PENANAMAN SIFAT JUJUR MELALUI STEMPEL KEJUJURAN
PENANAMAN SIFAT JUJUR MELALUI STEMPEL KEJUJURAN
OLEH: SOFII, M.Pd
GURU MTsN 3 MOJOKERTO
Kejujuran siswa dalam melaksanakan setiap bentuk penilaian, hampir di setiap di madrasah belum bisa terlaksana dengan baik. Salah satu indikatornya adalah masih banyak guru yang mengeluh akan hal tersebut. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi secara berkepanjangan? Bukankah sistem pendidikan di era milenial dengan menggunakan Kurikulum 2013 ini menekankan tentang penguatan pendidikan karakter? Solusi apakah yang bisa kita lakukan agar mutu pendidikan di Indonesia benar-benar bisa berkualitas.
Guru sebagai pendidik sungguh merasa prihatin dan sangat mengharapkan para anak didiknya kelak memiliki karakter yang baik yakni berakhlakul karimah. Jika Rosululloh diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia maka para ulama termasuk di dalamnya adalah para guru (ustadz/ustadzah) sebagai pewaris para nabi berkewajiban meneruskan perjuangannya untuk menyempurnakan akhlak budi pekerti. Inilah yang menjadi beban tugas seorang guru yang harus dijalankan sebagai amanah yang melekat pada tupoksinya.
Guru di madrasah memiliki ruang lingkup objek dakwah yang strategis yakni siswa. Jika siswa diberikan pelayanan pendidikan yang terbaik maka tidak menutup kemungkinan siswa ini akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang luhur dalam pekerti, unggul dalam prestasi, dan terampil dalam teknologi. Untuk mencapai luhur dalam pekerti, seorang guru harus memberikan keteladan yang baik dalam bersikap, berfikir, dan bertindak. Siswa di madrasah masih menganggap guru adalah satu-satunya idola yang bisa dijadikan panutan. Di sinilah guru memegang peran penting untuk memposisikan dirinya menjadi idola terbaik bagi siswanya.
Terkadang kita juga menjumpai satu kondisi dimana ada siswa yang sulit dinasihati. Mereka selalu ingin melanggar aturan-aturan yang ada di madrasah, bahkan ada beberapa kasus yang viral di media sosial elektronik maupun di media cetak dimana seorang siswa berani melukai gurunya sendiri. Sungguh naif sekali! Mengapa hal itu sampai terjadi? Sudah sedemikian parahkah kualitas moral anak didik kita?
Baiklah, sebelum kita mencoba menemukan solusi bagaimana memperbaiki karakter siswa, alangkah baiknya jika kita perdalam pemahaman kita tentang pengertian karakter itu sendiri. Mengutip dari salah satu sumber (http://smpn15bandung.sch.id/) diuraikan secara panjang lebar tentang pengertian karakter siswa dan nilai-nilainya sebagai berikut.
Pengertian Karakter Siswa
Karakter berasal dari bahasa Latin character, di dalam bahasa Arab disebut juga khuluq artinya watak, tabiat, budi pekerti, sifat-sifat kejiwaan dan akhlak. Secara terminologi (istilah) karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Definisi akan Pengertian Karakter Siswa ini abstrak karena berbentuk nilai dalam kemasyarakatan dan pergaulan. Tentu siswa akan sulit mengaplikasikan atau menerapkan tanpa contoh dan keteladanan dari orang dewasa di sekitarnya.
Tujuan pendidikan karakter siswa adalah untuk mengembangkan berbagai pontensi atau bakat kemampuan siswa dalam kaidah atau ranah tatanan nilai kemasyaarakatan yang mulia, jujur dan bertanggungjawab.
Secara umum tujuan pendidikan karakter di Indonesia adalah :
1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal, dan tradisi budaya bangsa Indonesia yang religius.
Adapun 18 karakter yang harus dimiliki oleh siswa sebagai berikut.
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai Dalam Pendidikan Karakter Versi Kemendiknas :
1. Religius, yakni ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
2. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
3. Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.
4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.
5. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
6. Keratif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.
7. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.
8. Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.
10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.
11. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.
13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.
18. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.
Nilai Dalam Pendidikan Karakter Versi Kemendiknas ini sebagai upaya dalam upaya membangun karakter bangsa melalui pendidikan di sekolah atau madrasah.
Dari sekian banyak nilai pendidikan karakter yang diuraikan di atas, selanjutnya langkah nyata apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut ke dalam diri pribadi siswa. Satu pengalaman menarik bisa kita teladani dari MTsN 3 Mojokerto yang sedang menerapkan secara nyata penanaman karakter kejujuran pada diri siswa melalui stempel kejujuran. Di MTsN 3 Mojokerto, Kepala Madrasah memberlakukan stempel kejujuran dalam upaya menanamkan karakter kejujuran siswa saat mengerjakan soal penilaian. Sebuah stempel yang terukir kata “SAYA TIDAK JUJUR” di berikan kepada setiap pengawas ruang saat pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semeseter (PAT), dan Penilaian Akhir Tahun (PAT). Bahkan tidak menutup kemungkinan semua jenis penilaian harian pun akan diberlakukan aturan stempel kejujuran ini.
Bagi siswa yang terbukti secara nyata, disaksikan temannya ataupun pengawas ruang telah melakukan kecurangan menyontek saat menjawab soal-soal penilaian maka pengawas ruang wajib memberi stempel “SAYA TIDAK JUJUR” pada lembar jawaban siswa tersebut. Saat penilaian usai dilaksanakan, korektor berhak memberi sanksi pengurangan nilai bagi siswa yang lembar jawabanya terkena stempel “SAYA TIDAK JUJUR”. Ini merupakan sekelumit langkah nyata yang bisa kita jadikan teladan dalam menamamkan pendidikan karakter pada diri siswa. Mungkin masih banyak cara lain yang bisa kita gali dan kita terapkan untuk penanaman nilai karakter yang lain. Yang terpenting adalah selaku pendidik kita harus senantiasa aktif dan kreatif dalam menemukan solusi bagaimana anak didik kita bisa mencapai target memiliki karakter positif sesuai yang kita harapkan bersama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inspiratif sekali Bapak. Awal yang baik untuk mendoktrin anak membiasakan karakter jujur. Selamat Bapak. Smg bisa meneladani.