Bayu sepertinya juga lega karena tak lagi nampak ketegangan di raut wajahnya.

"Mas, bagaimana ini? Ibu marah besar jika tahu kita telah menikah." Ucapku cemas.

"Tenang, sayang. Ibu dan istriku tidak akan tahu jika kita bisa menyembunyikan dengan rapi." Jawab Mas Bayu lembut. Tatapannya mengaliri rasa sejuk ke sekujur tubuhku.

"Tapi sampai kapan kita bisa menyembunyikan, Mas. Aku tidak mau di cap pelakor dan anak durhaka oleh ibu."

"Yona, aku ini ibarat pendayung biduk yang sudah retak Tanpa bantuanmu untuk menimba air yang masuk, maka biduk yang aku dayung akan tenggelam. Aku mohon, kamu jangan pernah berpikir untuk berpisah denganku. Hanya kamu yang mampu membuat hidupku kembali bersemangat."

Aku tercenung mendengar ungkapan hati Mas Bayu. Itu artinya aku menumpang biduk yang sudah retak. Jika aku tak pandai-pandai, maka aku juga ikut tenggelam.

Aku dan Mas Bayu sepakat untuk tidak pernah bertemu di rumahku lagi. Jika Mas Bayu datang ke kotaku, ia tidak lagi menginap di hotel depan rumahku. Mas Bayu menyewa hotel yang agak jauh dan aku yang datang menemuinya di sana. Sudah hampir lima tahun pernikahanku, tanpa seorangpun yang tahu.

Tapi aku sadar, Allah tidak tidur. Suatu saat nanti, ibu atau istri Mas Bayu pasti akan mengetahuinya. Jika saat itu tiba, aku berjanji akan bilang pada istrinya jika kita hanya berteman, dan aku akan menghilang dari kehidupan Mas Bayu, agar keluarga Mas Bayu tetap utuh selamanya. Aku berjanji kesalahan ini tidak akan ku ulangi lagi dengan laki-laki manapun.

`

TAMAT

`

Kota Tabuik, 282020

Cerbung Karya : Solvia Jamal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Suatu saat setiap dusta bakal tersingkap ya Bu Solvia. Salam literasi dan sukses selalu Bu Solvia

02 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasi dan suportnya bun... moga sukses selalu

02 Sep

Keren, Bu Solvia... Seru juga kalau ketahuan istri Bayu atau tetangga yang melihat mereka di hotel ya, Bu

03 Sep
Balas

Hehehe iya bun... mungkin itu akan tiba masanya bun...tapi yang ini..benar- benar hebat menyembunyikan... terima kasih apresiasi dan suportnya bun....moga sukses selalu

03 Sep

Bu Via, saya sudah baca dari bagian 1. Kisahnya menarik, walau dalam kenyataan hubungan seperti itu sulit untuk benar-benar aman. Saya memfokuskan pada judul Bu. Dalam kamus kata Pecah artinya belah, terbagi jadi beberapa bagian. Mungkin lebih tepat judulnya seperti pepatah minang, " tatumpang biduak tirih"atau Menumpang biduk Tiris. Maafkan saya Bu

03 Sep
Balas

Terima kasiih krisannya bun. bu Mirdayanti benar. akan aku ubah lagi bun...hehe..moga sukses selalu bun.

03 Sep

Mantap Bu...salam literasi

02 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

02 Sep

Keputusan yang sangat baik. Hebat buuu. Keren sekali

03 Sep
Balas

terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Menjadi orang ketiga itu benar-benar dilematis ya, Bun. Maju kena, mundur pun terjungkal. Cerita yang sangat keren, Bunda Syantiik!

03 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasi dan suportnya bun..moga sukses selalu

03 Sep

Mantul Bu Via, kisah yang spektakuler. Sukses selalu

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Mantap banget ceritanya Bu. Keren dan sukses ya Bu

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu juga buat bu Aisyah Jamela... aamiin yra

03 Sep

Kebohongan akan menutupi kebohongan lainnya, jangan sampai kebohongan tak ada ujungnya. Salam sukses selalu

03 Sep
Balas

iya pak...terima kasih apresiasi dan suportnya pak...moga sukses selalu juga buat pak Heru...aamiin yra

03 Sep

Jika saat itu tiba, aku berjanji akan bilang pada istrinya jika kita hanya berteman, dan aku akan menghilang dari kehidupan Mas Bayu, agar keluarga Mas Bayu tetap utuh selamanya. Aku berjanji kesalahan ini tidak akan ku ulangi lagi dengan laki-laki manapun.Kerennya. Bun

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Cerita yang mantap buk Via. Sukses buk

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun... moga sukses selalu

03 Sep

Mantap bun, ditunggu cerbung lainnya.

02 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

02 Sep

Mantuul ceritanya. Sukses selalu. Salam literasi yaa

03 Sep
Balas

terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu sri kurniawati...aamiin yra

03 Sep

Mantap ceritanya. Ditunggu kelanjutannya

03 Sep
Balas

Terima kasih dah mampir bun...moga sukses selalu

03 Sep

Mantap say...salam sukses selalu

02 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya say...moga sukses selalu juga buatmu say

03 Sep

Cerita yg keren bucan,,,

03 Sep
Balas

teima kasih apresiasinya bu...moga sukses selalu

03 Sep

Hmmm. Kasihan ya. Apapun alasannya masuk diantara suami istri itu, namanya tetap orang ketiga. Sukses Bun.

03 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasi dan suportnya bun... moga sukses selalu juga buat bu Minarti... aamiin yra

03 Sep

Cerita yg keren Bunda. Sukses selalu

02 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu juga buat bu Umi lestari... aamiin yra

02 Sep

masih tersisa wanita yang merasakan makna kehidupan jika ada di antara orang lain, mantap bun

03 Sep
Balas

Iya bun... Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Jika benar terjadi, kasihan sekali Yona,.... keren bunda.

03 Sep
Balas

Iya pak..tapi salah sendiri.. tidak bisa mengendalikan perasaan... terima kasih apresiasi dan suportnya pak...moga sukses selalu

03 Sep

Keren say

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya say...moga sukses selalu

03 Sep

Terima kasih admin dan adminah...moga sukses selalu

02 Sep
Balas

Mantap Bu Via lanjut salam sukses selalu.

03 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasinya pak Suhaimi... moga sukses selalu

03 Sep

Mantapp......smg sukses selalu. Ditunggu tulisan berkutnya...

03 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasi dan suportnya pak...moga sukses selalu

03 Sep

Keren Bun, ditunggu cerpen berikutnya.

03 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Keren bu.... Kisah nyatakah? Salam sukses selalu...

03 Sep
Balas

iya pak kisah nyata temanku...terima kasih apresiasi dan suportnya pak....moga sukses selalu juga buat pak Dodi...aamiin yra....

03 Sep

Mengapa harus menunggu sampai suatu saat jika ketahuan akan mngambil keputusan? ...salam sukses

03 Sep
Balas

Mungkin karena cinta dan ketergantungan pada Bayu yang selalu ada untuk Yona... Terima kasih apresiasi dan suportnya bun... moga sukses selalu

03 Sep

Kebohongan ... suatu saat pasti akan ketat, karena Tuhan sangat membencinya.Semoga Yona benar benar sadar dan kembali ke jalan yang benar.Mantap say.. ceritanya.Cermin kehidupan masyarakat.

02 Sep
Balas

Iya bun say... terima kasih apresiasi dan suportnya bun say Qu...moga sukses selalu

03 Sep

Mantap bun.sukses selalu

02 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Sry Indrayani... aamiin yra

02 Sep

Aamiin yra.

03 Sep

Sungguh menyentuh perasaan bucan, keren deh ceritanya.

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Duh mengharu biru... Mau berpihak sebelah manakah? Yang pasti nga mau jadi tokoh aku! Hehehehe keren banget ceritanya sampai bikin merinding bucan

03 Sep
Balas

hehehe....terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu..

03 Sep

Kasian si yona.

03 Sep
Balas

iya bun...terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

03 Sep

Mendayung biduk yang sudah retak tapi mau menyelaminya.bunda cantiiiik..penasaran ceritanya bagaimana nasib Yona. Sukses selalu.salam literasi

04 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bucan...moga sukses selalu juga buat bucanku Yenti Sustina... salam literasi kembali..

04 Sep

Wow kereeennn.... Sukses selalu bunda...

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu juga buat bu Nur Hasanahfatma... aamiin yra

03 Sep

Orang ketiga... Keren ceritanya bunda, sukses selalu bunda. Ditunggu lanjutannya

03 Sep
Balas

Terima kasih apresiasi dan suportnya bun...moga sukses selalu

03 Sep



search

New Post