Kehidupan vs Makanan
Menyantap makanan saat lapar pastinya terasa nikmat. Tahukah Anda bagaimana cara memasak makanan tersebut, dan apakah bumbu-bumbunya? Makanan tidak akan terasa nikmat, tanpa sentuhan tangan halus yang mahir dalam meramu bumbu. Berikut cara pengolahannya. Mana yang harus dimasukkan terlebih dahulu, antara bumbu dan sayuran, jika akan memasak sayur. Bisakah dan bagaimana rasanya jika sayur yang dimasukkan terlebih dahulu baru bumbu-bumbunya. Nah ini yang perlu dipikirkan untuk berlaku bijak agar menu tersebut lezat terasa.
Menu makanan akan terasa nikmat dan sedap, tatkala berbagai bumbu diramu dan dimasukkan dalam masakan oleh seorang koki andal. Pedasnya cabai, asinnya garam, manisnya gula, dan asamnya cuka, akan berpadu dalam kenikmatan jika semua pas komposisinya. Demikian pula sebaliknya, penentuan bahan, bumbu dan cara memasaknya sama, namun, jika komposisi tidak pas tentu menu akan tiada berasa.
Begitu pula kehidupan manusia. Kehidupan akan terasa indah karena adanya orang-orang , yang Allah ijinkan berada dalam kehidupan kita. Ada yang laksana cabai , kunyit, dan garam.
Diibaratkan cabai keriting, warnanya yang merah sungguh menarik untuk dilihat. Namun tahukah rasa aslinya, rasa pedas yang begitu Nyos di lidah. Tidak jarang membuat radang di tenggorokan, mules di perut hingga diare. Bahkan jika terlambat dalam penanganan bisa berujung kematian.
Selain itu, ada pula yang masuk dalam kehidupan kita seperti kunyit. Warnanya yang jelek saat belum dikupas, sangat tidak menarik simpati di hati. Ketika dikupas baru terlihat warna orange yang khas mampu memberikan warna cerah dan terang dalam makanan.
Beda lagi dengan hadirnya manusia yang diibaratkan garam. Meskipun hanya terbuat dari air laut yang dikeringkan, namun, keberadaannya sangatlah dominan. Hingga ada pepatah tentang hambarnya kehidupan dengan menggunakan kata garam. "Hidupku tanpamu bagaikan sayur tanpa garam." Demikianlah ibarat manusia yang laksana garam dimanapun berada selalu dibutuhkan.
Adanya keberagaman karakter yang masuk dalam kehidupan manusia, mulai dari perbedaan wujud, rasa, dan warna, merupakan karunia yang harus kita jaga dan kita syukuri. Perbedaan itu yo akan memberi kebaikan dalam hidup kita.
Ibarat beras, semakin digosok akan semakin putih dan bersih. Jadi, janganlah membenci mereka yang masuk dan mengisi hidup kita. Biarkan mereka berkembang di sekeliling kita. Sejatinya mereka berperan menyedapkan dan mendewasakan pribadi serta pikiran kita.
Jangan langsung marah jikalau ada yang menjelek-jelekkan kita. Mungkin Allah berikan proses pendewasaan dari cerita jelek mereka. Allah berfirman "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Ali ‘Imraan:200).
Jika kita bisa sabar dan sadar akan cerita jelek itu, tentu semua akan indah pada akhirnya. Cerita jelek yang tertuju pada kita, bukti nyata masih ada orang yang peduli pada kita. Jangan takut dijelekkan karena pada kenyataannya kita tetap membutuhkan mereka. Yuk tetap sabar dan berpikir positif agar hidup terasa indah dan nyaman.
Salam Literasi Abadi di Hati
Wlingi, 25 September 2018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya tambah mantabs setelah mengikuti Sagusabu Kediri, semoga bukunya segera selesai
Hehehe... Aamiin Yaa Rabbal'alamiin.. Pangestunipun semoga Allah meridhoi njih.. Sehingga bisa seperti panjenengan.. Aamiin
Pencerahan sore hari yang mantap.....Salam literasi Bun...
Terimakasih suportnya bunda... Salam Kompersa dariku njih..