Kamis akhir bulan, Fuad menyaksikan pemandangan tersendiri, yakni melihat ayah pulang kerja dengan memakai jas hujan. Saat itu, musim hujan mulai menyapa bumi kota BERIMAN. Usai solat dhuhur, ayah istirahat dan terlelap tidur. Nampaknya ayah terlalu lelah bekerja . Sebagai kepala keluarga mencari dan untuk mencukupi kebutuhan keluarga termasuk di dalamnya kebutuhan anak-anaknya dalam menuntut ilmu

Usai Fuad makan siang, ia sengaja berjalan pelan untuk tidak mengganggu ayah yang sedang tidur lelap. Ia mulai menuntun motornya untuk di pindah ke samping rumah. Fuad mulai mencoba mencuci motor ayah. Ia mengambil peralatan di garasi rumahnya.

Pelan-pelan ia menyiramnya dengan air dalam ember dan membilasnya dengan menambah pewangi motor yang biasa untuk mencuci. Setelah di rasa bersih, selanjutnya membersihkan dengan kain lap kanebo.

Berikutnya Fuad mengambil jas hujan yang basah untuk di bersihkan dengan kanebo. Setelah bersih dan rapi ia lipat dan masukan ke dalam tempat khusus di motor itu. Motor kemudian di pindah menuju ke tempat parkir di garasi dalam rumahnya

Lima menit kemudian Fuad bergegas menuju rumah Fauzi untuk main sepak bola. Itung itung untuk periapan lomba memeriahkan kemerdekaan di kampungnya.

Kumandang adzan Asar bergema dari Muadzin Masjid Al Hikam yang berjarak 50 meter. pak Mustajab terbangun lalu siap-siap menuju ke masjid untuk solat berjamaah. Ia sempat melirik motor yang tadi dipakai namun motor tidak ada, Dalam benaknya, mungkin dipakai Fuad bermain ke rumah temannya.

Sepulang dari Masjid, pak Mustajab menuju ruang garasi motor untuk mengambil alat cuci motor seperti kain lap kanebo, sampo dan lainnya. Ia sempat terkejut dengan motor yang sudah di dalam garasi. Ia dekati ternyata motor sudah bersih dan kinclong.

Ia lalu coba telpon ke Fuad tentang siapa yang mencuci motornya, ternyata yang mencuci motor adalah Fuad.

Ayah tertegun dan terharu, lalu berucap lirih “trimakasih nak, kau telah mencuri start mencuci motor. Gusti, trimakasih atas karuniaMu"

270724