Penulis Siswo Saroso

#Tagur hari ke 279(365)

Saat para pemuda bersumpah dan berjanji tentu untuk masa depan. Membangun prestasi dan mewujudkan harapan. Sedangkan para orang tua bersumpah dan berjanji biasanya untuk masa lalu. Tidak mengulang kesalahan dan berjanji lebih baik. Itulah bedanya antara yang muda dan yang tua.

Sebetulnya usia bukan sebuah batasan antara yang tua dan muda. Bisa saja orang tua berpikiran maju ke depan. Maka Dia disebut muda. Dan yang muda berfikiran kebelakang Kita sebut tua. Tergantung bagaimana dan orientasi Kita dalam menghadapi segala persoalan hidup.

Bagaimana untuk Kita. Apakah berjanji untuk sebuah prestasi atau berjanji tidak mengulangi sebuah kesalahan.

Apapun sumpah dan janji tentu diucapkan dari hati yang paling dalam

Menghayati dan meresapi makna apa yang diucapkan, dengan begitu sumpah atau janji akan memiliki makna. dan berdampak pada akibatnya. Banyak dari Kita sering berjanji. Tapi tidak diresapi maksud dan tujuannya. Akhirnya sumpah dan janji tinggal kenangan, tak berbekas sama sekali. Sering kali kita dengan janji tinggal janji dan sumpah palsu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata berjanji adalah menyanggupi akan menepati apa yang telah dikatakan atau yang telah disetujui. Contoh: kedua belah pihak berjanji akan selalu bekerja sama. Arti lainnya dari berjanji adalah mengucapkan janji.

Bersumpah dalam kamus KBBI berarti

pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya).

Ada sedikit perbedaan antara janji dan sumpah. Janji biasanya terjadi antara dua individu atau berjanji untuk diri sendiri. Sedang sumpah biasanya diucapkan sebagai penegasan untuk bersungguh-sungguh dan disaksikan oleh Sang Maha Kuasa.

Sebagai pribadi pasti Kita pernah berjanji dan bersumpah. Berjanji berbuat baik dan berprestasi. Berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Dan masih banyak janji-janji lain yang mungkin kita tepati atau ingkari. Semua kembali pada pribadi masing-masing. Jika ingin tetap maju berpikirlah ke depan. Tapi kalau sudah merasa cukup tetaplah ditempat.