Dia Adalah Corona
Saya berjalan menyusuri bangunan ini, sepi sekali. Yah, sekolah ini seolah raga yang kehilangan jiwanya. Entah ini sudah hari keberapa sejak saya tak lagi dapat menatap anak-anak murid saya di sekolah. Saya ingat betul, betapa saya senang saat pertama kali libur sekolah diumumkan. Tak perlu menunggu weekend ataupun hari-hari besar untuk liburan. Apalagi saat itu saya memiliki bayi, dimana dengan diliburkannya sekolah saya dapat bersamanya sepanjang hari.
Tetapi entah kenapa, semakin lama saya di rumah, saya merasa kehilangan kehidupan saya yang sesungguhnya. Ini tak semestinya. Saya tak bisa berjabat-tangan, tak bisa menatap wajah semua orang saat kita di luar rumah, bahkan saat seseorang sakit diantara saya, perasaan curiga timbul kemana-mana.
Sebab itulah, seberapapun hikmah akibat Corona, akan jauh lebih baik jika kita dan dunia baik-baik saja seperti sebelumnya. Mari kita tetap bersama melawan dia. Karena dia adalah corona. Adanya dia memang membawa beberapa hikmah, tapi tetap saja, hanya dengan hilangnya dia kita bisa kembali menjadi manusia sesungguhnya. Jaga diri kita sendiri demi kita semua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sama2 berdo'a kita bun semoga dia corona cepat berangkat, slm literasi
Aaamiiiin terima kasih sudah mampir
Keren bu
Corona membawa cerita
Corona membawa cerita
Corona membawa cerita
Corona memberikan banyak pelajaran hidup kepada kita. Lanjut bun...