Siti Alimah Sofyan

Siti Alimah saat ini bertugas sebagai guru di SDN Kelapa Dua Wetan 04 Pagi, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur sejak tahun 2013. Tahun 1997 - 2013 bertugas...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hadiah Indah dari Putra Mahkota

Hadiah Indah dari Putra Mahkota

Hari ke-54

Hadiah Indah dari Putra Mahkota (2)

Akhirnya, tujuh tahun pengorbanannya membuahkan hasil. Aiman selesai menghafal tiga puluh juz Al-Qur’an. Masyaallah tabaarakallah.

Suamiku sangat gembira saat kuberitahu kabar ini.

“Alhamdulillah. Berarti tabungan dana umrohnya harus sudah siap, ya.”

“Udah cukup, khan?” tanyaku.

“Tinggal nambahin sedikit lagi. Semoga ada rezekinya Aiman,” jawabnya.

Abinya Aiman menjanjikan Aiman berangkat umroh jika menyelesaikan program menghafal Al Qur’an. Tabungan itu belum tuntas karena beliau juga mengumrohkan bapakku, bapak mertua, dan ibu mertua. Sebelumnya beliau meminta izin padaku,”Umi ngga apa-apa, khan, Aiman umroh duluan?”

“Ngga masalah. Insyaallah empat tahun lagi kita berangkat haji,” jawabku menyetujui rencananya.

“Oke. Insyaallah Aiman kuajak umroh bulan Ramadhan.”

Masih beberapa bulan lagi. Aku membayangkan Aiman yang berumur tiga belas tahun itu memakai kain ihrom. Teringat cerita beberapa teman saat mengajak umroh anaknya yang masih kecil dan pra-remaja. Mereka belum menikmati kepergian ke tanah suci sebagai ibadah yang spesial. Spesial karena tidak semua orang bisa melakukannya. Cenderung kurang khusyuk dalam ibadah. Bahkan ada yang ngambek ketika rambutnya dicukur saat tahallul.

Memang tidak semua anak begitu. Mungkin beberapa saja. Tapi aku tetap khawatir Aiman yang belum baligh kurang memaknai ibadah umrohnya. Semoga tidak demikian.

Kira-kira sebulan sebelum Ramadhan aku mengingatkan Aiman tentang rencana umroh dan bersiap membuat paspor. Ternyata Aiman menyampaikan usulan,”Umi, gimana kalo aku umrohnya pas Tsanawiyah aja.”

Tsanawiyah itu setingkat SMA. Kira-kira dua-tiga tahun lagi.

“Emang kenapa, Mas?” tanyaku,”bukannya Mas pengen?”

“Ngga apa-apa. Biar aku udah lebih dewasa aja,” jawabnya dengan yakin.

“Khan tabungan umroh Aiman udah siap.” Aku masih tidak yakin.

“Buat biaya umroh Umi aja dulu,” jawabnya lagi. Lho?

Aku masih bingung saat kusampaikan ide Aiman itu kepada suamiku.

“Ya udah. Umi berangkat nanti saat Ramadhan.”

“Lha nanti kalau waktunya Aiman berangkat gimana? Uangnya udah ngga ada,” kataku masih tak percaya.

“Nanti nabung lagi. Saat di tanah suci Umi berdoa supaya rezeki kita dilancarkan.”

Demikianlah saudara, hadiah indah dari putra mahkota, memberi jalan bagi permaisuri pergi umroh pada bulan Ramadhan tahun 2016 yang lalu. Perjalanan yang indah dan penuh hikmah, bahkan masih terasa pesonanya hingga sekarang.

Aiman pun berangkat dua tahun sesudahnya.

Cileungsi, 8 Maret 2020

Siti Alimah Sofyan

Ibu yang bahagia.

Jika kau belum bahagia, carilah ia dengan hati lapang dan penuh kesyukuran.

Niscaya kau temukan bahagiamu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hadiah terindah adalah hadiah mampu menyajikan orang tua. Itulah hadiah terindah. Sehat, bahagia, dan sukses selalu.

08 Mar
Balas

Terimakasih pak

12 Mar

Alhamdulillah. Indahnya menjadi tamu Allah

08 Mar
Balas

Alhamdulillah. semoga kita dipermudah ke sana

12 Mar



search

New Post