Lampu Colok
Tantangan hari ke 28.03.2025
Binary mata tidak dapat lagi digambarkan, aku memandang lampu – lampu yang disusun cantik menyerupai masjid.
Jadi terkenang sewaktu masih kecil dahulu.
Bagaimana tidak setiap memasuki tujuh likur kami menyebutnya setiap rumah akan memasang lampu colok.
Lampu yang terbuat dari bekas minuman kaleng yang diberi sumbu dan di isi dengan minyak tanah.
Semakin kaya pemilik rumah semakin banyak lampu colok yang menghiasi rumah mereka.
“Pasang lampu colok supaya banyak rezeki.” Kata Mak kala itu.
Bertambahnya usia aku semakin tahu, memasang lampu colok untuk memeriahkan datangnya aidil fitri hari kemenangan bagi mereka yang menjalankan Ramadhan.
“Bunda lampu yang berada dikampung parit benut yang cantik daripada yang disini.” Suara anakku membuyarkan kenangan lama.
“Menurut Adek cantik yang disana, bagaimana dengan Abang.” Aku memancing animo anak pertamaku.
“Baru satu yang dilihat masih banyak yang lain, jadi Abang belum bisa komentar.” Ucap anak tertuaku.
Suamiku menjalankan mobil kami perlahan.
Tradisi dikampung kami setiap tahun pasti ada perayaan lampu colok.
Setiap kecamatan berlomba membuat lampu colok yang menarik sehingga berbondong – bondong masyarak datang melihatnya selepas sholat tarawih.
Seperti saat ini, kami sekeluarga sengaja tidak pulang kerumah tapi dari masjid lansung berkeliling kampung untuk melihat lampu colok yang terpasang indah.
“Bunda berapa banyak minyak tanan yang dibutuhkan untuk setiap lampu colok digunakana.” Tanya anak keduaku.
“Memang Bunda kerjanya menghitung minyak Dek, pertanyaan yang tidak bermutu. Lihat dan nikmati saja.” Ucap anak tertuaku.
Aku jadi mengenang masa kecilku dulu, selalu berargumtasi dengan kakakku.
Anak keduaku sama persis dengan diriku yang selalu bertanya melihat keadaan.
Sementara anak tertuaku lebih kepada suamiku yang suka mengamati dan mencari jawaban pertanyaan sendiri.
Kami terpisah oleh pulau, rindu kadang melanda ketika menjelang lebaran ini.
“Bunda sudah tinggal 5 hari lagi, kapan kita pulang ke tempat Nenek? Ditempat Nenek lampu hiasnya lebih cantik.” Tanya anak keduaku.
Suara HP-ku memecah kosentrasiku untuk menjawab pertanyaan anak keduaku.
Senyumku terbit melihat nama yang terpampang di layar HP.
“Assalamualaikum Kak.” Ucapku
“Walaikumsalam, Hana tahun ini kakak tidak bisa pulang kampung. Bang Raihan tidak bisa ambil cuti, padahal kakak sudah rindu untuk melihat lampu colok dikampung.” Suara manja kakakku terdengar kesal di ujung sana.
“Kakak bisa pulang sendiri, biarkan saja Bang Raihan berraya sendiri.” Gurauku kepada Kakakku.
“Tak kasihan sama Kakak, jangan karena lampu colok kakak kehilangan Bang Raihan. Di Batam banyak yang naksir Bang Riahan. Sedikit saja kakak lengah Bang Raihan diambilnya.”
Kami tertawa bersama mendengar ocehan Kakakku.
“Fotokan semua lampu colok untuk Kakak, nanti Kakak kirimkan kue dari Tangjung Pinang.” Seru Kakakku heboh.
Ya kami hanya berdua beradik, Kakakku bersama suaminya tinggal di Tanjug Pinang Ibu kota Kepri sementara aku tinggal di Karimun.
Setiap ada kesempatan kami akan pulang kampung untuk menikmati lebaran bersama Abah Emak, terkhusus untuk menikmati lampu colok.
Di Kepri semakin pelosok tempatnya semakin budaya memeriahkan lebaran dengan lampu colok semakin terasa.
“Deal Kakak dah janji jangan lupa kirim kue lebaran yang enak – enak, Hana kirim gambar – gambar lampu colok untuk kakak.” Ucapku mengakhir perbincangan kami setelah mendapat beberapa colekan dari anak keduaku yang merasa dicuekin oleh Aku dan Kakakku yang asyik bertelepon ria.
Lampu colok selalu membawa kemeriahan tersendiri ketika menyambut lebaran.***
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar