Silvi Anhar

Guru Geografi di MAN 13 Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pagar yang hilang #tantangan hari ke-3 #tantangan Gurusiana

Pagar rumahku sebenarnya biasa saja tidak terlalu spesial. Pagar besi biasa, tidak pakai bentuk macam-macam hanya lurus-lurus saja. Cat pagar pun hanya warna putih yang bagian bawahnya berwarna orange kecoklatan. Itupun warnanya sudah mulai pudar.

Dulu ketika papa masih ada, pagar rumah kami selalu memggunakan pagar kayu. Tiap mulai lapuk, papa segera mengganti dengan pagar baru. Lagi- lagi pagar kayu. Sampai-sampai tetangga bilang ke papa untuk mengganti jadi pagar besi. Tapi papa hanya tersenyum. Rupanya, mama pun ikut menanyakan, kenapa tidak memgganti jadi pagar besi saja supaya tidak setiap saat mengganti pagar. Kan biayanya bisa dialihkan untuk yang lain. Namun jawaban papa membuat mama ikut setuju akhirnya. Papaku mengatakan bahwa ada rejeki orang lain di pagar tersebut. Itulah alasan papaku kenapa tidak mau mengganti jadi pagar besi.

Ketika papa wafat, mamapun akhirnya mengganti pagar kayu menjadi pagar besi. Karena mama harus berhemat dalam pengeluaran. Sebab mama hanya ibu rumaj tangga, dan kami anak-anak mama masih kuliah semua. Maaf kan kami ya pa.. tidak bisa melanjutkan niat mulia papa.

Begitulah selanjutnya, pagar rumahku tidak pernah diganti sudah hampir 20 tahun. Paling hanya memberi cat ulang pada pagar teraebut supaya tidak karatan.

Namun pada suatu pagi yang dingin, dan mendung yang disertai hujan yang sangat lebat, serta bertepatan diawal tahun baru 2020, pagar rumahku hilang.

Sejak sore, di penghujung tahun 2019 hujan sudah terus menyapa wilayah rumahku. Sesekali berhenti. Tapi kemudian hujan melanjutkan kembali tugasnya menyirami bumi yang beberapa waktu lalu kering kerontang.

Tepat pukul 00.00,yang memasuki tahun naru 2020, biasanya langit dipenuhi suara bising petasan, kali ini hanya sekali dua kali bunyi petasan terdengar dikejauhan. Yang makin terdengar malah suara hujan yang semakin deras. Dan tak lama banjirpun datang menyapa rumah ku hingga masuk kedalam. Akupun sibuk mengingatkan suami untukdan anakku untuk menyelamatkan barang-barang yang bisa sempat diselamatkan. Karena air begitu cepat masuk kedalam rumah.

Karena sudah larut malam, kamipun tidur dilantai atas. Karena lantai dibawah sudah dipenuhi air sampai ketinggian 50cm. Diluar hujan masih terus berlangsung. Dan aku hanya bisa berdoa semoga air tidak semakin naik lagi karena pompa air dekat rumahku sudah menyala sejak pukul 22.00.

Tepat pukul 03.30 aku terbangun dari tidur karena mendengar suara benda yang jatuh. Tapi kenapa gelap sekali. Cepat-cepat kunyalakan lampu hpku lalu aku keluar dari kamar. Karena aku kira hanya rumahku yang mati listrik. Rupanya semuanya mati. Dengan reflek akupun melihat kebawah tangga. Aku sangat kaget luar biasa, air hanya tinggal 7 tangga lagi sampai ke lantai 2. Saat itu aku hanya bisa pasrah sedih membayangkan semua benda-benda yang sudah diletakkan ditempat yang tinggi, semua sudah terendam air. Kulkas, Kompor, magic com, beras, tivi, motor, buku,-buku sekolah anak-anak, pakaian anak-anak, kasur dan masih banyak lagi.

Aku mencoba menghibur diri, bersyukur kami masih selamat bisa tidir dilantai 2. Dan mencoba menenangkan diri dengan mengambil wudhu dan sholat. Suasana begitu dingin, sepi, gelap dan hanya suara air hujan yang terdengar. Aku hanya bisa pasrah pada Allah. Semua kuserahkan padaNya.

Menjelang pagi, pukul 06.00 akupun membuka jendela kamar yang menghadap ke jalan. Saat ku buka jendela ada pemandangan yang membuat diriku berpikir. Kok ada sesuatu yang aneh. Apa ya? Aku mencoba menatap kearah jalan. Ya Allah pagarku hilang! Loh kemana pagar rumahku? Ya Allah.. rupanya air sudah menenggelamkan pagar rumahku. Masya Allah begitu tingginua air banjir yang melanda wilayah tempatku tinggal. Lapangan parkir mobil yang ada didepan rumahku, yang sudaj ditinggikan hampir 1.5 meter pun ikut tergenang banjir hingga setinggi ban mobil yang banyak terparkir.

Itulah banjir yang terbesar yang melanda wilayah rumahku. Banjir besar terakhir terjadi tahun 2007. Itupun pagar rumahku masih tampak beberapa cm. Tapi awal ahunt 2020 ini pagar rumahku hilang tak tampak sedikitpun...

Jakarta, 28012020

Memori awal tahun 2020, memgenang banjir besar setelah lebih dari 10tahun tidak pernah hadir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post