Suara Hati Serma (Part 2)
#Tantangan Menulis Hari ke 16
Dari kejauhan tak henti kumenatap dirimu. Entah perasaan apa ini. Seperti ada yang berbeda. Waktu itu aku belum menyadarinya. Hanya menganggap sebatas teman yang terasa seperti keluarga. Sesekali aku merasa dia diam-diam menatapku.
Dari kejauhan aku berusaha menawarinya snack makanan dengan bahasa isyarat dengan mengangakat kardus makanan yang kubawa.
"Ini mau?," ucapanku tanpa ada suara hanya dengan memberi isyarat dengan membuka mulutku.
Dia menatapku dan memberi isyarat dengan menggelengkan kepalanya.
Tak kusangka waktu itu ada rasa yang tiba-tiba datang tanpa aku sadari.
Selesai acara, aku menunggu di ruang ganti teman-temanku. Kumelihatnya berjalan menuju kearahku dan mengulurkan tangannya padaku sembari mengucapkan selamat. Entah kenapa saat itu aku tersipu malu dan hanya menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa. Rasanya ada yang bergetar dalam jantung ini. Dan masih tidak tahu rasa apakah ini.
Selesai acara kami semua satu kelompok pergi ke pantai. Pada waktu itu kita tidak satu mobil. Aku memutuskan untuk beristirahat dan mampir ke musholla. Selesai aku menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim, handphoneku berdering. Tak disangka ada panggilan darinya.
S : "Halo, ya ada apa?"
P : "Kamu dimana, ini aku sama temen-temen ditepi pantai pada main pasir"
S : "Aku di musholla."
P : "Aku tunggu kamu disini ya!"
S : "ya."
Setelah mengangkat telpon, aku segera memakai sepatu yang berserakan bersama sepatu yang lain. Baru memakai satu sepatu, tiba-tiba turun hujat lebat. Kuputuskan untuk berdiam dan menunggu hujan reda. Sayangnya, hujan tak juga reda dan waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Teman-teman yang satu mobil denganku mengajak untuk pulang karena sudah sore.
Aku memutuskan untuk pulang dulu dan mengirim pesan padanya untuk tidak menungguku.
Aku mengira tak sampai begini. Malam setelah kegiatan hari itu, dia menghubungiku. Kami saling mengirim pesan lewat sosial media kami. Awalnya kami hanya membahas tugas kuliah tadi siang, karena telah sukses dan berjalan lancar.
Kuberanikan diri untuk bertanya padanya.
S :"Aku boleh tanya? Maaf jika pertanyaanku salah. Apakah tadi siang saat pementasan berlangsung, kamu tersenyum ke arahku?"
P :"Iya. Tadi aku juga gugup saat berjabat tangan denganmu."
Membaca pesan darinya, aku tersenyum sendiri di kamar. Betapa bahagianya dia juga diam-diam ada rasa denganku. Walau pada waktu itu aku belum tahu sebenarnya perasaan apa itu. Dan aku tidak menyangka sekarang sudah sampai sejauh ini. Sudah ada cita-cita untuk bersama.
Begitulah suara hati yang sedang di ceritakan Serma pada kakaknya dengan sembari menghapus air matanyan Awal mula mereka saling jatuh hati sampai sekarang. Hanya saja sekarang sedang tak harmonis lagi hubungan diantara keduanya. Sekarang sang kekasih lebih sibuk dengan kuliahnya dibanding Serma.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar