Hari ke-73

Sibuk

Ada sisi lain dari wabah yang melanda negeri kita. Himbauan bekerja dari rumah, belajar jarak jauh, dan ibadah di rumah, telah membuat kata "sibuk" tak lagi mau dikambinghitamkan.

Kita beralasan "sibuk" sebagai alasan ketidakdekatan dengan keluarga. Ada orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak perhatian dengan anak-anaknya. Nah, sekarang orang tua punya banyak waktu di rumah.

Apakah bisa maksimal memperhatikan anak-anaknya?

Apakah dia lebih sibuk di depan gawai dibanding mendampingi anaknya belajar?

Jadi, selama ini kurang perhatian pada anak karena sibuk atau karena masih asyik dengan diri sendiri?

Hanya hati kita yang bisa menjawabnya.

Begitu pun dengan perhatian anak kepada orang tuanya.

Ada anak yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak perhatian kepada orangtuanya.

Betulkah dia kurang perhatian karena sibuk, atau karena merasa orang tua bukanlah tanggung jawabnya?

Keimanan seseorang diuji dengan berbagai cara. Jangan menyangka masuk surga itu mudah....

Kita diberi rezeki orang tua yang mengurus kita hingga dewasa, maka ujian kita bisa saja mengurus mereka di masa senja.

Kita diberi rezeki anak yang sehat dan cerdas, maka bisa saja diuji dengan kenikmatan di luar rumah sehingga cenderung mengabaikan hak keluarga kita di rumah.

Seorang ustadz pernah berkata, jika seseorang harus  bekerja di luar saat libur, maka dia harus minta ijin kepada keluarganya. 

Kenapa harus minta izin?

Karena saat libur adalah hak keluarga atas dirinya. 

Demikianlah agama kita mengatur. Tak ada alasan apapun untuk mengabaikan hak orang lain atas diri kita, termasuk keluarga.

Cileungsi, 27 Maret 2020

Siti Alimah Sofyan

Orang yang sering sok sibuk.

Hiks.....