Siti Nur Asiyah

Penulis lahir di Kediri , ia pernah belajar di MI Roudlatut Tholabah Kranding Mojo selama enam tahun, lalu di MTs. Sunan Kalijogo Kranding Mojo tiga tahun, yang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuanganmu

Perjuanganmu

Saat melihat santri, terbayang olehku kegiatannya sehari-hari di pondok. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Mereka bangun petang untuk melaksanakan tahajud, setelah bangun ia bergegas menuju kamar mandi dengan berjajar untuk mengantri demi memburu jamaah bersama sang kiyai, meski kadang didepan kamar mandi itu ia terbuai oleh dinding sehingga mata terpejam lagi sambil berdiri. Lalu ia tersentak sadar saat mendengar pintu kamar mandi sudah dibuka.

Tetaplah engkau menjadi pribadi yang mandiri, untuk persiapan menghadapi kehidupan bersama masyarakat luas di kemudian hari. Pastilah engkau bisa merasakan betapa bersyukurnya bisa menjadi seorang santri. Tak semua orang mendapatkan kesempatan untuk bisa mondok sepertimu. Betapa bahagianya dipertemukan dengan orang-orang baik di pesantren. Dimana saat engkau keliru mereka selalu menegur dan mengingatkanmu dengan santun. Mereka tidak rela jika engkau berada dalam jalan yang salah.

Teruskanlah niatmu untuk menuntut ilmu. Janganlah pernah betniat untuk berhenti , teruslah melangkah ke depan demi cita-citamu. Janganlah engkau ingin selalu dibantu oleh ibu dan ayahmu. Teruslah belajar menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab serta berakhlakul karimah demi untuk bisa membangun negeri ini di kemudian hari.

Santri,,, engkau takkan pernah bisa lupa dengan keseharian yang engkau lalui di pesantren. Makan seadanya, bahkan mungkin hanya nasi berlaukkan sambal orek saja, itu sudah terasa ni'mat yang luar biasa. Makan berkerumun dengan satu wadah yang disebut lengser, itupun bisa habis tak tersisa sedikitpun. Lengserpun bersih seolah tidak minta untuk dicuci . Tak hanya disitu, engkau tidurpun beralaskan seadanya, kadang engkau hanya beralaskan lantai saja tanpa ada tikar ataupun kasur.

Perjuanganmu sungguh luar biasa. Engkau rela lepas dari belaian ibu dan ayahmu. Engkau rela jauh dari mereka. Meskipun awalnya terasa berat dan harus bercucuran dengan air mata. Begitu juga orang tuamu, terutama ibu, setiap makan enak pasti teringat anaknya yang di pesantren hingga tak sadar ibu meneteskan air mata. Namun ibu juga terus berusaha untuk mengikhlaskan putra-putrinya di pesantren demi masa depannya kelak.

Engkau meninggalkan ketergantunganmu kepada ibu. Yang biasanya minta ini itu selalu dibelikan, makanpun masih pilih-pilih lauk, begitu juga tidur masih ingin terus bersama ibu. dimana saat engkau hidup di pesantren semua itu tidak bisa engkau lakukan. Jika ada masalah engkau harus belajar menyelesaikannya sendiri. Engkau juga harus belajar untuk bisa mengatur waktu dan keuanganmu slakukan

Ibu dan ayahmu menginginkan engkau menjadi soleh/solehah. Mengerti pendidikan agama hingga kelak saat ibu bapak sudah berada di alam yang berbeda engkau bisa mendoakannya. Mereka juga ingin engkau menjalani hidup ini sesuai dengan yang diajarkan nabi kita, yaitu sederhana apa adanya.

Salam sukses

Selamat hari santri

22 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post