Obat Berduka
Ditinggal orang yang tersayang tentunya membuat hati terluka. Butuh beberapa waktu untuk menghilangkan bayangan keindahan saat bersamanya. Dan butuh keikhlasan serta ketulusan untuk melepas kepergiannya.
Tidak ada yang kekal di dunia ini. Semua pasti akan kembali ke hadirat Ilahi Rabbi. Tangisan, penyesalan dan rasa sedih tidak akan mampu menghalangi kepergian orang yang kita sayang. Semua ada masanya dan masa itu yang mengetahui hanya yang Maha Kuasa.
Demikian juga yang aku rasakan. Berbagai aktivitas telah aku jalankan dengan penuh suka cita. Namun saat aku dapat kabar duka bahwa sahabatku telah tiada, rasa sedih diiringi tetesan air mata sulit sekali aku tahan. Aku begitu berduka. Sahabat yang selalu membuatku tertawa dikala aku berduka. Kemarin hari ahad pukul 20.30 harus menghadap Sang Pencipta.
Sulit sekali hatiku menerima kenyataan ini. Walau aku tahu dalam Al quran Allah beberapa kali firmankan bahwa setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian. Seperti dalam Al quran :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati." [QS. Ali Imran, (3 : 185), al-Anbiya’ (21: 35) dan al-Ankabut (29: 57)."
Melepas itu harus dipaksa agar jadi ikhlas. Karena dengan ikhlas tentunya tidak akan ada lagi beban. Semua akan mengalir indah tanpa ada duka.
Berbagai hal yang aku lakukan untuk bisa mudah menerima qudratullah ini. Mulai berdzikir, membaca surat Al ikhlas hingga yang terakhir aku lakukan adalah membuka whatsapp(WA)ku. Begitu banyak pesan yang belum sempat aku baca. Sebenarnya aku iseng membukanya dan hanya untuk mengalihkan pikiranku saja.
Aku mulai membuka pesan-pesan di group whatsappku. Hingga mataku tertuju pada group menulisku. Group guru menulis yang telah lama aku tinggalkan karena banyaknya tugasku.
Satu per satu kubuka tulisan hebat dari orang-orang hebat di sana. Ada tulisan dari Bunda Astuti , Bunda Sumintarsih, Ayahnda Moch.Choiri, Ayahnda Ahmad Syaihu, Bunda Mei, Om Jay, ayahnda Marjuki, Bunda Yanti dan lain-lain. Indah sekali tulisan mereka. Aku cermati tulisan gurih laksana kacang goreng itu. Tulisan segar laksana air mengalir dan tulisan menyehatkan laksana nutrisi lengkap bagi orang yang kurang sehat.
Awalnya aku tidak percaya bahwa mungkinkah ku temukan obat dukaku di group itu. Karena rasa kehilanganku yang begitu mendalam. Pelan tapi pasti membuka dan membaca tulisan ayah bunda hebat ternyata mampu mengobati lukaku. Berbagai cerita yang ayah bunda suguhkan dan bervariasinya gaya bahasa membuat aku terlena.
Tidak hanya satu atau dua menit waktuku untuk membaca cerita mereka, namun berjam-jam. Dan anehnya aku tidak merasa bosan. Cerpen bunda mei tentang rembulan yang di makan buto sungguh membuatku tersenyum simpul. Teringat cerita kakek dan nenekku semasa kecil. Tulisan ayahnda Marjuki yang mengajakku melanglang buana hingga ke negara tetangga. Tulisan bunda Yanti yang mengingatkan posisiku sebagai orang tua semuanya sungguh hebat. Dan banyak lagi tulisan hebat lainnya yang tidak mampu aku tuliskan resensinya satu per satu.
Tulisan-tulisan tersebut adalah obat berduka yang benar-benar mujarab bagiku. Saat itulah baru aku buktikan pesan ayahku tatkala aku mau berangkat ke ma'had. "Yen sliramu weruh enek konco kang garahi atimu loro, ora usah nesu-nesu. Lungo o golek o buku terus woconen. Kui mengko sliramu oleh loro paedah. Ilmu mergo kang kok woco kui buku uga sliramu iso nglalekne loro atimu. Nadyan mung sedelo" pesannya dalam bahasa jawa. Yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah "Bila kau lihat ada teman yang membuat hatimu sakit. Janganlah marah-marah. Pergi dan carilah buku lalu bacalah. Dengan membaca buku ada dua manfaat yang akan kau dapatkan. Ilmu dan rasa sakit hatimu walaupun itu sebentar."
Bersyukur sekali rasanya aku bisa menemukan obat berdukaku tanpa harus keluar rumah. Obat berduka yang Allah siapkan melalui tulisan-tulisan hebat dari orang-orang hebat pula. Semoga obat berduka yang aku temukan mampu menginspirasi bagi pembaca yang mungkin sedang berduka. Mengapa harus merana dan mengapa juga harus berduka jika semua bisa sirna karena membaca. Membaca dan teruslah membaca.
Mari kita lihat banyak lingkungan yang bisa kita baca. Banyak pengalaman orang lain yang bisa kita jadikan Ibrah. Ada permulaan pasti ada akhiran. Ada kehidupan pasti ada kematian. Semuanya harus disikapi secara bijak. Orang lain bisa tabah mengapa kita tidak. Semoga dengan membaca terobati semua duka. Aamiin
Wallahu a’lam bishshowab
Salam literasi Abadi di Hati
Wlingi, 29 Agustus 2018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Turut berduka, semoga sahabatnya Husnul Khotimah, tetap semangat untuk berliterasi, tulisannya semakin bergizi dan renyah
Terimakasih doanya untuk sahabatku ust. Semoga Allah meridhoi.. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin. Tak lupa saya ucapkan terimakasih juga untuk suportnya. Mohon bimbingan dan arahannya agar saya bisa berkembang seperti panjenengan.. Aamiin
Turut berduka, semoga husnul khotimah. Tidak ada yang bisa mengobati duka kecuali keikhlasan. Ajari hati untuk senantiasa ikhlas.Karena ikhlas memang ilmu tingkat tinggi. Perlu latihan setiap hari karena ujiannya selalu tidak terduga. Setelah ikhlas, apapun bisa kita lakukan untuk mengobati duka itu, termasuk membaca. Insyaallah, nanda dalam keadaan sabar. Salam sehat dan sukses selalu untuk keluargaku di Blitar. Barakallah.
Subhaanallaah.. Terimakasih resep obat berdukanya bunda. Mohon doanya agar hati bisa cepat mengikhlaskan kepergiannya njih. Jazakillah salam sehat dan suksesnya untuk nanda sekeluarga. Salam ta'dzim dari nanda yang di Blitar njih.. Semoga bunda semakin sehat dan cepat pulih seperti sedia kala.. Aamiin
Aamiin ya robbal alaamiin.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..turut berduka Bu..mudah-mudahan khusnul khotimah ...
Aamiin Yaa Rabbal'alamiin terimakasih doa dan suportnya bunda. Salam kenal dariku yang di Blitar bunda..