Salah Kaprah Pembelajaran PJOK Selama Ramadan
Episode Pengetahuan Praktis Pembelajaran
SETIAP memasuki bulan ramadan, sebagai guru PJOK yang bulan Juli ini sudah 30 tahun pengabdikan diri. Selalu terganggu dengan munculnya pertanyaan dari peserta didik (siswa) tentang kegiatan olahraga di sekolah. Pertanyaan klasik yang dimunculkan itu adalah: " ... Saya sedang puasa Pak, mohon ijin untuk saat ini tidak mengikuti pelajaran olahraga". Mendapat pertanyaan klasik seperti ini apa yang harus kita (guru olahraga) lakukan. Mengijinkan mereka-mereka untuk berhenti total tanpa ada aktivitas olahraga, tetap berolahraga seperti kegiatan sehari-hari. Atau pembelajaran berlangsung dengan menyesuaikan diri dan pengurangan porsi kegiatan praktik.
Sebagai seorang guru, yang semua aktivitas dan keputusannya selalu berdasar pola berpikir ilmiah. Tentunya mendapat pertanyaan seperti ini guru (olahraga) tidak akan memberikan jawaban "waton ngomong" dengan tanpa didasari kajian ilmu. Termasuk kita sebagai Guru PJOK, seharusnya dengan pertanyaan tersebut bisa memberikan argumen ilmiah sehingga siswa bisa menerima alasan tersebut dengan legowo.
Paparan mayoritas ahli, menyikapi aktivitas aman yang dilakukan seseorang dalam keseharian di bulan ramadan adalah tetap lakukan kegiatan seperti biasa. Tidak ada ahli yang menyebutkan kita berhak mendapat keringanan atau menunda pelaksanaan tugas sampai setelah bulan Ramadan berakhir.
Kita menjalani puasa itu atas kemauan sendiri demi ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya untuk mendapatkan rahmat-Nya. Amati Surat Al Imran ayat 132 (Q.S 3 - 132) yang berbunyi: "... Taatilah Allah dan Rasul-Nya agar kamu diberi rahmat ....”. Jadi tidak benar jika ada ungkapan seperti: ”Dalam bulan Ramadan mana mungkin melakukan olahraga?". Atau kata-kata: "tugas dan pekerjaan saat bulan puasa itu harus dikurangi dan sebagainya". Ungkapan-ungkapan yang menyesatkan itu, menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan keringanan dalam menjalankan tugas - tugas hariannya sebagai syarat melaksanakan puasa wajib.
Orang bertakwa itu adalah orang yang taat menjalankan perintah Allah tanpa meminta dan mengajukan syarat apa pun karena ini termasuk dalam tugas sehari-hari. Kita tetap dituntut harus menjalankan dan memelihara kesehatan melalui olahraga. Demi tetap terpeliharanya kesehatan kita dan memelihara kualitas gerak otomatis yang sudah kita terapkan dan jalankan selama ini.
Salah satu hasil penelitian menyebutkan, bila selama bulan ramadan olahraga dihentikan, pastinya berakibat menurunnya kemampuan fungsional gerak kita. Ketiadaan gerak selama satu minggu saja akan menurunkan kekuatan otot sekitar 10-15% dan bila dibiarkan tanpa latihan dalam tiga minggu kapasitas kerja menurun 20%-25%.
Untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang tersebut, diperlukan usaha yang lebih keras dari pada menjaga dan memeliharanya. Pemeliharaan derajat kebugaran (kesehatan) dalam menunjang kegiatan olahraga memerlukan pemeliharaan yang bersinambungan.
Masalah yang juga penting adalah bagaimana cara mengatur aktivitas gerak itu selama satu bulan ramadan. Agar tugas sehari-hari tetap eksis dan dapat menjalankan ibadah keagamaan (puasa ramadan) sekaligus kebugaran dapat lebih ditingkatkan.
Makan sangat perlu, oleh karena makanan adalah sumber daya (energi) tak tergantikan untuk keberlangsungan kehidupan termasuk untuk bekerja dan berolahraga. Di bulan penuh berkah ini makan minum harus dihentikan antara saat imsak sampai setelah azan magrib. Akan tetapi, untuk dapat melakukan olahraga, penyediaan sumber daya tidak menjadi masalah karena ada makan sahur. Jadi, makan sahur memang sangat perlu kebutuhan kalori + 25-30 Kcal/Kg BB/hari, umumnya dapat dipenuhi dengan baik. Kerawanan yang sering terjadi ialah karena kurangnya pemahaman akan susunan makanan yang seimbang.
Kebutuhan protein 1-2 gram/kg BB/hari, tergantung berat aktivitas fisik sehari-hari. Kandungan protein makanan sehari-hari cukup 15-20%. Protein bukan sumber daya (energi) utama. Sumber daya utama (55-65%) adalah karbohidrat (beras, jagung, ubi, tepung terigu). jadi tidak perlu makan protein berlebihan! sebutir telur ayam beratnya kl. 0,60 gram. Satu atau dua butir telur setengah matang atau matang (lebih mudah dicerna) di samping sumber protein lainnya pada saat makan sahur, sangat mencukupi kebutuhan.
Dengan menyertakan sebutir telur sewaktu makan sahur insyaallah beragam keluhan yang berhubungan dengan laparnya orang berpuasa tidak akan mengganggu. Akan tetapi, yang lebih penting dari faktor makanan itu ialah menjaga jumlah air dalam tubuh dengan cukup minum. Khususnya setelah makan minum saat sahur, tambahkan secara sadar dua gelas air minum. Air merupakan prioritas kehidupan kedua setelah O2, jadi jumlah air tubuh harus selalu cukup. Ginjal memerlukan air untuk dapat berfungsi normal (membuang racun sampah tubuh).
Dilihat dari sudut (kajian) ilmu faal, puasa adalah menggeser waktu makan dari kebiasaan makan di siang hari menjadi malam hari. Pergeseran waktu makan berakibat pergeseran waktu sekresi liur pencernaan dan hormon olah daya (metabolisme). Pergeseran waktu sekresi tidak mungkin berlangsung seketika bersama dengan dimulainya puasa, tetapi memerlukan waktu, yaitu masa penyesuaian yang berlangsung kl. 3 hari. Oleh karena itu, kecuali 3 hari pertama puasa, dosis olahraga dan tugas pekerjaan tidak perlu dikurangi, jadi lakukanlah olah raga dan tugas pekerjaan tetap seperti biasa!
Akhirnya selamat menjalankan ibadah puasa bagi warga muslimin dan muslimat, jangan hanya karena mendapat informasi yang tidak jelas dasar keilmuannya kita tunda atau bahkan tidak olahraga sama sekali. Jalankan aktivitas olahraga dan atau pembelajaran PJOK dengan takaran dan porsi seimbang. Dan mereka yang tidak berpuasa, hormati mereka yang menjalankan ibadah puasa dan prinsipnya tetap berolahragalah seperti biasa dengan niat menjaga kebugaran. Semoga lancar !
*) Slamet Yuliono - Si Pembelajar -
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aktifitas tiada henti. Ok Pak selamat ..
Ya Pak tiada hari tanpa olahraga .... hehehe
Siap....tetap berolahraga....
Ya Bunda, olahraga ringan-ringan saja ...
Sangat setuju. Malah kadang-kadang makannya lebih banyak waktu puasa, koq olah raganya dikurangi...njih pak? Salam sehat dan sukses selalu. Mohon ma'af lahir dan bathin, selamat menjalankan ibadah puasa. Barakallah.
Sama-sama Bunda, sehat selalu dan berkah ....
Mantap pak... Menjelaskan brdsrkn ilmu pengetahuan...
Ya Bunda, pakai referensi agar siswa percaya
ya ini dalam sudut pandang saya dikenal dengan strategi terstruktur sistematis untuk melemahkan mental & fisik kaum muslimin dalam pengajaran. Kemudahan dan kemakluman saat bulan puasa menjadikan mental murid sejak dini terbentuk 'ingin dimaklumi saat berpuasa (mental lemah)'. Semoga ada upaya dan kesadaran untuk kembali menumbuhkan mental yang kuat untuk murid dan juga kita semua, terutama saat bulan penuh berkah dan pahala itu tiba. Salam olahraga,