Oleh siti nur asiyah, s.pd.I

Saat pertama kali masuk TK, si Ijah diantarkan emaknya duduk di bangkunya. Si Emaknya duduk bersanding di sebelahnya, ia tak mau ditinggal sebentarpun. Ia membawa satu buku tulis dan alat tulis lainnya dalam satu tas yanh terbuat dari kresek. Maklumlah si Emak masih belum punya uang yang cukup untuk membelinya. Lagipula teman-temannya banyak yang belum punya tas. Alas kakipun masih banyak yang memakai sandal jepit, maklumlah hidup di desa.

Semakin hari si Ijahpun mau ditinggal ibunya sebentar sebentar. Hingga akhirnya ia berani berangkat sekolah sendiri. Ia mulai berani maju mengumpulkan tugasnya ke bu guru. Ia mulai terbiasa bercerita dan bergurau dengan temannya.

Suatu hari iapun memakai tas kresek yang agak tebal. Masih langka yang punya kresek seperti itu. Tas itu bertuliskan "Matahari" . Tiba-tiba saat asyik bercerita ada salah satu temannya yang menekan ujung pensil ke kresek si Ijah, bolonglah si kresek itu oleh bekas si pensil. Si temanpun ditegur oleh si Ijah selaku yang punya kresek. Teman yang lainpun langsung ikut mbolong dengan mengucapkan ," aku gakpapa ya jah, akukan pamit dulu ya". Si Ijahpun mengiyakan karena merasa tak enak dengan temannya yang sudah pamit dan langsung menancapkan ujung pensil ke plastik miliknya. Iapun juga ikhlas kreseknya sudah bolong kecil-kecil.tak ada rasa sedih sedikitpun, tak pula benci kepada teman-temannya. Ia pun bermain kembali dengan teman-temannya dengan penuh canda tawa.

Salam literasi

Si Ijah (part 3)