Siti Aminah, S.Pd

Guru MAN Berau (kelurahan Gunung Panjang, Tanjung Redeb-Berau, Kalimantan Timur) Guru Mata Pelajaran Biologi, sejak Agustus 2009 hingga sekarang. Alamat Rumah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Corona Membelah Rinduku

Merasakan hidup di perantauan, jauh dari orang tua dan keluarga sekarang dirasakan oleh anak sulungku. Pondok Tahfiz Qur'an ATTIN di Pacet-Mojokerto, menjadi pilihan untuk mewujudkan impian menjadi penghafal qur'an. Sedih rasanya harus berpisah dengan buah hati. Namun demi sebuah cita-cita, kami harus kuat dan sabar menjalani. Meskipun dengan rindu yang mendera setiap saat. Sama halnya dengan aku yang juga harus merantau ke Berau, karena mengikuti suami.

Lebaran Idul Fitri selalu menjadi moment wajib untuk mudik, demi melepas rindu yang sekian purnama tertahan. Dan setiap tahun tradisi mudik lebaran itu selalu kami agendakan. Namun saat wabah pandemi Covid-19 melanda, semuanya menjadi berbeda. Lockdown diterapkan, larangan mudik pun diberlakukan. Meskipun itu sebuah langkah preventif, bagi perantau mudik itu wajib. Sungguh Ironis. Seperti rinduku pada kedua orang tua dan anak, sungguh dua rindu yang berbeda. Bagai buah simalakama.

Disaat beberapa wilayah di Surabaya, sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar dan kemungkinan bandara Juanda Surabaya akan ditutup, para wali santri kebingungan dan pasrah. Manut saja pada kebijakan pondok. Dan Berau pun menerapkan lockdown lokal. Bandara Kalimarau ditutup sementara. Lengkaplah kegalauan hati para wali santri. Kami semakin panik. Dan qodarullah, pihak pondok cepat tanggap dalam membuat kebijakan. Seluruh santri putra dan putri diiperbolehkan pulang lebih awal dari jadwal libur syawal yang sudah ditentukan oleh pondok. Malam itu informasi disampaikan lewat grup WA, kami pun seluruh wali santri langsung berkoordinasi untuk segera memulangkan para santri. Pihak pondok langsung mengumpulkan seluruh santri untuk dibreafing. Alhamdulillah malam itu juga dapat tiket pulang ke berau, dan besok paginya anakku bersama rombongan dari Berau bisa pulang. Dan merayakan lebaran bersama. Bahagiaku bisa berkumpul dengan anakku, namun kesedihanku sebagai seorang anak tidak bisa mendatangi kedua orang tua. Corona telah memaksaku untuk memilih satu diantaranya, meskipun ada cinta dikeduanya. Semoga wabah corona ini segera berakhir dan dunia aman kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga corona segera berakhir bunda. Salam sukses selalu. Udah saya follback ya Bun.

13 Sep
Balas

terharu bacanya bu, jadi sedih karena anak saya juga mo masuk pesantren tahun ini

02 Jul
Balas

iya bu....pengalaman pertama....jadi selalu berkesan. semoga lancar dan dimudahkan ya bu. sukses dunia akhirat untuk anak-anak kita semua...aamiin.

05 Jul



search

New Post