Ini adalah hari pertama saya mengikuti tantangan 30 hari menulis di blog gurusiana.

Awalnya ragu. Apakah bisa menulis? dan bisa konsisten menulis sampai 30.hari ? Karena ragu, akhirnya malas dan tidak jadi menulis.

Tapi setiap melihat facebook, melihat teman-teman yang begitu aktif menulis, membuat diri ini terpacu untuk mencoba menulis.

Bismillah.. semoga saya bisa konsisten setiap hari bisa menulis.

Kisah sebuah es krim

Siang ini anak saya yang berumur 4.5 tahun minta uang untuk beli es krim. Padahal baru semalam kami membeli es krim. Saya mencoba memberikan pengertian pada abey untuk tidak setiap saat harus membeli es krim.

Berbicara tentang es krim, selalu mengingatkan saya akan cerita masa lalu. Ketika saya SMP tahun 90an, saya minta dibelikan es krim sama papa saya. Saat itu tentu es krim hanya ada di swalayan atau toko besar, tidak seperti sekarang disetiap toko ada yang menjual es krim.

Bukannya dibelikan es krim, tapi papa saya malah mengajak saya untuk mampir ke rumah temannya, yang saat itu teman paoa saya sedang menjadi tahanan politik. Sehingga dirumahnya hanya istri teman papa dan anak-anaknya. Setelah bersilahturahmi dengan keluarga teman papa, kamipun pamit. Dan diperjalanan pulang papapun bilang ke saya, coba kamu perhatikan tadi Ana, untuk makan saja mereka hanya pakai tempe saja, apalagi mau beli es krim atau cemilan. Deg, hati saya tiba-tiba merasa bersalah. Saya diam saja saat papa berkata demikian.

Lalu papa saya bertanya ke saya jadi beli es krimnya? Kalau jadi kita mampir si suatu swalayan. Saya hanya bisa.menggelengkan kepala. Masih terbayang wajah Ana, anak teman papa saya, walau hanya makan dengan tempe tapi selalu ceria.

Begitulah cara papa saya mendidik saya. Tidak pernah ada kata larang untuk sesuatu yang menurut beliau tidak baik untuk saya.

Semoga apa yang diajarkan papa ke saya, bisa saya praktekkan ke anak-anak saya.