Shanti Ardhini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Senja Kinanti 9

Senja Kinanti 9

#tantangan_365_hari_ketigaratusempatpuluh_18022021

 

“Banyak revisian,Non?” Vera melirik sahabatnya yang sedang menatap layar monitor berukuran 14 inci, sambil sesekali melihat lembaran kertas di sebelah kirinya. Kertas dengan ketikan rapi itu tampak ada coretan-coretan berwarna merah, sepertinya hasil konsultasi tadi pagi.

“Nggak juga sih, hanya beberapa typo aja,”sahut Kinan tanpa menoleh kearah Vera yang juga sedang mencoret-coret kertas.

“Hebat kamu, bisa cepet selesai skripsimu,”

“Mudah-mudahan, Alhamdulillah, aku dapat dosen pembimbing yang baik, kamu sendiri ? apa kabar dengan proposalmu?” Kinan memutar tubuhnya berhadapan dengan sahabatnya, setelah merampungkan ketikannya.

“Entahlah, kemarin aku ke ruang dosen, lihat proposalku belum diapa-apain,” tampak gurat kekecewaan di wajah Vera.

“Sabar Ver, mungkin banyak proposal yang masuk ke dosenmu, sehingga belum sempat lihat proposalmu,”

“Semoga aja, eh Nan! Kamu udah selesai? Kok kamu matikan laptopmu?” tanya Vera setelah melihat layar monitor  dihadapan gadis berambut lurus  sebahu, berubah gelap.

“Alhamdulillah sudah, ngeprint besok aja, udah ngantuk,” Kinan merapikan kertas-kertas yang berserakan di meja belajar dan menutup latopnya, tak lupa mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu redup. Kemudian menuju tempat tidur, dimana Vera juga sudah merebahkan tubuhnya, bersiap untuk tidur. Ditariknya selimut lembut, untuk menutupi tubuhnya. Belum juga matanya terpejam, tiba-tiba terdengar notifikasi dari ponselnya. Kinan bergeming, menatap ponselnya yang berada diatas meja, bermaksud mengabaikannya. Dipejamkannya kembali matanya. Sesaat kemudian kembali notifikasi ponselnya berbunyi lagi. Rasa penasaran membuatnya kembali membuka matanya, kemudian bangkit dari tempat tidurnya, mengambil ponselnya. Senyumnya merekah ketika melihat siapa yang mengirimkan pesan malam-malam begini.

[Hitam manis, udah tidur belum ?]

[aku udah nggak hitam! Hhh!] sembari tersenyum , Rafa benar-benar nggak berubah, masih tetep jahil aja. Meski dulu dia nggak pernah menjahili Kinan. Seandainya saja sikap Rafa seperti ini ketika SMA dulu, alangkah bahagianya aku,” batin Kinan geli.

[Ciee! Marah nih! iya deh, sekarang hitamnya ilang, tinggal manisnya aja] tiba-tiba dada Kinan berdebar hebat. Ingin rasanya berteriak, kalau saat ini dia benar-benar bahagia. Tanpa sadar, Kinan tertawa, hingga Vera yang baru saja terlelap tiba-tiba membuka matanya.

“Kamu ngapain sih? malem-malem ketawa sendirian,” Vera memicingkan matanya.

“Sorry, ganggu tidurmu, ini lagi baca pesan,”

“Dari siapa? Kok girang banget?” tanya Vera sembari duduk menatap sahabatnya dengan penuh sedlidik.

“Hmm, dari Rafa,”Kinan tersenyum manis.

“Pantesan, bahagia banget, yo wis, sana dilanjut! Aku bobok manis dulu ya,” Vera kemudian tenggelam dalam balutan selimutnya. Kinan tersenyum, kemudian dibukanya lagi aplikasi hijau diponselnya, yang tadi sempat ditutup.

[Hmm, nggak usah ngegombal! Ngapain malem-malem ganggu orang tidur?]

[kamu udah tidur ya? sorry kalau ganggu, ya udah tak tutup aja, silakan lanjut tidurmu]

[eits! enak aja! udah bangunin orang! Enak aja nggak bertanggung jawah, malah main ngilang aja!]

[jadi mau nih? ngobrol malem-malem?] Rafa terkekeh membayangkan Kinan yang sedang kesal dengan gurauannya.

[udah terlanjur melek, jadi terpaksa!]

[jadi terpaksa nih?]

[Kamu tuh mau ngobrol, apa ganggu orang tidur sih] Kinan mendengus kesal.

[ iya nona manis, aku pingin ngajak kamu ketemuan] sontak mata Kinan membulat, seakan tak percaya dengan ajakan laki-laki yang sangat dikaguminya sejak dulu. Hatinya serasa berbunga-bunga. Sejenak dia abai akan janjinya untuk tak memikirkan sosok tampan itu.

[kapan?]

[kapan lagi kalau nggak sabtu, aku kan sempatnya hari itu]

[dimana?]

[ntar aku jemput di kos, kamu kuliah sampai jam berapa?]

[kalau sabtu aku kuliah cuma satu mata kuliah aja, selesai jam sepuluh]

[ aku jemput di kampus aja ya?]

[oke deh! wis ya, aku mau bobok manis, mataku udah burem nih!]

[oke!, met bobok yaa] Kinan tersenyum, kemudian menutup ponselnya dan meletakannya lagi diatas meja belajarnya. Kemudian beranjak menuju tempat tidurnya. Htainya masih diliputi rasa bahagia yang membuncah. Matanya tak segera terpejam. Senyum kembali menghiasi wajah manisnya. Bayangan sosok tampan itu kembali memenuhi benaknya.

*SA*

Bersambung

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post