Gagal ke Makkah? Saya Pernah
Hari ke-45
Mimpi yang (Hampir) Terwujud
Mendaftar sejak 2012, aku diberitahu bisa berangkat haji tahun 2018. Gembira bukan kepalang menyambut impian. Sejak November 2017 sampai Juli 2018 aku mengikuti manasik haji yang diadakan oleh KBIH Al Anshar. Membaca buku bimbingan haji dan umroh. Lebih semangat lagi menjalani kehidupan.
Kebahagiaan bertambah saat mendapat koper, seragam, dan aneka perlengkapan haji. Aku juga mulai mengurus surat cuti haji ke Kantor Satuan Pelaksana Dinas Pendidikan Ciracas. Bu Sri Kedah, guru kelas satu senior yang sedang bersiap menuju pensiun kuminta menggantikan tugasku selama aku cuti. Segala administrasi dan tugas sekolah sudah kubereskan.
Namun, ada berita tak terduga. Manusia boleh merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Ada kabar suamiku tak bisa mendampingi. Beliau sudah berusaha, namun tak bisa berangkat tahun ini. Hatiku sedih dan kecewa membayangkan selama empat puluh hari menjalani ibadah di tanah suci tanpa didampingi. Ibadah haji adalah puncak impianku. Aku ingin menjalaninya bersama orang yang paling dekat denganku.
Mengapa Allah menghendaki suamiku tak jadi berangkat, padahal hampir setiap tahun beliau berangkat membimbing jamaah?
Mengapa saat istri butuh bimbingannya, beliau malah tak bisa?
Sebagian teman mendorong aku tetap berangkat mengingat ini adalah impian terbesar dalam hidupku. Sebagian lagi menyarankan agar berdiskusi dengan hati jernih bersama suami. Suamiku pun menyadari kegundahanku. Beliau paham jika aku bersikeras berangkat tanpanya. Ada pendapat ulama membolehkan wanita berangkat haji tanpa mahram dengan persyaratan ketat. Salah satu persyaratannya wanita itu dalam rombongan yang aman. Namun suami tetap berpendapat lebih baik mengikuti dalil yang terkuat.
“Seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak boleh melakukan safar selama tiga hari atau lebih, kecuali bersama ayahnya, atau anaknya, atau suaminya, atau saudara kandungnya, atau mahramnya.” (HR. Muslim).
“Sekarang aku serahkan semua keputusan ke Aa. Aa ridho aku berangkat sendiri?” tanyaku kepada beliau.
Beliau diam sebentar, lalu berkata,”Sabar tunggu tahun depan, ya. Insyaallah kita berangkat bareng. Aku ngga tega dirimu sendirian. ”
Bertahun sebelum aku menikah, aku adalah gadis pemberani. Berani kemana-mana sendiri. Berani mengambil keputusan untuk masa depan. Namun begitu menikah, semua berubah. Ada suami yang harus kutaati. Kadang aku ingin begitu-begini, tapi dihalangi. Sesaat aku cemberut, tapi akhirnya menyadari inilah jawaban dari doaku.
Aku minta kepada Allah agar dibimbing suami lebih pandai ilmu agama, yang menjadikan akhirat sebagai muara tujuan berkeluarga. Kadangkala banyak keinginan menuruti kata hati, namun beliau tak merestui. Bukan karena ego lelaki, tapi karena sebagai imam dalam keluarga beliau harus memastikan istri dan keluarganya aman dari hal-hal yang tidak diridhoi Ilahi.
Airmataku tak terbendung. Sedih sekali rasanya. Apakah aku masih hidup tahun depan? Namun beliau menguatkan. Mengajak untuk mengambil hikmah atas semua kejadian. Siapa lah tak ingin berhaji bersama dengan yang dicinta? Saat di tanah suci, suamiku kerap berdoa agar kami bisa berangkat haji bersama. Beliau pun sudah berusaha sekuat tenaga mengusahakan, Qodarullah belum diijinkan.
Baiklah. Sampailah pada keputusan menunda keberangkatan. Mungkin ada rahasia Allah yang tersimpan. Berharap ikhtiar mencari ridho suami, berbuah ridho Ilahi. Semoga Allah mengabulkan keinginanku berhaji tahun depan.
Cileungsi, 28 Februari 2020
Siti Alimah Sofyan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sy juga ketar ketir bu...tahun ini jadwal berangkat..mudah2 bln depan sdh dibuka lagi
Terus berdoa, Bu. Semoga dikabulkan ya
In sya Allah ada hikmahnya ya Bu
Betul sekali. Baru tau belakangan
Betul sekali. Baru tau belakangan
Betul sekali. Baru tau belakangan
Kereen bun. Menggetarkan hati bacanya
Terimakasih bu. Baarokallahufiik
Pasti Allah akan memberikan yang terbaik buat kita.Salam kenal bunda
Alhamdulillah. Senang berkenalan dengan ibu
Pasti Allah akan memberikan yang terbaik buat kita.Salam kenal bunda