Mengintip Dunia Lewat Kata (Resume Belajar Menulis Gelombang 2 Pertemuan keempat)
Resume Belajar Menulis Gelombang 2 (Pertemuan Keempat)
Narasumber : Taufik Hidayat
Mengintip Dunia Lewat Kata
Seperti mengintip dunia lewat kata-kata, seperti itulah kira-kira kesan yang saya dapatkan ketika mengikuti kegiatan Belajar Menulis Gelombang 2 pada pertemuan keempat ini. Bagaimana tidak, pada pertemuan kali ini, yang bertindak sebagai narasumbernya adalah Bapak Taufik Hidayat seorang travel blogger yang lebih dikenal dengan nama Taufik Uieks. Berdasarkan penjelasan beliau, nama Uieks merupakan nama pena yang digunakannya yang meliliki arti tersendiri, yaitu ui dan eks Ui universitas Indonesia dan eks adalah ekonomi keuangan syariah. Ia juga berkelakar dengan mengatakan bahwa penamaan ini adalah untuk membedakan dengan Taufik Hidayat yang pemain badminton katanya.
Berdasarkan diskusi yang berlangsung pada pertemuan keempat ini, saya memperoleh informasi bahwa Pak Taufik sudah menulis banyak kisah perjalanannya di lebih dari 70 negara. Beliau juga adalah seorang dosen yang sering menulis dalam berbagai blog, seperti kompasiana, Ucnews, detik, Travel, dll. Beliau juga menjadi kontributor majalah Colors Garuda , majalah angkasa dan Intisari. Salah satu tulisannya dapat dibaca di https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5e2bc561d541df02315fef43/si-manis-jembatan-ancol-juga-ada-di-london , yang bercerita tentang jalan-jalan. Selain itu, beliau juga adalah seorang penulis yang menuliskan kisah-kisah perjalanannya ke dalam buku. Sudah ada dua buku yang diterbitkan yaitu mengembara ke masjid -masjid di pelosok dunia dan 1001 masjid di 5 benua.
Tulisan-tulisannya dilengkapi dengan gambar dan judul yang menarik. Sama seperti Pak Dudung yang dalam pertemuan sebelumnya menyarankan untuk membuat judul yang nyundul, beliau juga menekankan bahwa dalam menulis judul mesti menimbulkan rasa ingin tahu. Beliau mencontohkan salah satu tulisannya yang dibaca hampir 50 rb dikarenakan tulisan tersebut memiliki judul yang menarik dengan isi yang ringan, yang dapat dibaca di https://www.kompasiana.com/taufikuieks/574f8550137f610a048b456f/sssst-ternyata-ada-presiden-indonesia-yang-keturunan-cina
Dengan hobby dan juga pekerjaan yang mengharuskannya banyak bepergian, beliau secara konsisten menuliskan setiap kisah perjalanannya. Kisah perjalanan yang dituliskannya memberikan motivasi tersendiri bagi pembaca untuk melihat dunia dan keberagamannya. Seperti melihat keberagaman ummat Islam di pelosok dunia, beliau juga menulis tentang kemanusiaan, seperti yang dituliskannya dalam sebuah artikel yang dapat dibaca di https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5a49077516835f139c0c0e62/kisah-kecil-merajut-mozaik-lima-masjid-dari-pelosok-dunia . Tulisan ini adalah contoh artikel kilasan masjid dari berbagai tempat, dari Dublin di Irlandia Baku di Azerbaijan hingga Dunedin di Selandia Baru.
Lebih lanjut Pak Taufik memaparkan bahwa peran media yang digunakan sangat penting menjadikan tulisan-tulisanya bisa dikenal orang. Media seperti Kompasiana dan Detik Travel menurutnya sudah punya pembaca sendiri. Namun yang terpenting adalah membangun branding. Menulis tentang jalan – jalan sangat mudah. Karena sudah ada obyek nya yaitu tempat wisata atau obyek nya. Menurutnya, tidak masalah kita punya profesi dan passion yang berbeda. Menulis saja dulu, nanti akan tau bedanya.
Beliau juga memberikan beberapa tips untuk Menulis, Tips menulis dari Foto misalnya, kita bisa menulis orang lain punya perjalanan hanya dari foto. Bahan tulisan bisa diperoleh dari hasil wawancara atau brosur terkait. Brosur yang singkat, bisa dikembangkan jadi tulisan Dengan imajinasi dan juga memperkaya bahan bisa diambil dari internet mengenai sejarah suatu tempat misalnya. “Namun sumber primer lebih asyik,” jelasnya.
Berkunjung untuk mendapatkan cerita atau ide cerita yang baik dan menarik tentu saja memerlukan dana. Biasanya jalan – jalan dilakukan karena pekerjaan atau dapat hadiah atau undangan. Selain itu memuat percakapan dalam artikel juga akan membuat tulisan tidak membosankan. Asal isi harus tetap sesuai. Perbanyak ambil foto, foto bisa bercerita banyak. Menulis bisa pakai gaya orang pertama atau ketiga. Bisa sesuai urutan waktu . Bisa pakai kejutan denhan flash back.
Beliau juga mengingatkan bahwa belajar menulis dengan cara mengedit tambah kurang dari tulisan orang tidak disarankan. Nanti akan kena plagiat. Kalau mengutip sebutkan apa yang dikutip. Jika sering kehabisan kata-kata biasakan membaca untuk memperkaya tulisan. Etikanya kalau kita mengutip cerita orang lain dan kita jadikan bagian dari tulisan kita boleh saja asal menyertakan sumber tulisan. Menggunakan nama orang terkenal juga bisa dijadikan teknik mebuat judul menarik,judul buku atau film atau lagu terkenal juga bisa. Sebuah ilmu baru yang sangat bagus menurut saya.
Menjelang akhir diskusi, beliau memberikan penguatan bahwa Intinya sebenarnya siapa saja bisa menulis. Tentu saja kita harus rajin membaca sebelumnya. Semakin kaya bacaan kita tulisan akan makin kaya. Kalau untuk tulisan tentang Travel tentu saja kita harus rajin Travelling. Sayangnya tidak semua orang punya kesempatan Travel apalagi ke negri jauh di pojok dunia seperti Selandia bari Argentina atau belarus Georgia Tanzania dll. api jalan jalan ke Kebon raya juga bisa jadi cerita yg menarik. Kalau saya sendiri mungkin nanti bisa belajar menulis kisah perjalanan terdekat saya, setidaknya berkunjung ke Pantai Padang, atau mungkin ke Istana Pagarruyung. Yang penting setidaknya nanti saya harus mencoba. Seperti kata beliau, untuk menjadi seorang penulis yang baik tentu saja kita tetap harus mulai menulis sambi belajar beberapa teknik menulis. Kalimat yang bisa saya artikan bahwa tak perlu menunggu menguasai teknik menulis untuk dapat menulis, belajar menulis dan teknik kepenulisan dapat kita lakukan sembari menulis itu sendiri. Menulis apa yang dilihat, apa yang dibaca, apa yang dirasa.
Ya, seperti mengintip dunia lewat kata, seperti itulah yang saya rasakan selama sekitar dua jam mengikuti diskusi di group Belajar Menulis Gelombang 2 pertemuan keempat ini. Lewat tulisannya, Pak Taufik telah mempersilahkan saya untuk melihat bagian dunia yang pernah dijelajahinya. Pencapaiannya menjadi sebuah motivasi besar buat saya, bahwa saya harus belajar banyak dan berusaha untuk menjadi seseorang yang hebat seperti beliau. Bukan berarti harus menjadi seorang travel blogger pula, tapi setidaknya saya harus belajar mengembangkan passion seperti yang telah dilakukannya. Saya suka menulis puisi, puisi dari banyak hal di sekitar saya, saya belum punya teknik khusus untuk menuliskannya, namun seringkali puisi-puisi itu hanya menjadi coret-coretan kecil di atas kerta, kemudian terbuang begitu saja. Blog yang dibuat beberapa tahun lalu pun dibiarkan menganggur begitu saja. Namun sekarang saya bertekad, bahwa saya akan berusaha untuk tetap menulis dan belajar dari setiap tulisan yang tercipta. Berharap kelak, saat tulisan-tulisan itu lahir dengan mudahnya akan ada juga seorang pembaca yang mengkin akan berujar “Mengintip Cinta dalam Kata.”
Terimakasih Om Jay, Terimakasih Pak Taufik, Terimakasih teman-teman anggota Group, semangat belajar selalu.
= Menulis untuk belajar, karena coretan sekecil apapun tetap punya makna =
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya dan menginspirasi pembaca utk ikut belajar menulis kisah kisah perjalanan atau traveling
Mantap sekali...bagi saya yang belajar, tulisan bunda luar biasa