Sore tadi, aku mampir ke pom bensin untuk mengisi bensin sepeda motorku. Di depanku tampak seorang laki-laki sekitar usia 40an tahun yang antri menunggu giliran. Begitu sampai gilirannya untuk mengisi bensin, kulihat dia tampak repot sekali. Mulai dari turun dari sepeda motornya, membuka jok motornya, sampai membenarkan tas yang ada dipunggungnya dan tas besar yang terdapat di motornya. Dia berjuang keras ditengah derasnya hujan hanya untuk menyelamatkan paketan barang supaya sampai tepat waktu dan tidak kehujanan. Itu semua kembali lagi sebuah perjuangan untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai seorang ayah untuk anak-anaknya. Aku sadar bahwa masih banyak diluar sana yang bahkan berjuang lebih keras dari hal tersebut.

Melihat hal tersebut, membuatku kembali menangis. Betapa tak bersyukurnya aku. Betapa cengengnya aku. Betapa selama ini aku mengeluh dengan semua keadaanku. Rasa syukurku seakan hilang. Aku hanya menyalahkan diriku. Aku hanya melihat permasalahan saat itu. Tanpa aku berpikir positif bahwa ada suatu rencana indah dibalik permasalahanku.

Sore tadi membuat hatiku terketuk. Tak perlu aku mengeluh dan menyesal dengan semua ini. Aku selalu menganggap aku banyak masalah, aku banyak tugas dan tanggungjawab. Padahal diluar sana ada yang lebih berjuang keras dibanding denganku. Aku yang selalu melihat keatas tanpa menengkok ke bawah. Aku yang tak bersyukur atas semua yang Tuhan berikan padaku.

Banyak hal yang kurenungkan hari ini. Setiap hari adalah proses pendewasaan diri. Maka setiap hari aku pun harus bersyukur untuk itu.

#sore tadi hujan lebat, tak sempat aku memoto bapak petugas pengirim paket itu.