Wajah kumut-kumut adalah kata pertama ketika melihat hasil fotoku. Tak heran karena memang waktu sudah siang ditambah berbagi oksigen dengan 267 peserta lain di dalam sebuah ruangan. Badanku yang memang sudah “berat” di atas angka 60 kg membuat minyak di wajah semakin nampak. Bekas noda hitam jerawat juga menghiasi di tiap sisi wajahku dan sepertinya semakin bertambah setelah mengikuti pelatihan ini. Apalagi melihat teman-temanku yang sudah terbukti mahir dan memiliki kemampuan yang sudah teruji dalam menulis. Lengkap sudah rasa mindernya saat aku mengikuti pelatihan SAGUSABU di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Mengikuti SAGUSABU membuatku penasaran. Sejak dulu aku ingin menulis, tapi aku tak tahu caranya. Kegemaran menulis buku harian sewaktu SMP sebenarnya ingin kulanjutkan lagi. Sekarang susah sekali untuk menulis. Tak ada waktu untuk menceritakan curhatanku yang tidak bisa kuceritakan langsung kepada orang lain. Aku ditawari mengikuti pelatihan oleh atasanku. Senang rasanya, apalagi pelatihan ini ditemani teman hidupku. Karena kita bisa berangkat dan pulang bersama itu membuatku bersemangat. Meskipun awalnya minder dengan orang lain, akhirnya aku sadar untuk kembali meningkatkan motivasiku untuk menghasilkan sesuatu. Apalagi pelatih di SAGUSABU orang yang terbutkti kehebatannya. Bukankah guru mulia karena karya? Oleh karena itu, mari menulis untuk mengungkapkan rasa dan menciptakan karya! Semangat ! pasti bisa!

Sisviana Etyka Sari

Peserta SAGUSABU Sukoharjo