Soendari

Seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai guru sebuah madrasah aliyah negeri di kabupaten Blitar. Alhamdulillah telah dikaruniai empat orang anak yang sho...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siapkan Generasi Emas Melalui AKSI
koleksi pribadi

Siapkan Generasi Emas Melalui AKSI

Siapkan Generasi Emas Melalui AKSI

Oleh: Soendari

Rangkaian acara Sosialisasi Pelaksanaan AKM diselenggarakan dengan lancar meski daring. Namun tak mengurangi pemahaman penjelasan yang disampaikan oleh Kasubdit Kurev. Direktorat KSKK Kementerian Agama RI Bapak Dr. Ahmad Hidayatullah, M.Pd. Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 September 2020 yang diikuti oleh seluruh guru MAN 2 Blitar beserta KKM dan ikut bergabung juga kepala MTsN 8 Blitar melalui Zoom Meeting. Tepat pukul 08.00 berlaku sebagai pembawa acara Bapak M Samsul Arifin, S.PdI mengawali acara sosialisasi dengan memberikan kesempatan kepada Bapak Drs. Ahmad Zubaidi, M.Si, selaku kepala MAN 2 Blitar untuk memberikan sambutan. Beliau menegaskan bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran menjadi semakin baik. Pelayanan kepada peserta didik menjadi lebih baik, berkualitas, dan berakhlaqul Kharimah.

Sambutan dilanjutkan Bapak Drs. Hamim Tohari, M.Pd selaku Kasi Mapenda Kemenag Kab. Blitar. Beliau berharap “Mudah-mudahan penjelasan dari sosialisasi ini dapat memberikan hasil yang akurat, kebenarannya tidak diragukan lagi karena yang menyampaikan langsung dari sumber yang akurat pula”. Sekaligus pembukaan acara sosialisasi dilakukan oleh beliau.

Berikutnya inti acara yaitu sosialisasi pelaksanaan AKM disampaikan langsung oleh Bapak Ahmad dengan penuh semangat agar tidak terjadi salah pemahaman tentang AKM. Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa sebelum istilah AKM muncul, kementerian agama telah memunculkan istilah AKSI, yaitu Asessement Kompetensi Siswa Indonesia. Tak jauh berbeda dengan istilah itu antara AKSI, AKM, dan AN (Asessment Nasional) merupakan sebuah pengukuran kemampuan setelah proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Mungkin istilah tersebut nantinya akan berganti lagi. Namun inti maknanya adalah sama.

Persiapan untuk menghasilkan peserta didik yang mampu berkompetisi dan memiliki kemampuan menyelesaikan tantangan zaman. Perlunya disispkan mental yang kuat, iman yang teguh, kondisi dan pikiran yang baik pada peserta didik, sehingga pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dapat tercipta. Kualitas iman yang kuat, taqwa dan memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia memungkinkan SDM unggul sebagai generasi emas akan terwujud.

Perlunya sebuah pengukuran yang akuran berupa AKSI/AKM sebagai wujud dari usaha perbaikan pembelajaran menjadi lebih baik dengan mendiagnosa dan merevisi sistem pembelajaran yang kurang. Asessment akan dilakukan dengan 2 (dua) jenis, yaitu assessment kelas dan assessment nasional. Asessment kelas dilaksanakan pada proses dan hasil belajar setiap individu peserta didik, sedangkan assessment nasional untuk mengevaluasi sistem yang kurang/pas/lebih.

Hal yang diukur dalam AKSI/AKM, yaitu kemampuan membaca, kemampuan menghitung, kemampuan menanggapi sebuah fenomena alam (sains), dan kemampuan menghadapi problematika sosial budaya. Uji kompetensi tidak lagi pada bentuk pilihan ganda saja tetapi bisa bervariasi. Kalimat pernyataan pada soal juga tidak saja bentuk yang sederhana, tetapi bisa menggabungkan ketreampilan membaca, logika berpikir, dan hitungan angka. Dengan bentuk soal yang bervariasi maka khasanah pengetahuan peserta didik pun menjadi semakin berkembang. Akhirnya penilaian pun tetap dilakukan oleh madrasah/sekolah tersebut, tidak lagi ada pembuatan soal bersama, tetapi semuanya diserahkan kepada masing-masing madrasah/sekolah.

Materi akhir disampaikan mengenai pola pikir untuk masa depan. Terdapat 5 (lima) poin agar peserta didik dapat menyaring rayuan, gangguan dari luar agar tidak mudah terpengaruh, yaitu mampu berkreatif, mampu mengevaluasi, dan menganalisa setiap permasalahan yang terjadi. Ketiganya ini menggunakan cara berpikir tingkat tinggi (HOTS), sedang kedua poin berikutnya adalah mampu mengingat dan mengaplikasi adalah cara berpikir tingkat rendah (LOTS).

Sebelum acara penutupan sosialisasi diselesaikan ada beberapa pertanyaan dari peserta bagaimana mendiagnosa peserta didik yang memiliki jumlah peserta relatif banyak di tiap kelasnya. Ketepatan penjelasan dari Bapak Ahmad memberikan pemahaman kepada peserta sosialisasi menjadi semakin jelas. Pada tahun 2021 AKM ini akan diujicobakan di tingkat kelas 5 MI terlebih dahulu. Setelahnya akan dilakukan revisi dari berbagai aspek pengukuran dan penilaian hsil belajar. Berakhir dengan pembacaan doa oleh Bapak Fathurohim, MA tepat pukul 12.00. Semoga sosialisasi ini dapat membawa manfaat.

Blitar, 5 September 2020 Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda ulasan yang mencerahkan

06 Sep
Balas

Terima kasih bunda , salam

06 Sep

Siapkan geerasi emas yang kuat, berakhlaqul kharimah

05 Sep
Balas



search

New Post