BERDAGANG DENGAN ILMU LANGIT
Jika melintas di Desa Pawidean, Jatibarang, Kabupaten Indramayu, coba parkirkan kendaraan anda di sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan Kabupaten yang diberi nama "Warung Oplosan". "Warung Oplosan" menyediakan macam-macam kuliner "desa", yang begitu menggugah selera. Ada lotek, karedok, rujak, nasi beserta lauk pauk yang masih segar lengkap dengan kue-kue populer seperti odading, donat, onde-onde juga segala macam gorengan .
Jangan ditanya rasanya, lidah perkotaan yang selalu di gempur dengan makanan yang serba instan akan sangat dimanjakan dengan kelezatannya. Ikan jambal masak kuning, pari masak kelapa, kikil pedas, pepes jamur dimasukkan dalam kotak makanan yang terbuka sehingga pengunjung leluasa mengambilnya.
Di tambah harga yang bersahabat, apalagi yg perlu dijabarkan untuk kelezatan fisik dan ruhani yg tidak main-main.
Namun jika anda bertanya kepada sebagian besar penduduk warga Jati Barang tentang warung ini. Maka mereka tidak akan fasih bercerita tentang karedok dengan padanan kencur dan kacang yang sempurna atau tentang racikan kuah bumbu kuning dan taburan cabe rawit segar diatas ikan jambal yang dagingnya lembut menggugah selera. Aroma ikan panggang pari, dicampur kelapa yang tiada duanya.
Warga Pawidean lebih banyak bercerita tentang pemilik warung yang tidak bisa berhitung. Jadi bagaimana cara menghitung berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen? Pemilik hanya menyebutkan harga lauk sekian, harga gorengan sekian. Lalu konsumen di persilahkan menghitung sendiri jumlah totalnya.
Menghitung sendiri jumlah makanan yang dibeli hal yang tidak lumrah. Penyelewengan harga yang harus dibayar sangat mungkin terjadi. Bahkan beberapa orang mengaku menghitung dengan asal saja.
Secara logika kalau pemilik warung bisa menghitung harga pokok penjualan ditambah margin profit berarti bukan hal yang sulit untuk menghitung jumlah belanjaan pelanggan bukan?. Tapi itu sama sekali tidak dilakukannya. Dan zaman sekarang tidak pandai berhitungpun bisa dibantu dengan beragam alat hitung seperti sempoa, kalkulator hingga mesin penghitung cash register. Sayangnya, ketika penulis berkunjung juga tidak terlihat satupun alat bantu hitung seperti kalkulator.
Hal inilah yang menggelitik saya untuk bertanya." Tidak rugikah, jika ada pembeli yang curang?". Jawabannya sungguh mengejutkan "Kalo gak bener, ya anggap saja sedekah". Beliau menjawab dengan sangat enteng, sementara butuh waktu saya untuk mencerna kata-kata beliau yang sangat naif.
Betapa tidak ada dalam ilmu matematika atau teori ekonomi tidak akan pernah ditemui dalam pembelajaran mikro ekonomi, akuntansi dasar, intermediate, hingga lanjutan atau ilmu marketing manapun.
Orang boleh saja berpendapat pemilik warung bodoh, atau mudah di bodoh-bodohi, terlalu naif atau apapun itu.
Tapi saya melihatnya sangat luar biasa.Pemilik warung berdagang menggunakan ilmu langit. Ya, tidak tanggung-tanggung ilmu langit. Selalu berprasangka baik terhadap pelanggan bagaimanapun rupa dan tingkahnya. Berapa banyak dari kita yang begitu sibuk mengeja keburukan orang lain, sementara beliau selalu berprasangka baik pelanggannya hingga bersendawa karena kenyang, berapa banyak orang yang sibuk berhambakan kepada bos, kepada mandor kepada supervisor, lihatlah! pemilik warung merebahkan total profit usahanya dengan keikhasan yang sempurna kepada Sang Pemberi Rizki. Belum lagi berapa banyak perut yang kenyang disebabkan "Sedekahnya"?
Tak heran jika warungnya tidak pernah sepi pengunjung. Beberapa asistennya telah bersiaga melayani pelanggan . Tentu saja mereka mahir berhitung.
Berhentilah mengharapkan menghitung sendiri total makanan yang kita makan. Berlama-lamalah di sana hiruplah dalam-dalam aroma masakan yang mungkin diracik dengan bumbu surgawi, atau perlahan saja nikmati daging ikan lembut membelai lidah yang mungkin saja dimasak dengan merapalkan doa dari langit...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah...besok mampir ah sari laut ya namanya persisnya letaknya dimana ya bun?
Wah...besok mampir ah sari laut ya namanya persisnya letaknya dimana ya bun?
Menu makanan malam sari laut mengoda lidah menguras kantong tak apalah mantap bun