Kereta Harapan
Kereta Harapan
Oleh: Siti Rokhana
Seperti pepatah “ada gula ada semut”. Kereta api selalu dtunggu dan dikerumuni oleh banyak orang. Murah meriah, banyak orang jualan jajanan lalu lalang dan yang pasti tepat waktu. Jangan bertanya masalah kenyamanan dan keamanan. Karena sangat jauh dari itu (dulu). Penumpang selalu penuh sesak. Meskipun begitu, aku pilih angkutan ini, kenapa? Karena aku termasuk orang yang gampang mual/mabuk kalau naik bus.
Saat itu aku diantar ibuku ke stasiun dengan naik becak. Barang yang kubawa cukup banyak. Maklum, pertama kali akan tinggal di luar kota. Di stasiun, tanpa sengaja aku ketemu temanku SMP/SMA sebut saja namanya”IS”, yang punya tujuan yang sama. Dia diantar ibunya dan adik-adiknya yang berjumlah 5 orang. Setelah ngobrol cukup lama, keretapun datang. Aku segera pamit pada ibuku, minta doa restu. Begitu juga dengan Is.
Aku dan Is segera naik kereta dan berebut kursi dengan penumpang yang lain. Raungan suara kereta berjalan seakan menandai dimulainya hari baru, kehidupan baru, tinggal jauh dari orang tua. Ada keharuan, rasa senang, bangga akan menuntut ilmu di perguruan tinggi yang diimpikan. Akan tetapi muncul juga kesedihan dan kekhawatiran ‘bagaimana disana nanti?’.
Ada kejadian yang sangat menyentuh hati saat kereta mulai berjalan. Ibuku dengan senyumnya yang khas melambaikan tangannya padaku. Ketulusannya memberiku kekuatan untuk berani berjuang menghadapi segala kemungkinan. Meski tersirat juga kesedihan dan kekhawatiran yang berusaha disembunyikannya dariku. Berbeda dengan”Is”, berangkat diiringi isak tangis adik-adiknya. Rasa kehilangan jelas tergambar di wajah-wajah polos mereka. Dia merupakan anak sulung dan adik-adiknya masih kecil-kecil. Bahkan ada yang masih digendong. Mereka jelas merasakan kehilangan, karena biasanya dibimbing kakaknya setiap hari. Sekarang kakaknya akan berada di kota lain.
%%%%%Do The Best%%%%%
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jazakillah berbagi kisah mengandung hikmah. Smogailmunya barakah Aamiih
Aamiin YRA
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Trimakasih.
Semangat
Tulisan mantap ibu. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat ibu Siti Rokhana
Terimakasih.
Iya ibu sama-sama
Keren kisahnya, Bu. Salam sukses selalu.
Aamiin. Trimakasih
Kasihan ditinggali K akak.
he3x. tp masih ada orang tua lengkap kok. trimaksih.
Ulasannya mantap bunda. Sehat dan sukses slalu
aamiin. trimakasih.
Ulasannya keren bu, semoga senantiasa sehat dan sukses selalu
Aamiin. Trimakasih