Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gurusiana New's (8)
http://medan.tribunnews.com/2012/05/30/molor-pn-dan-kejari-medan-lempar-tanggung-jawab

Gurusiana New's (8)

LEMPAR TANGGUNG JAWAB

SEHARIAN kemarin (Selasa, 7 Agustus 2018) penulis dibuat kesal oleh panitia PHBN (Panitia Hari Besar Nasional) yang 'maaf' amatir dan membingungkan. Tidak hanya pada penulis saja, termasuk semua pihak yang terkait dengan kegiatan rutin tahunan ini.

Kesan saling lempar tanggung jawab nampak jelas setelah penulis coba datangi satu persatu panitia penyelenggara yang mendapat amanah kegiatan ini. Konsep salah kelola dan berujung pada lempar tanggung jawab ini berdampak pada kegiatan-kegiatan yang ada dalam lingkup yang lebih kecil. Agenda dan persiapan yang sudah matang terpaksa berubah dan beresiko 'membuyarkan' angan dari banyak pihak.

Sangat menyedihkan, ditengah upaya negara ingin membangkitkan kesadaran menggelorakan pendidikan karakter sebagai salah satu pilar membangun wawasan kebangsaan. Harus dimentahkan oleh orang-orang yang lepas tangan dan terkesan melakukan pembiaran oleh pejabat publik. Ya, pejabat yang diharapkan sebagai 'icon' pembangkit kesadaran mental anak bangsa malah tidak bisa dipercaya dan berperilaku menyimpang.

*****

Lempar tanggung jawab atau dalam istilah lebih halus buang bodi adalah perilaku salah demi membela diri atas 'ketidakmampuannya' dalam menangani suatu permasalahan dan cenderung menimpakan kesalahan kepada orang lain.

Perilaku menyimpang seperti buang bodi atau lempar tanggung jawab ini terjadi karena banyak faktor, diantaranya: (1) genetik atau faktor keturunan. Sifat dan sikap ini adalah pembawaan yang diwariskan dari orang tua dan berkecendurangan menular pada anak; (2) Mencontek atau meniru perilaku dari orang-orang yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Anda melihat orang-orang di sekitarnya banyak yang melakukan tindakan seperti itu. Dan selanjutnya 'menyimpulkan' rasanya lebih enak kalau tidak bertanggung jawab. Nah, ketika semua itu terjadi ada kemungkinan kita berpikiran 'ya, udah gue ikut itu aja'. Pada kasus lain, pola asuh ortu yang terlalu melindungi anaknya ikut membentuk perilaku tidak bertanggung jawab. Misalnya, saat si Fulan tersandung batu maka ortu justru menyalahkan dan memukul batu tadi. Dari situ, sebetulnya orangtua menanamkan ke anak bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada anak itu bukan perbuatan dia. Beberapa orang kemudian membawa pola tersebut sampai dia besar. Kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada saya, itu bukan karena saya, tapi karena orang lain. Selain itu, ada beberapa orang yang di keluarganya selalu ditempatkan sebagai orang yang benar. Jadi, dia memang tidak dibiasakan untuk bertanggung jawab sejak kecil sehingga dia berpikir kalau orang sebenarnya tidak perlu bertanggung jawab. Saat dia melakukan kesalahan, ya, nggak apa-apa dan konsekuensinya nggak ada. Dia akhirnya tidak pernah terbiasa melihat keterkaitan antara satu hal dengan hal lainnya. Tidak mengherankan, kalau tindakannya sering kali terlihat 'semau gue'.... Karena manusia itu pada dasarnya ingin yang enak-enak, sehingga orang dituntut harus bertanggung jawab, rasanya kurang nyaman - ada beban. Jadi, kalau bisa yang enak kenapa mesti mengambil yang nggak enak? Tanggung jawabnya kan bisa dilimpahkan kepada yang lain juga, jadi limpahkan saja ke orang lain. Bila kita lihat secara objektif, si buang bodi punya banyak musuh, karena melakukan kesalahan. Tapi, kalau orang yang merasakan apa yang dilakukannya benar dan orang memusuhi dia, dia akan bilang, 'Itu problem lo, dong! Gue melakukan hal benar, kok'. Akhirnya dia bikin norma sendiri sehingga dia merasa yang dilakukannya adalah benar. Harus ada sebuah kesadaran yang luar biasa untuk berubah. Sikap yang kadang membutuhkan proses tersulit, untuk membawa dia kepada suatu kesadaran 'apa yang saya lakukan salah'. Semoga kita tidak termasuk orang yang suka melempar tanggung jawab. Aamiin ....

--------------------------------

Turen - Malang, 8 Agustus 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin yaa robbal alaamiin. Bagaimanapun usaha melempar tanggung jawab dilakukan, tetap saja tiap individu harus mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya. Semoga kita mampu menanam dan menumbuh kembangkan rasa "tanggung jawab" didalam diri anak-anak. Jazakumullah khoiron katsiro sudah sangat mengingatkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...pak guru.

08 Aug
Balas

Ya Bunda. sekedar berbagi Bunda. Sangat sakit rasanya ....

08 Aug



search

New Post