SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rasa (End)
Dari google

Rasa (End)

“Sudah berapa bulan?”Tanyaku lagi

“Belum pasti Bu, baru seminggu Indah menggunakan tespeck. Dan kami sangat takut sekali, apalagi indah sering mual dan sakit kepala berat. Dan hari ini puncak segala kesakitan yang Indah rasakan sehingga tidak bisa masuk sekolah. Saat ini Indah dibawa orangtuanya untuk berobat.” Cerita Taufik dalam ketakutan.

“Mengapa kalian melakukannya, bukankah Ibu sering kali mengingatkan kalian.” Ucapku menyesal

“Maafkan kami Bu.” Ucap Taufik lelah.

Suara HP Taufik serentak membuak kami melihat HP yang terletak di atas meja sofa.

Nama Indah terpampang jelas disana.

Dengan secepat kilat Taufik memencet tombol hijau untuk menerimanya.

Wajah Taufik terlihat pucat, tangannya bergemetar hebat.

Tidak tega rasanya aku melihat keadaan Taufik, dengan cekatan aku mengambil HP Taufik dari genggaman tanganya.

Memasang loudspeker benda pipih itu untuk mendengar suara yang menelepon.

“Kurang ajar kamu ya, mulai sekarang jangan temui Indah. Perbuatan bejat kalian akan Saya hilangkan.

Jangan sampai ada yang tahu masalah ini, jika tidak kamu akan saya penjarakan.” Suara lantang dari Seberang sana.

Hening, sambungan telepon diputus sepihak.

Aku menatap nanar ke arah Taufik yang menatap kosong ke arahku.

Sengaja aku menggunakan laudspeker hp Taufik untuk mendengarkan percakapan mereka.

Ya Allah begitu mudahnya menyelesaikan masalah, batinku.

Taufik tertunduk lemah, satu persatu airmatanya terjun bebas.

Dewasa belum mencapai umurnya, tapi masalah yang disebabkan kelalaian orang dewasa membuat mereka terjerumus masalah yang bukan mudah untuk menyelesaikannya.

Batinku menjerit, ingin menutup mata dan hati.

Mungkin mataku bisa ku tutup tapi hatiku rasanya tidak, ya Allah bantu hambamu ini.

Rasaku saat ini tidak bisa aku luahkan, ingin mereka Taufik dan Indah menikah saja tapi bagaimana dengan masa depan mereka.

Mengugurkan janin yang tidak berdosa juga hal yang bisa diterima.

Rasaku sungguh tidak bisa dikatakan, tata tertib sekolah bukan untuk di langgar tapi jika tidak ada yang mengetahui hal ini bagaimana?

“Bu, bagaimana ini.” Suara Taufik lemah.

“Taufik maunya seperti apa?” aku malah balik bertanya

Bagaimanapun perasaan mereka punya rasa yang harus dipertimbangkan.

Ah, rasa lagi lagi rasa.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post