Resume Belajar Menulis Gelombang 2 (Pertemuan Kedua)

Oleh Dudung Nurullah Koswara

Menulis itu bukan soal kemampuan, tapi kemauan. Inilah kalimat singkat yang sangat menyentil bagi saya, yang saya peroleh dari kegiatan belajar Online pada hari Selasa, 28 Januari 2020. Kegiatan belajar kali ini menghadirkan narasumber Dudung Nurullah Koswara, seorang ketua PB PGRI Pusat. Beliau ternyata adalah seorang yang aktif sekali menulis di facebook.

Di awal materi beliau menuliskan "Aha... Tidak harus menjadi penulis yang baik. Awali dengan tulisan yang buruk, yang apa adanya. Menulis bagai belajar naik sepeda. Makin lama akan makin lancar... Tulis saja apa pun, asal tidak hoax, buli, dan SARA...😅." Lebih lanjut menurut beliau, "Pertama saya menulis, sahabat saya sambil kelakar mengatakan, tulisan kamu kaya untaian kata kata sampah. Jangan masuk hati. Anjing menggong gong, kafilah terus menulis...😅." Itulah motivasi yang diberikan beliau mengawali materi yang akan diberikannya kepada penulis pemula.

Selanjutnya, beliau memberikan beberapa tips, bagaimana cara untuk mengatasi kesulitan mengawali kalimat dalam menulis. Menurut beliau, awali dengan pepatah orang, pendapat orang atau gosip terhangat. Sambung sambungkan, tulis saja dulu, nanti baca lagi, kemudian revisi. Tambah, kurang atau ganti bila ada ide dadakan saat sudah jalan menulis. Beliau juga menjelaskan tentang bagaimana cara beliau mengelola waktu sehingga bisa eksis menulis setiap hari yaitu dengan memiliki target setiap hari harus ada tulisan. Sesudah atau sebelum subuh enak juga untuk menulis. Atau saat di kereta api, di pesawat, atau saat momen menunggu.

Pak Dudung juga memberikan tips bagaimana membuat judul yang menarik sehingga membuat penasaran untuk membacanya. Menurut Pak Dudung, tulis yang nyundul, terbalik, bombastis, penuh modus dan unik. Seperti Tempat Penitipan suami, padahal di dalamnya cerita cafe dan tempat merokok para suami suami, atau seperti beberapa judul tulisan beliau yang berjudul Teori Anjing Edan, dan Poligami bagi Lelaki Lemah. Yang harus dilakukan bagi penulis pemula adalah tulis dua paragraf apa yang ada di kepala.

Kesimpulannya, menulis itu bukan masalah kemampuan melainkan kemauan. Ini kalimat yang paling saya sukai sepanjang kegiatan belajar menulis Selasa malam ini. Siapa yang paling mau dan terus mengayuh tulisan, ibarat naik sepeda. Jatuh bangun akan menjadi masa lalu. Akhirnya kita menjadi ahli dan tak jatuh lagi. Kalau sudah ahli, ide akan datang sendiri. Saat shalat, saat di toilet, saat di kamar bersama istri atau saat terjaga malam. Menulis itu kifarat dan tasyakur literatif kita kepada Tuhan. Punya pikiran, rasa dan tangan, mereka perlu rekreasi. Menulis adalah rekreasi bagi pikiran, rasa dan tangan. Mereka perlu diajak kulineran ide. Penulis akan mengutamakan menulis dibanding malam jumatan. Penulis jejadian akan mengutamakan malam jumatan. Kesimpulan materi beliau akhiri dengan candaan.

Rezeki itu tak melulu soal materi. Mendapatkan ilmu dan teman yang baik juga adalah suatu anugrah tak terhingga dari Allah. Alhamdulillah sudah mendapatkan kembali rezeki berupa ilmu dan pencerahan tentang menulis dari Pak Dudung. Semoga dapat memotivasi dan menginspirasi teman-teman pula.

Demikialah beberapa ilmu baru yang saya peroleh dari pertemuan ketiga kegiatan belajar menulis gelombang dua ini. Semakin berharap setelah delapan pertemuan kedepan, saya menjadi lebih termotivasi untuk menulis dan bisa menjadi sosok-sosk hebat seperti mereka kelak. Amiin...