Siti Khotijah

Lahir dan besar di Kota Pudak, Gresik, tapi sejak menikah pindah dan menetap di Kota Marmer, Tulungagung. Ibu dari dua putri dan seorang putra. Mengabdi sebagai...

Selengkapnya
Navigasi Web
Balada Buah Leci

Balada Buah Leci

Balada Buah Leci

Oleh: Siti Khotijah

Hari ini Zora bersama keluarga akan pergi berkunjung ke rumah Bude Dewi, yang berada di luar kota. Bude Dewi ini mbak satu-satunya ayah Zora. Karena jarak antarkota yang lumayan jauh—waktu tempuh kurang lebih tiga jam dengan kendaraan roda empat—anjangsana ke sana tidak bisa dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Menunggu momen-momen istimewa untuk dua keluarga itu bertemu, seperti hari lebaran, atau hari libur yang agak panjang. Covid-19 membuat keluarga Zora membatasi dan menahan diri untuk tidak ke mana-mana. Momen lebaran pun akhirnya sunyi sepi, tidak ada acara silaturahmi ke rumah Bude Dewi. Padahal, tidak ada yang lebih membahagiakan hati Zora kecuali bertemu dengan kakak sepupunya, Mas Restu, putra satu-satunya Bude Dewi. Mas Ganteng, begitulah Zora memanggil Restu. Karena kegantengannya itu, Zora mengidolakan layaknya bintang K-Pop yang sekarang digandrunginya.

Karena berangkat dari rumah jam delapan pagi, sampai di rumah Bude Dewi, waktu masih menunjukkan pukul setengah dua belas. Yang terlihat dulu saat mobil masuk ke halaman rumah Bude Dewi adalah Mas Gantengnya Zora yang sedang mengelus-elus motor antik kesayangan, Norton ES2 500 cc. Zora paling suka dibonceng di belakangnya karena merasa menjadi Milea di film “Dilan”.

Zora yang centil dan manja sering menjadi objek kejailan Mas Restu. Alih-alih berbagi cerita menarik layaknya dua saudara yang jarang bertemu, justru Zora selalu menjadi target godaan mas sepupu gantengnya itu. Mungkin karena anak tunggal, melihat adik sepupunya yang cantik tetapi cerewetnya amit-amit jabang bayi ini membuat gemas Mas Restu. Apalagi, Zora selalu mengungkit-ungkit kejombloan Mas Restu yang dianggapnya “kerugian terbesar abad ini”. Wajah sudah oke, penampilan sudah yahud, pekerjaan lancar jaya, fulus selalu menghuni di dompet, tetapi kekasih? Ternyata penampilan sempurna yang seharusnya idaman para wanita, tak tampak di diri Mas Restu. Entah apa yang salah, untuk urusan yang satu itu, Mas Restu selalu lima puluh langkah di belakang teman-temannya. Kalau sudah diolok-olok adik sepupunya, Mas Ganteng akan senang hati menjitaki kepala Zora, lalu yang terjadi kemudian lengkingan sopran Zora yang mengadu ke budenya. Bila sudah puas saling ledek, biasanya Zora akan memaksa mas sepupu tercintanya itu untuk mengantar berkeliling kota naik Norton antiknya. Karena memang tidak berencana menginap, malam hari keluarga Zora pun harus pamit untuk pulang. Sebelum masuk ke mobil, Mas Restu memberikan sesuatu kepada Zora yang langsung membuat bibirnya merekah saking senangnya. Dari balik plastik putih sudah terlihat manisnya buah leci, Mas Gantengnya memang sepupu yang paling baik sedunia karena tahu betul buah kesukaannya. Di tengah-tengah perjalanan, karena merasa lapar, Zora ingin menikmati buah leci pemberian Mas Restu tadi. Sambil membayangkan ranum dan manisnya buah leci, Ratih membuka plastik pembungkusnya, dan …,”Mas Restuuuuuuu …. Haseeeeeeeemmmm ….” Dengan geram Zora memelototi sebutir buah rambutan yang sudah tak berambut lagi, dan di pangkuannya masih ada dua kilo rambutan botak sempurna yang tadi disangkanya leci. Nun jauh di sana di sebuah kamar, Mas Restu tersenyum lebar tanda kemenangan karena ide briliannya menyulap rambutan menjadi leci. Sempat-sempatnya juga Mas Ganteng satu ini menggunduli satu per satu dua kilo rambutan hanya untuk menge-prank adik sepupu kesayangannya. Dasar!!

#Tantangan Menulis hari ke-20

#Pentigraf ke-3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kena deh. Jadi serasa kisah nyata ditulis oleh ahlinya

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bun.

08 Nov

Hiiii. Jahat ya...sama sodara sendiri...Heee. Keren.Salam kenal kembali. Sudah aku follow.

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu Casminih.

08 Nov

Mau cicipi gimana rasa buah leci rasa rambutan. Top pokoknya

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam sukses.

08 Nov

Aku suka leci, rambutan suka juga. Sehat dan sukses selalu bucantik

08 Nov
Balas

Terima kasih sudah mampir. Terima kasih juga apresiasinya. Sukses dan selalu sehat juga untuk Bu Elvina.

08 Nov

hehehhe keren twistnya sukses selalu

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Pak. Sukses juga untuk Pak Bambang.

08 Nov

Terima kasih apresiasinya, Pak. Sukses juga untuk Pak Bambang.

08 Nov

Restu yg jsil. Keren banget Bun sukses selalu ya Bun

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bun. Salam sukses juga untuk Bunda Inah Enceu.

08 Nov

Restu yg jsil. Keren banget Bun sukses selalu ya Bun

08 Nov
Balas

Keren bu.. Lucu.. Aku suka salam literasi

09 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu Erika. Salam sukses.

09 Nov

Hahaha,.. lucu, Bunda. Keren idenya. Semoga sukses selalu.

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya. Sukses juga untuk Bu Novita Sari.

08 Nov

Twisnya bagus banget..salam literasi

08 Nov
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bu. Salam literasi.

08 Nov

selalu keren. . . . . lankurkan, tank tunggu selalu

08 Nov
Balas

bih kok typo lek nulis, lanjutkan . . tak tunggu

08 Nov

Hokkkkaaaay .... Hoka Bento. Siap ....

08 Nov

Tertawa bacanya, Bun. Kena prank. Rambutan merah gundul memang kyak leci merah. Hhhh

08 Nov
Balas

Hi hi hi .... 11-12 penampilannya. Maturnuwun sudah mampir, Bu.

08 Nov

He e.sy pikir jg rambutan.

08 Nov
Balas

He he he ...

08 Nov



search

New Post