Immersive English Camp in Jogjakarta A Journey of Learning, Culture, and Adventure
Selama enam hari, siswa dari SMP Al Muslim mengikuti English Camp di Desa Pentingsari, Jogjakarta. Kegiatan ini bekerja sama dengan Australian English Solutions (AES) dan diorganisir oleh Brother Wahyu Suparno Putro, seorang native speaker yang telah berpengalaman dalam pembelajaran bahasa Inggris. Tahun ini, English Camp dilaksanakan bersama SMP Salman Alfarisi, sehingga suasana belajar menjadi lebih kompetitif dan interaktif.
English Camp dimulai dengan petualangan seru di Goa Pindul. Para siswa menyusuri sungai di dalam gua dengan menggunakan ban, menikmati keindahan sungai dan goa yang menawan. Setelah perjalanan yang mengasyikkan, mereka tiba di Desa Pentingsari dan disambut hangat oleh penduduk desa. Kehangatan suasana desa langsung membuat para peserta merasa nyaman dan siap menjalani berbagai kegiatan yang telah disiapkan.
Hari kedua diisi dengan berbagai games edukatif yang dirancang oleh para mentor, baik native speaker mentor maupun mentor lokal. Permainan ini membantu siswa untuk lebih percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris dan bekerja sama dalam tim. Gelak tawa dan semangat kompetitif mewarnai sesi ini, membuat proses belajar terasa menyenangkan.
Pada hari ketiga, siswa mengikuti berbagai aktivitas budaya khas Desa Pentingsari, seperti membatik, membuat kopi tradisional, dan bermain gamelan. Sayangnya, beberapa kegiatan desa harus dibatalkan karena hujan deras, tetapi hal ini tidak mengurangi semangat siswa dalam mengikuti aktivitas lainnya. Mereka tetap antusias belajar dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, mendapatkan pengalaman berharga yang tidak bisa ditemukan di dalam kelas.
Hari keempat menjadi momen penting bagi siswa untuk melatih keberanian mereka dalam berbicara bahasa Inggris. Sesi public speaking bersama para mentor memberikan tantangan tersendiri, di mana mereka harus berbicara di depan teman-teman dan mentor native speaker. Meski awalnya gugup, banyak siswa yang berhasil mengatasi rasa takut mereka dan tampil dengan percaya diri. Malam harinya, suasana semakin hangat dengan acara api unggun, di mana siswa berkumpul, berbagi cerita, dan menyanyikan lagu bersama, menciptakan kenangan indah yang akan mereka ingat selamanya.
Hari kelima menjadi puncak acara, di mana berbagai kompetisi seperti drama performance, debat, dan spelling bee digelar. Siswa menunjukkan kreativitas dan kemampuan bahasa Inggris mereka dengan sangat baik. Namun, pembagian juara masih dirasa kurang merata, sehingga perlu evaluasi agar lebih adil di masa depan. Acara penutupan berlangsung cukup lama, sehingga banyak siswa yang mulai lapar dan mengantuk, membuat mereka kurang fokus di penghujung acara.
Pada hari terakhir, sebelum kembali ke rumah, siswa diajak mengikuti Lava Tour Gunung Merapi, sebuah pengalaman yang mendebarkan sekaligus edukatif. Mereka melihat langsung sisa-sisa letusan Merapi dan mendengarkan cerita sejarahnya. Setelah itu, perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Malioboro, di mana siswa bisa berbelanja oleh-oleh khas Jogja dan menikmati suasana kota sebelum kembali ke sekolah.
Banyak siswa merasakan manfaat besar dari kegiatan ini. Salah satu peserta dari SMP Al Muslim, Fabria Balqis, menyampaikan kesannya, "This camp was an unforgettable experience for me. I learned so much, not only about English but also about teamwork and confidence. The native speakers were very kind and supportive, making it easier for me to practice speaking. I hope I can join this camp again next year!"
Sementara itu, salah satu mentor native speaker, Brother Mujahid, juga memberikan komentarnya, "I was really impressed by the students’ enthusiasm. Although some of them were shy at first, by the end of the camp, they showed great improvement in their speaking skills. It’s amazing to see how an immersive environment can boost their confidence in using English."
Secara keseluruhan, English Camp 2025 di Desa Pentingsari berjalan dengan lancar dan memberikan banyak pengalaman berharga bagi siswa. Meski masih ada beberapa tantangan, seperti pembagian juara yang kurang merata dan acara penutupan yang terlalu lama, kegiatan ini tetap memberikan dampak positif yang besar. Perbedaan tingkat kepercayaan diri antara siswa SMP Al Muslim dan SMP Salman Alfarisi juga menjadi catatan penting, mengingat siswa Salman Alfarisi lebih terbiasa berbicara dengan native speaker di sekolah mereka.
Ke depan, diharapkan English Camp ini dapat terus menjadi program tahunan dengan perbaikan di beberapa aspek, seperti sistem penilaian yang lebih adil dan pengelolaan waktu acara yang lebih baik. Dengan demikian, setiap peserta bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih maksimal dan semakin percaya diri dalam menggunakan bahasa Inggris.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar