SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hatiku (End)
Dari google

Hatiku (End)

Tantangan hari ke 20.03.2025

Alhamdulillah aku sudah sampai di rumah, mataku menyipit melihat kendaraan Bang Anwar sudah terpakir cantik di depan rumah.

Wajah cemas Bang Anwar menggelitik hatiku, senyum kecil tersungging sempurna di wajahku.

Aku menetralkan wajahku sebelum Bang Anwar melihat senyumku.

“Assalamualaikum Bang, sudah lama? Tidak kerja?” ucapku beruntun.

“Izin cepat pulang, ada apa Ila. Sejak Ila menelepon Abang tidak focus bekerja.” Ucap Bang Anwar memelas.

“Ila ganti baju dulu, gerah.” Ucapku santai

Sementara Bang Anwar melihatku dengan kesal tidak bisa berbuat apa – apa selain menungguku.

Setengah jam aku membiarkan Bang Anwar menungguku.

“Abang diminum dulu sirupnya.” Ucapku

Aku mengambil tempat duduk di depan Bang Anwar dan menundukkan kepala tidak mau melihat wajah Bang Anwar.

“Abang permisi, Assalamualaiku.” Ucap Bang Anwar

Aku secepat kilat mengangkat kepalaku, menatap Bang Anwar.

“Ila belum bicara Bang.” Ucapku gugup

“Abang sudah tahu apa yang mau Ila bicarakan. Semua pemberian Abang menjadi hak Ila tidak perlu dikembalikan Abang ikhlas. Sampaikan salam dengan orangtua Ila.” Ucap Bang Anwar sambil melangkah menuju pintu ruang tamu.

“Bang, Abang bukan peramal yang bisa membaca pikiran Ila, 4 hari ini Abang sabar menunggu keputusan Ila kenapa baru satu jam ini tidak.” Ucapku lembut.

“Sikap Ila sudah menjawab semuanya, percuma Abang berharap pada orang yang tidak mengharapkan Abang.” Ucap Bang Anwar emosi.

Lucu melihat Bang Anwar merajuk sedemikian rupa, lelaki yang selalunya tegas dan tidak bertele -tele akan terlihat lemah jika menghadapi wanita yang dicintainya.

Hatiku Bahagia ternyata aku bisa meluluhkan hati Bang Anwar.

“Abang tidak mau memperjuangan hubungan kita, kata Mak cobaan orang bertunang banyak sampai di hari pernikahan. Mari kita berjuang bersama.” Ucapku lembut.

Bang Anwar menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatapku tajam.

“Ila jangan mempermainan Abang.” ucapnya ketus.

Ucapan dan tatapan mata Bang Anwar tidak sinkron tatapan penuh bahagia mendengar ucapku serta senyum yang menambah percaya diriku kalua Bang Anwar tidak marah padaku hanya kesal dengan sikapku yang sepertinya mempermainkan perasaan Bang Anwar.

“Kita keluar untuk quality time Abang mau?” ajakku malu – malu.

Heran aku melihat Bang Anwar melewatiku menuju ruang tengah rumah dimana Abah dan Mak lagi menikmati sore mereka.

“Abah Mak, Anwar izin mau ajak Ila makan malam di luar. Sebelum pukul 9 malam Anwar antar Ila pulang.” Ucap Bang Anwar.

“Tak terlalu cepat balik pukul 9 War.” Ucap Mak menimpali

Ah mak selalu mengada – ada, bantiknku mendengar suara Mak dari tengah rumah.

Untung aku sudah bersiap diri jadi tinggal berangkat saja.

Senyum mengembang tercetak jelas dari wajah Bang Anwar ketika Kembali keruang tamu.

Hatiku tersenyum melihat Bang Anwar tersenyum dengan kode mata aku berdiri mengiringi Langkah Bang Anwar untuk quality time kata seperti kataku tadi.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post