SITI NUR MULYANI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI MODEL DISC

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan nasional khususnya pada bidang matematika merupakan suatu hal yang startegis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas pendidikan nasional diperlihatkan pada penyempurnaan aspek-aspek pendidikan antara lain kurikulum, sarana dan prasarana, dan tenaga pengajar.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan yang ideal tersebut pada kenyataannya tidak selalu mudah dicapai oleh sekolah. Keberhasilan proses mengajar belajar matematika di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah guru dan siswa. Guru sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik siswa, sedangkan siswa merupakan sasaran pendidikan sekaligus sebagai salah satu barometer dalam penentuan tingkat keberhasilan proses mengajar belajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan penulis selama ini adalah lebih ke ceramah dan menjelaskan materi saja atau dengan kata lain proses kognitif yang dilakukan masih dalam berpikir LOTS yaitu mengingat, memahami dan menerapkan, sehingga siswa dan guru merasa bosan dengan keadaan yang seperti itu, itu dilakukan karena pada umumnya kemampuan siswa terhadap matematika sangatlah minim sehingga harus dijelaskan berkali-kali.

Pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan di jenjang persekolahan, ternyata belum memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan matematika.Salah satu nya adalah hasil pengukuran pencapaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukan bahwa siswa-siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu siswa harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepeda keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill)

Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).

Program peningkatan Kompetensi pembelajaran (PKP) ini diikuti oleh pendidik yang merupakan guru sasaran untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill/HOTS), dan keterampilan Abad 21.

Dengan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) inilah, akhirnya penulis menerapkan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat membuat siswa membiasakan diri untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, yang mana siswa harus mampu menganalisis permasalahan, memikirkan alternatife solusinya, menerapkan strategi penyelesaian masalah, serta mengevaluasi metode dan solusi yang diterapkan.

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII-D, dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar, dengan mengedepankan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

C. Manfaat Kegiatan

Ø Manfaat kegiatan ini adalah membiasakan siswa untuk dapat melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan berpikir kreatif (creativity), berpikir kritis (critical thinking), kemampuan berkolaborasi (collaboration) dan kemampuan berkomunikasi (communication) dalam menyelesaikan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya dalam pembelajaran Bangun Ruang sisi datar.

Ø Guru lebih banyak sebagai fasilitator untuk memberikan rangsangan berpikir pada siswa sehingga siswa lebih aktif

Ø Situasi tetap terkendali meskipun siswa ditantang untuk melakukan kegiatan secara bebas selama proses pembelajaran berlangsung

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam menerapkan pembelajaran Discovery Learning yang berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VIII-D Tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak 31 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi Bangun Ruang Sisi Datar, dengan rincian KD sebagai berikut :

3.9. Membedakan dan Menentukan luas permukaan dan volume bangun datar (kubus, balok, prisma, dan limas)

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma dan limas)

C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan pembelajaran matematika yang berorientasi HOTS dengan model pembelajaran Discovery Learning (DL)

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.

1. Pemetaan KD

Kompetensi Dasar pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :

3.9. Membedakan dan Menentukan luas permukaan dan volume bangun datar (kubus, balok, prisma, dan limas)

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma dan limas)

2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Kunci:

3.9.1. Menentukan luas perukaan balok, balok

4.9.1. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas permukaan Bangun Ruang Sisi Datar , yaitu kubus dan balok

3. Pemilihan Model Pembelajaran

Implementasi kurikulum 2013 menurut permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses menggunakan 3 model yang dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa ingin tahu. Diantara ketiga model tersebut, model yang dipilih oleh penulis adalah Discovery Learning

4. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning

TAHAP PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan

(persiapan/orientasi)

1. Pendidik mengucapkan salam pembuka dan meminta peserta didik yang bertugas memimpin doa untuk memulai pembelajaran.

2. Mengecek kehadiran peserta didik.

3. Mempersiapkan peserta didik secara psikis sebelum memulai proses pembelajaran.

(ice breaking)

2 menit

1 menit

2 menit

Apersepsi

Peserta didik diberikan apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis oleh pendidik terkait materi kubus dan balok.

4 menit

Motivasi

Pendidik menyampaikan indikator pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan slide show

1 menit

B. Kegiatan Inti

Sintak Model

Stimulasi

(Mengamati)

1. Pendidik memberikan stimulus dengan membahas kembali unsur-unsur bangun ruang.

2. Peserta didik dibagi acak menjadi beberapa kelompok ( 4-5 orang/ kelompok)

3. Pendidik membagikan Bahan ajar, LKPD dan alat peraga pada tiap kelompok.

4. Peserta didik diminta membandingkan jaring-jaring benda dengan menelaah kegiatan I yang terdapat dalam bahan ajar

10 menit

1 menit

1 menit

3 menit

Sintak Model Identifikasi Masalah

5. Peserta didik merumuskan jawaban dari pertanyaan dalam Kegiatan 1

3 menit

Sintak Model Pengumpulan Data

6. Peserta didik mencari informasi lain yang dapat mendukung materi.

2 menit

Sintak Model

Pengolahan Data

(Menanya)

7. Peserta didik mengamati informasi yang diperoleh dan membuat hipotesis tentang luas permukaan kubus dan balok.

8. Peserta didik diminta membuat pertanyaan berdasarkan suatu masalah.

2 menit

2 menit

Sintak Model

Pembuktian

(Menalar)

9. Peserta didik diminta untuk menemukan rumus luas permukaan bangun berdasarkan langkah-langkah kegiatan 2.

10. Peserta didik dibimbing dalam menghitung panjang rusuk pada sisi kubus dan balok.

11. Peserta didik menelaah masalah dalam LKPD yang di bagikan pendidik

12. Peserta didik menyelesaikan soal dalam LKPD yang dibagikan.

5 menit

3 menit

2 menit

10 menit

Sintak Model

Menarik Kesimpulan

(Mengkomunikasikan)

1. Masing-masing kelompok mengutus dua orang peserta didik untuk bertamu di kelompok lain yang di tentukan oleh pendidik.

2. Peserta didik yang tinggal dalam kelompok menjelaskan kembali hasil diskusinya pada anggota kelompok lain yang sedang bertamu pada kelompoknya

3. Peserta didik menuliskan poin penting pembahasan dan permasalahan yang muncul dalam diskusi dengan kelompok tamu kemudian mengumpulkannya pada pendidik.

4. Pendidik menganalisis hasil diskusi, kemudian memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang muncul.

1 menit

3 menit

2 menit

5 menit

C. Kegiatan Penutup (15 Menit)

1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Pendidik melakukan refleksi (evaluasi) sebagai umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Pendidik memberikan tugas untuk di rumah.

4. Pendidik menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

5. Pendidik mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucapkan hamdallah dan salam penutup.

5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Alat/Instrumen

Setelah dipotong dan di dapat jaring-jaring maka di dapat keterangan sebagai berikut :

1. Ada .6 . . buah bangun datar . . persegi. . . . . . . . yang merupakan bangun datar pembentuk bangun ruang kubus.

Luas permukaan bangun ruang kubus adalah jumlah seluruh luas bangun datar pembentuknya. Maka,

L.Pkubus = Lbngn dtr I + Lbngn dtr 2 + Lbngn dtrr 3 + Lbngn dtr 4 + Lbngn dtr 5 + Lbngn dtr 6

= (s.s) + (s.s) + (s.s) + (s.s) + (s.s) + (s.s)

= s2 + s2 + s2 s2 + s2 + s2 = 6. S2

2. Ada . .3 . pasang bangun datar . . . . persegi panjang. . . . . . yang merupakan bangun datar pembentuk bangun ruang kubus.

3 pasang bangun datar tersebut adalah

(pasangan 1) Bangun datar .1. .. = Bangun datar .3. .

(pasangan 2) Bangun datar. 2.. = Bangun datar . .4 .

(pasangan 3) Bangun datar ..5..= Bangun datar . . 6.

Luas permukaan bangun ruang balok adalah jumlah seluruh luas bangun datar pembentuknya. Maka,

L.Pbalok = L B.D.Pasangan 1 + L B.D.Pasangan 2 + L B.D.Pasangan 3

= 2 x (p.l) + 2 (p.t) + 2 (l.t)

= 2 x (pl + pt + lt )

E. Waktu dan Tenpat Kegiatan

Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 28 sampai 30 Oktober Tahun 2022 bertempat di kelas VIII-D MTsN Kota Cimahi

BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Hasil

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Nana Sudjana, 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotoris.

Hasil yang dapat dilaporkan dari kegiatan best prectice ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dalam Kegiatan ini siswa antusias melakukan kegiatan pembelajaran dengan Discovery Learning, dilihat dari pertama kali guru menanyangkan slide show untuk menarik perhatian siswa, siswa dengan seksama memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, pada langkah guru memberikan kotak /kardus berbentuk kubus dan balok untuk kemudian di potong dan mendapatkan jaring-jaring kubus dan balok siswa dengan senangnya mendapatkan bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang berbeda-beda.

2. Pembelajaran yang menerapkan model Discovery Learning akan meningkatkan siswa menganalisis dan menemukan sesuatu sehingga siswa akan terbiasa dapat menemukan suatu rumus dari gambar yang ditemukan dan merupakan transfer knowledge kepada teman temannya

3. Dengan mengamati dan menyelesaikan LKPD siswa dengan antusias mengerjakan LKPD tersebut setelah mereka mengunjungi kelompok yang lain dan menanyakan alasan menjawab soal yang diberikan.

4. Setelah menyelesaikan LKPD siswa mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas untuk membiasakan siswa mengkomunikasikan sesuatu dengan daya nalar yang dimiliki

5. Pembelajaran ini membiasakan siswa berpikir kritis dilihat dari siswa yang banyak bertanya dan saling diskusi antar kelompoknya dan saling mengunjungi kelompok yang lainnya.

6. Hasil belajar siswa terlihat ada peningkatan walaupun tidak signifikan, yaitu adanya perubahan hasil nilai tes/ulangan yang di dapat siswa sebelum menggunakan discovery learning berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi dengan sesudah menggunakan model pembelajaran discovery learning yang berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS)

B. Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model Discovery. Mereka masih terlihat kebingungan dengan apa yang diperintahkan dalam LKPD.Karena kebiasaan siswa cenderung mendapatkan LKPD atau menyelesaikan soal yang mengandung satu jawaban saja.

C. Cara Mengatasi Masalah

Dengan permasalahan tersebut, dalam membuat LKPD petunjuk yang ada di LKPD harus yang dapat dimengerti siswa dengan diberikan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal, sehingga siswa dapat menganalisis soal tersebut dengan diberikan gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah yang konstektual yang menjadi stimulus pengerjaan soal, guru selalu berkeliling untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa dengan diajak dan dibiasakan siswa berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).

Memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir mandiri, namun mencegah agar mereka tidak menyederhanakan jawaban atau menemui jalan buntu.

Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.

Kekurang mampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Dengan pembelajaran Discovery Learning, siswa menjadi kreatif dalam mengembangkan ide-ide dengan melatih siswa berpikir kritis untuk mengambil keputusan.

2. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan best practice dalam pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah dengan menemukan konsep setelah melakukan penyelidikan dan menganalisis hasil penyelidikanya.

3. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning , berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.

2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).

3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendeskripsikan best practice ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah Sani R. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tangerang: Tira Smart IKAPI

2. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi

3. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga kependidikan, 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post