MERAYU REMBULAN (Hari ke 373)
Seorang Pengembara berjalan di tengah malam
Selarut itu belum menemukan persinggahan
Sedangkan angin malam dingin menggigit tulang
Dan nyanyian jangkrik ramai menertawakan
Tak peduli jerit hati Sang Pengembara
Sang Pengembara pun terus berjalan
Teruuus berjalan
Sesekali ia menengadah
Mencari wajah rembulan yang menyejukkan
Dia pun tersenyum
Menatap rembulan lembut
Lalu bersenandung penuh rayuan
Menyampaian bait-bait cinta penuh damba
Pada rembulan yang setia pada malam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar