Ni'matnya jeruk saat bersentuh lidah
Saat mendengar kata "buah jeruk manis" oleh penjual jeruk di pinggiran jalan pastilah kita hanya membayangkan, betapa manisnya buah itu, pastilah lebih mahal dari harga jeruk biasa. Karena "rega nggawa rupa/rasa" . Apalagi saat matahari menyengat, kita kehausan, seolah buah jeruk tersebut meronta-ronta untuk segera kita beli.
Kapan kita bisa menikmati jeruk tersebut?, pastilah setelah buah tersebut sampai di tangan kita, baru kemudian kita kupas , lalu kita masukkan kedalam mulut , ketika bersentuhan dengan lidah , itulah saat-saat kita benar-benar merasakan manisnya jeruk tersebut . Betapa ni'matnya buah tersebut, dahagapun seakan lari menjauhi kita.
Begitu juga ilmu, saat kita mencari ilmu , kapan kita merasakan ni'matnya buah ilmu? , pastilah saat ilmu itu benar-benar kita peroleh dan kita rasakan. Kita harus rela berkorban, sesuatu apapun jika kita ingin meraihnya pastilah butuh yang namanya pengorbanan , seperti buah jeruk tadi. Kita harus merogoh uang di saku kita , lalu kita butuh waktu untuk mengupas ,mengunyahnya hingga membuang biji kecil yang ada didalamnya.
"Ilmu" terasa sangat sederhana dan terlalu biasa di indera pendengar kita , apalagi ketika kita masih kecil sewaktu duduk di bangku SD/MI.
Seperti kata dalam hadist yang artinya sebagai berikut:
"Carilah ilmu walaupun ke negeri china"
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan"
"Menuntut ilmu itu dari buaian sampai liang lahat"
Saat kita duduk di bangku SMP/MTs kita mulai diberi tugas untuk menghafal hadist-hadist tersebut.
Ketika duduk di bangku SMA/Aliyah kita mulai bisa berfikir nalar, kita mulai memikirkannya, apa maksud dari semua itu? Mengapa kita harus mencari ilmu, bahkan saat usia kita sudah tua? Mampukah? Seberapa pentingkah ilmu itu bagi kita hingga kita diwajibkan mencarinya seumur hidup.
Sebagai contoh, kita baru bisa merasakan lega dan ni'mat saat mengerjakan soal matematika dengan mudah, dimana materi dasarnya sudah kita kuasai saat duduk di bangkuMTs/MI. Kita tinggal melanjutkan materinya saat di bangku SMP/MTs. disaat banyak teman-teman yang masih bingung, kita sangat bersyukur bisa mengerjakannya dengan ringan dan mudah tanpa ada kesulitan, sehingga bisa membantu sedikit penjelasan kepada teman di sebelah kita.
Ketika kita belajar materi tata busana kita akan merasakan ilmunya saat kita sudah bisa mempraktikkannya membuat baju sendiri dengan lancar dan benar, akan lebih terasa ni'mat lagi saat kita juga bisa membuatkan baju untuk ibu maupun anggota keluarga yang lain.
Rasa tersebut pastilah terasa ni'mat bagaikan jeruk yang bersentuhan langsung dengan lidah, lalu kita kunyah dan kita ambil sarinya. Bahkan ilmu lebih ni'mat daripada buah jeruk, karena ilmu kita rasakan seterusnya, sedangkan jeruk hanya kita ni'mati saat kita memakannya. Ketika jeruk habis, habis juga rasanya. Namun ilmu tidak akan pernah habis, semakin kita gali semakin ingin lagi dan lagi.
Semoga kita mendapatkan buahnya ilmu dengan terus belajar dan belajar, menuju peningkatan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi . Aamiin ...
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin, inspiratif. Jazakillah khairan berkenannya berbagi semangat, barakallah Aamiin
Aamiin ,,,Inggih bu ,,,Terimakasih sudah mampir di kolom komentar ,,,
bagus bun...menuntut ilmu tanpa batas
Inggih bun,,, Salam kenal ,,,Terimakasih sudah mampir di kolom komentar ,,
bagus. . . Salam Literasi
Inggih bunda,, Terimakasih ,,,
Semangat bu Siti Nur Asiyah
Inggih bapak,,,Terimakasih ,,,
Wah .... Perumpamaan yang bagus. Dari buah jeruk berbelok ke kewajiban menuntut ilmu. Nikmatnya menjadi orang yang berilmu. Sangat inspiratif, Bu Nur Saya tunggu tulisan berikutnya
Inggih bu,,,Terimakasiih ,,,Masih proses belajar ,,,Semoga bisa meluangkan waktu untuk terus menulis ,,,
Inggih bunda, terimakasiih ,,,