Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyerap Aspirasi Siswa lewat 'Ngobrol'
http://docplayer.info/62873088-Fasilitasi-yang-efektif.html

Menyerap Aspirasi Siswa lewat 'Ngobrol'

Episode: Menuju Guru Profesional (6)

... " MAS Fulan tolong, tolong bantu saya sambungkan kabel ini ke LCD dan sekalian di coba ya ...". Suara Bu Susi sejenak memecah kebuntuan komunikasi usai membuka kegiatan pembelajaran pagi itu. " ... Nggih Bu, siap... ". Itulah dialog awal pembelajaran mata ajar IPA pagi hari di kelas IX H. Pemandangan meminta bantuan semacam ini kini bukan sesuatu yang tabu dan memalukan. Karena kalau sudah menyangkut urusan penguasaan IT dalam pembelajaran, sebagian besar siswa mulai di kelas VII akan lebih 'familier' di banding ibu/bapak guru. Khususnya untuk sejawat guru yang kurang atau tidak mau 'belajar' memahami seluk beluk IT.

Bermula dari cara pemasangan kabel bisa berlanjut pada kemampuan mengolah kata dan memperbarui fitur di HP/SMS. Hingga pemberian tugas untuk siswa membuat rangkuman materi ajar (power point), dan dari sinilah ngobrol 'bareng' siswa bisa lebih dioptimalkan. Kenapa? ngobrol atau 'ngrumpi' bersama siswa perlu dilakukan. Semua bermula dari kepentingan pembelajaran di era K. 13 yang kunci suksesnya lebih banyak menekankan aktifitas eksperimen siswa dalam menerima bahan ajar.

Meskipun penulis yakin tindakan atau gebrakan yang dilakukan guru dalam menyerap aspirasi siswa dengan konsep dialog (ngobrol) secara spontan maupun melalui SMS masih dalam perdebatan. Namun satu sisi ini merupakan kesempatan guru untuk bisa memasukkan ide dan konsep ajar yang paling jitu sesuai keinginan dan selera mayoritas siswa. Sisi lainnya perilaku ngowah-owahi adat dan tidak layak dilakukan guru karena dianggap bisa menurunkan wibawa guru dalam proses mengajar dan pembimbingan.

Apapun alasannya, dalam menjalankan suatu eksperimen dari seorang guru diibaratkan berjudi dengan sebuah sistem. Tinggal waktu yang akan menilai apakah konsep yang (sedang) diterapkan itu bisa berjalan efektif atau malah bermasalah. Prinsipnya dari mencoba dan mencoba itulah (kita) akan menemukan hal baru yang diharapkan akan bermanfaat bagi keberlangsungan suatu proses pembelajaran.

Konsep yang coba diterapkan dalam kegiatan ngobrol bareng dengan siswa tersebut, prinsipnya dibuka ruang pembelajaran selebar-lebarnya bagi siswa untuk menyampaikan pendapat, keluhan, saran, dan kritik yang membangun tentang masalah apa saja yang berhubungan dengan proses pembelajaran umumnya dan bahan ajar yang diberikan gurunya khususnya.

Dari tawaran konsep itu, salah satu keuntungan yang diperoleh dari ngobrol yang sifatnya tanpa protokoler (basa basi) akan lebih efektif karena disampaikan dengan cara terbuka dan tanpa tendensi. Harapan guru akan ada jawaban beragam baik itu berupa kebijakan maupun kesepakatan tak tertulis yang tujuannya demi keberlangsungan pembelajaran yang lebih baik dan efektif.

Adapun kelemahan dalam dialog, bila harapan siswa tidak terpenuhi dengan segera maka akan kecewa, sementara permasalahan yang dihadapi guru sangat banyak dan perlu skala prioritas dalam penanganan masalah. Tentu tidak semua masalah yang terjadi di sekolah bisa terurai dengan cepat dan maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia, waktu dan konsep.

Selain “Ngobrol Bareng bersama siswa”, seperti sudah terungkap di atas terobosan lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru adalah membuka layanan SMS. Tujuannya hampir sama mendekatkan dan mengkomunikasikan beragam permasalahan yang ada di kelas maupun di sekolah. Entah itu masalah pribadi, suasana kelas, konsultasi belajar, hingga kerumitan lain yang sejenis. Khususnya bagi anak didik yang kurang mahir dalam mengkumunikasikan dalam bahasa verbal atau langsung. Ini terjadi karena rasa malu, enggan, takut salah, atau karena minder.

Membuka layanan SMS merupakan bentuk kepedulian guru terhadap anak didiknya dalam menerima beragam aduan. Jika ada pertanyaan dari siswa, guru bisa langsung menjawab setidaknya maksimal tiga jam sejak SMS tersebut diterima guru. Layanan SMS Center dibuka pukul 12.00 - 22.00. Jika melebihi batasan jam tersebut, maka jawaban atas aduan siswa dijawab pada hari berikutnya. Aduan yang masuk akan diterima dan diselesaikan tergantung situasi dan kondisi. Misalnya soal permasalahan dengan orang tua yang tidak sejalan dengan pemikiran siswa dan mengakibatkan menurunnya semangat belajar maka akan dicek dahulu, baru ditindaklanjuti.

Kedua langkah ini merupakan bagian dan strategi kreatif guru yang seharusnya dan patut diacungi jempol. Khususnya dalam mempermudah layanan komunikasi antara siswa dan guru. Namun yang perlu diperhatikan dalam acara dialog bersama dan tebar SMS ini, siswa yang mengikuti aktivitas ini wajib mengikuti aturan standar agar kegiatannya tidak disalahgunakan. Bentuk aturan baku itu diantaranya: menggunakan bahasa yang baik, santun dan tidak boleh kasar, berbicara masalah sara, apalagi menyinggung privasi seseorang. Dan bila aturan ini dijalankan bisa dipastikan acara akan berjalan kondusif.

Sebuah Solusi

Mengakhiri tulisan ini layanan guru terhadap siswa berupa ngobrol bareng dan SMS untuk menerima masukan, kritik, dan saran tentunya bisa dijadikan sarana sekaligus memberikan solusi untuk menanggapi berbagai keluhan dan persoalan siswa sebagai bagian dari pelayanan prima. Siswa diibaratkan seorang raja, maka perlu dilayani dengan baik setelah guru menerima aduan khususnya dalam menyambut kesiapan siswa di masa yang akan datang.

Ngobrol Bareng dan atau ber-SMS-ria bersama siswa adalah bagian dari media yang kini sangat diperlukan untuk menyambung komunikasi antara guru dan siswa. Satu prinsip cerdas yang sesuai filosofi pendidikan bahwa jika Anda mengaku sebagai guru profesional dalam aktivitas kesehariannya harus hadir, mau melayani, dan tidak abai akan kewajiban dan selalu berusaha mencari solusi cerdas ketika siswa mengeluh dan menjerit.

-----------------------------------------

Turen - Malang, 19 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagi guru, aspirasi siswa benar2 tak boleh diabaikan. Sebab pada hakikatnya, guru adalah pelayan siswa dalam pembelajaran.

19 Jul
Balas



search

New Post