Tak lama kumandang adzan bersahut-sahutan. Tiada suara gadu di musholla Al Abror. Pujian asma Allah menambah kesejukan petang itu. Dalam kesederhanaan bocah-bocah dusun Sugih Waras memakmurkan musholla. Tiada yang lebih istimewa dan membahagiakan bagi warga dusun selain melihat anak-anaknya langsung bergegas mengangungkan rumah Allah.

Usai sholat magrib, anak-anak membentuk lingkaran untuk melanjutkan taklim bersama Pak Abdurrahman. Beliaulah yang selama ini membimbing dan menjadi panutan secara turun temurun. Usianya sudah berkepala 7 namun semangat dan fisiknya masih kuat.

"Assalamu'alaikum anak-anak,"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab serentak.

"Anak-anak, bapak kembali mengingatkan. Ramadhan sudah ada di depan kita. Ayo, kita isi ramadhan kali ini supaya lebih baik dari tahun kemarin. Nah, barangkali ada usulan dari kalian?"

"Saya Pak!" teriak Syamil.

"Iya, Syamil. Apa usulanmu?"

"Pak, kalau bisa selama ramadhan mengajinya tidak diliburkan. Kita mengajinya selepas shubuh saja bagaimana? Terus mengajinya itu, Pak Abdurrahman cerita kisah-kisah para sahabat.

"Iya, Pak. Terus kita lanjutkan setor hafalannya. kalau libur, hafalan saya sering ikut libur juga Pak. Di rumah, bapak dan ibu tidak bisa menyimak Pak." imbuh Dino.

Usulan anak-anak semakin beraneka ragam. Pak Abdurrahman mendengar setiap usulan yang diberikan kepadanya.

"Baiklah, Bapak akan coba membagi waktu. Semoga bapak bisa mewujudkan keinginan kalian. Sekarang waktunya setor hafalan kan? Ayo siapa yang sudah siap silakan ke depan!"

Lantunan ayat-ayat suci dari bibir anak-anak di dalam musholla Al Abror semakin menambah keberkahan musholla kecil nan sederhana. Adzan Isya' pun segera memanggil warga sekitar musholla untuk kembali berjamaah.